JEMBER, BANGSAONLINE.com - Sekretaris PHRI Jember, Dwi Taufik, memaparkan hasil monitoring okupansi hotel berbintang di Kota Suwar-Suwir saat libur akhir tahun 2022. Alhasil, terdapat angka sekitar 50 persen.
"Tetapi isu yang kami terima, perbedaan dari sebelum pandemi dan sekarang, bisa dikatakan pascapandemi, masih belum 100 persen normal, khususnya harga," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (2/2/2023).
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
Terkait harga, kata Dwi, tentu berkaitan dengan jumah permintaan dan daya beli para pelanggan. Pada momen tertentu, harga produk yang ditawarkan harusnya dapat dinaikkan karena mengikuti permintaan yang meningkat.
"Sebelum-sebelumnya kalau ada liburan, baik itu lebaran atau natal dan tahun baru, hotel, restoran, itu bisa menjual harga 2 sampai 3 kali lipat. Tetapi saat kami mencoba untuk mengembalikan harga atau menaikkan harga di libur lebaran, natal, bahkan tahun baru, ini malah tidak ada yang membeli," paparnya.
Oleh karena itu, PHRI Jember menilai bahwa hal tersebut menjadi faktor penjualan tidak maksimal. Para pengusaha hotel dan restoran di Kota Suwar-Suwir tak menyangka jika para pelanggan belum memiliki daya beli yang tinggi seperti di masa sebelum pandemi Covid-19.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
"Akhirnya, di injury time, kita harus mengembalikan harga menjadi normal atau bahkan memberikan potongan harga. Makanya di libur natal, tahun baru (tutup tahun), okupansi tidak mencapai 100 persen," pungkasnya. (yud/bil/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News