Kiai Achmad Siddiq, Tokoh Pemadu Islam dan Pancasila (3)

Kiai Achmad Siddiq, Tokoh Pemadu Islam dan Pancasila (3)

Penerimaan NU terhadap Pancasila sebagai dasar negara telah mengubah secara mendasar kehidupan politik di Indonesia. Islam politik langsung mencair dan tidak ada garis pemisah yang tegas di dalam kepartaian di Indonesia. Warga NU kini bisa masuk kedalam partai apa saja. Memang masih ada perbedaan penafsiran terhadap sejumlah masalah didalam penyusunan UU, seperti UU Pornografi, masalah nikah beda agama.

Kalau kita belum mampu memadukan Islam dengan Pancasila saat ini, sulit membayangkan bagaimana tegangnya kehidupan kita. Bukan tidak mungkin kita akan mengalami konflik seperti yang terjadi di Timur Tengah. Jadi kita perlu memahami besarnya jasa Kyai Achmad Siddiq terhadap bangsa dan negara Indonesia.

Perlu juga kita kemukakan bahwa karya akbar Kiai Achmad Siddiq ini tidak banyak diketahui oleh rakyat Indonesia. Bahkan dosen dan mahasiswa jurusan politik sebuah universitas tidak tahu nama beliau. Kyai Achmad Siddiq telah terlupakan, kecuali di dalam masyarakat NU.

Selain itu, melalui karya beliau Khittah Nahdliyyah Kiai Achmad Siddiq menegaskan kembali sikap moderat (wasatiyah) yang menjadi ciri, karakter dan prinsip NU. Beliau menganjurkan sikap tawassuth, i'tidal, tawaazun, tatsamuh. Beliau juga yang memperkenalkan istilah ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariyah. Sikap NU itu kini menjadi acuan banyak pihak termasuk di LN. Itu tidak terlepas dari pemikiran Kiai Achmad Siddiq.

Melihat begitu besar jasa beliau, adalah suatu kewajaran bila Pemerintah RI dan bangsa Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Kyai Achmad Siddiq. Kalau kita tidak melakukannya kita bukanlah bangsa yang besar yang tahu menghargai pahlawannya. Memang beliau tidak berpikir atau mengharap pemberian gelar itu. Kita lah yang harus menyadari kepahlawanan beliau. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO