KOTA MALANG, BANGSAONLINE.com - SMPN 10 Malang telah menerapkan Kurikulum Merdeka bagi siswa kelas 7. Sedangkan untuk pelajar kelas 8 dan 9 masih memakai Kurikulum 2013.
Hal tersebut diungkapkan oleh Humas SMPN 10 Malang, Rakhmawati. Ia mengatakan bahwa struktur pelaksanaan Kurikulum Merdeka mencakup 3 landasan utama, yakni Berbasis Kompetensi, Pembelajaran yang Fleksibel, dan Karakter Pancasila.
Baca Juga: Kejari Kota Batu Tahan 5 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi KUR Fiktif BRI
"Dengan 2 capaian pembelajaran yang harus dilaksanakan meliputi 2 kegiatan, yakni pembelajaran intrakurikuler, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)," ujarnya saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Minggu (26/2/2023).
"Saat ini, siswa kelas 7 dan 8 sedang melakukan P5 dengan mengambil tema Gaya Hidup Berkelanjutan. Untuk kelas 7 sebagai bagian dari pembelajaran yang harus dilaksanakan, dan untuk kelas 8 sebagai ajang sosialisasi dengan produk kegiatan seperti mural, video, dan roll banner," paparnya menambahkan.
Baca Juga: Kisah Mistis Gunung Kawi, Mitos atau Fakta? (2)
Ketua Panitia P5, Dian Febrianti, membagi kelas dalam 10 kategori yang menjadi ikon sekolah dan inovasi yang sudah dilakukan, seperti Jarik Ma’ Siti, Segar Kagemi, Sekolah Ramah Anak, Sekolah Siaga Kependudukan, 8 Gol UKS, Sintak Sdasa Manjur, Ikon Kota Malang, Walet Mas, Literasi, Adiwiyata
Sementara itu, Kepala SMPN 10 Malang, Hasbullah, menganggap mural menjadi kegiatan yang menelan biaya banyak. Untuk itu, pihak sekolah melalui Humas telah menjalin kerja sama dengan komite sekolah dan para orang tua untuk bergotong royong guna terlaksananya agenda ini.
"Sekolah juga menjalin kerja sama dengan Jurusan Seni Rupa Universitas Brawijaya, sehingga siswa bekerja terbimbing," tuturnya.
Baca Juga: Pasutri Asal Malang Raup Rp35 Juta dari Live Streaming Adegan Ranjang, Kini Diamankan Polisi
Dari pelaksanaan P5 yang dilaksanakan mulai 20-24 Februari 2023 dengan tahapan pelaksanaan persiapan lokasi, sosialisasi tema, pembuatan sketsa dan mewarna, membuat sketsa pada tembok dan selanjutnya mewarnai. Hasbullah berharap sekolah yang dikenal berbudaya lingkungan tetap eksis dan mendunia.
"Banyak ide-ide cemerlang dan kemampuan melukis siswa yang kemudian terekspose, inilah yang disebut dengan pembelajaran berbasis lingkungan belajar siswa. Apa yang dilihat siswa telah memunculkan ide kreatif yang tertuang dalam bentuk mural, roll banner, dan video," pungkasnya. (dad/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News