"Stunting ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh dinas kesehatan, P3AKB juga harus ikut, Puskesmas juga ikut, rumah sakit juga perlu ikut serta PPKBD maupun Sub PPKBD juga harus terlibat," kata Gus Muhdlor.
Ia menyebut, tidak ada penurunan kasus stunting di Sidoarjo sejak dua tahun ini dan terjadi peningkatan saat itu pula. Dengan demikian, bupati eminta seluruh instansi yang ada untuk bersinergi dan optimis untuk dapat merubahnya.
"Kenaikan hampir 2 persen ini harus bisa kita selesaikan, kalau masalah kurang koordinasi, kurang komunikasi, kurang sinergitas harus dapat kita hindari," pinta alumnus Fisip Unair ini.
Gus Muhdlor mengatakan banyak faktor yang berpengaruh pada meningkatnya angka stunting. Tidak hanya masalah gizi saja. Namun juga masalah perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karenanya edukasi terkait perlu disampaikan kepada masyarakat. Semisal edukasi untuk menggunakan air bersih bagi keperluan rumah tangga.
"Semisal minum air yang di dalamnya terdapat kandungan Fe (kadar besi) yang cukup tinggi, sehingga ketika ibu hamil meminum air ini maka akan sangat berpengaruh terhadap janinnya," bebernya.
Saat peringatan HGN ke-63 juga diisi dengan workshop protein hewani cegah stunting. Selain itu juga dimeriahkan lomba story telling konsumsi protein hewani, lomba flasmob gerakan gizi seimbang, lomba mewarnai isi piringku yang diikuti oleh siswa Taman Kanak-Kanak (TK). (adv/sta/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News