5 Kasus Pembunuhan Berantai Paling Sadis di Dunia, Ada yang Nyamar Jadi Badut

5 Kasus Pembunuhan Berantai Paling Sadis di Dunia, Ada yang Nyamar Jadi Badut Ilustrasi badut (Pexels)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon cs terhadap salah satu keluarga di Bekasi menyita perhatian publik belakangan ini. Namun sebelumnya, kasus serupa juga pernah terjadi selain di Indonesia. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 5 paling sadis di dunia.

1. , Jr.

Baca Juga: Usai Ditangkapnya 3 Hakim yang Bebaskan Ronald Tannur, PN Surabaya Dipenuhi Karangan Bunga

Pria kelahiran Chicago 17 Maret 1942 itu dijuluki sebagai badut pembunuh karena kerap menghadiri pesta ulang tahun anak-anak dan acara amal.

Ia menyamar sebagai “Si Badut Pogo” agar lebih mudah mendekati para calon korban. Diketahui pekerjaan utama John Wayne adalah wakil presiden divisi Springfield Jaycee.

Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dengan ayahnya yang bernama , Sr dan Ibunya Marion Elaine.

Baca Juga: Jadi Buronan Kasus Pembunuhan, Salah Satu Kader PPP Bangkalan Didepak Dari Bacaleg

Gacy sendiri sering mendapat perlakuan kasar oleh ayahnya dengan menggunakan sabuk kulit untuk masalah-masalah yang ia perbuat. Pada usia 11 tahun, ia dipukul di dahi dengan kursi lipat hingga menimbulkan gumpalan darah di otaknya.

Ia dihukum karena memperkosa, menyiksa, dan membunuh 33 remaja laki-laki sepanjang tahun 1972-1978 . Pada tanggal 10 Mei 1994, Gacy mendapatkan hukuman mati di Stateville Correctional Center, Illinois, dengan cara suntik mati.

2.

Baca Juga: 4 Kasus Pembunuhan Tak Terpecahkan yang Paling Populer Sepanjang Sejarah

merupakan pembunuh berantai asal Amerika Serikat. Selain menewaskan 17 anak laki-laki, pria yang dikenal sebagai Kanibal dari Milwaukee itu tega memperkosa dan memutilasi anggota tubuh korbannya.

Sebelum melakukan aksi kejamnya, pria kelahiran 1960 itu menawarkan para korban untuk singgah di rumahnya.

Selama persidangan, tersangka yang bernama lengkap Jeffrey Lionel Dahmer mengaku telah melancarkan berbagai aksi kejamnya termasuk mengebor lubang di kepala korban. Ia kemudian tewas pada tahun 1994 karena dipukuli hingga tewas oleh narapidana lainnya.

Baca Juga: Sopir Bunuh Majikan Bos Spring Bed di Nganjuk Divonis 15 Tahun Penjara

3.

merupakan seorang pembunuh berantai yang berasal dari Rusia. Pria kelahiran 16 Oktober 1936 itu diketahui telah melakukan penyiksaan disertai pembunuhan terhadap lebih dari 50 wanita muda dan anak-anak.

Lena Zakotnova, anak perempuan berusia 9 tahun menjadi korban kekejaman pertama yang dilakukan Chikatilo. Sebelum dibunuh, Chikatilo juga menyiksa Lena dengan cara yang sadis.

Baca Juga: Kisah Suwarno, 14 Kali Masuk Penjara dan Remisi Bebas dari Lapas Tuban

“Penjagal Rostov” sebutan Chikatilo mengaku membunuh para korban untuk memuaskan hasrat seksualnya. Ia mengatakan bahwa hanya bisa mencapai orgasme dengan menusuk wanita. Pada tahun 1994, dijatuhi hukuman mati dengan cara ditembak setelah melakukan 56 pembunuhan brutal.

4.

Pria kelahiran Amerika Serikat 29 Februari 1960 adalah seorang pembunuh berantai yang dijuluki “Night Stalker”. Aksinya yang meneror lingkungan perumahaan di seluruh Los Angeles menewaskan sedikitnya 14 orang.

Baca Juga: Bekuk Pembunuh Wanita di Hutan dalam 6 Jam, Satreskrim Polres Pasuruan Diapresiasi Tomas

Ricardo "Richard" Leyva Muñoz Ramirez melakukan aksi sadisnya dengan memasuki rumah-rumah korban secara paksa dan membunuh mereka secara kejam.

Akhir persidangan, ia dijatuhi hukuman mati pada 1989 dan menghabiskan sisa hari-harinya di Penjara San Quentin California.

Pada 7 Juni 2013 atau pada usia 53 tahun, tewas karena kanker kelenjar getah bening sebelum dieksekusi.

5.

Pembunuh berantai selanjutnya yang paling kejam di dunia ialah . Harold yang lahir pada 14 Januari 1946 di Nottingham, Inggris merupakan seorang dokter.

Pria yang dijuluki Dr. Death and the Anggel of Death diketahui telah terbukti membunuh 15 pasien. Bahkan dari rekam jejak yang ia perbuat, diyakini Harold terlibat 250 kasus pembunuhan.

Aksi brutalnya ini diketahui ketika ia dicurigai terlibat dalam kasus-kasus pembunuhan terhadap pasiennya. Harold yang pernah menerima gelar kedokteran dari Universitas Leeds, mengaku bahwa para korban meninggal saat keadaan tidur.

Padahal, menurut penyelidikan yang dilakukan aparat setempat, kebanyakan dari mereka justru meninggal pada siang hari.

Tak hanya itu, Shipman juga diketahui meminta sejumlah besar sertifikat kremasi. Pada tahun 2000, Harold divonis penjara seumur hidup, tanpa jaminan bebas. Diduga depresi, ia meninggal dengan cara gantung diri di selnya pada 2004.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO