MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Struktur diduga kuat salurai air atau kanal zaman Kerajaan Majapahit di Dusun Nglinguk, Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mulai diteliti, Senin (1/6) kemarin. Penelitian ini melibatkan tiga arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan dibantu lima orang juru gali dan juru gambar. Selain meneliti struktur batu bata diduga kanal tersebut, tim juga menggali lokasi tertentu yang diduga bagian atau sambungan dari kanal yang sudah ditemukan sebelumnya.
“Temuan ini sangat menarik karena bentuk dan polanya berbeda dengan saluran air yang pernah ditemukan sebelumnya,” kata Kepala BPCB Trowulan Aris Soviyani di lokasi penggalian. Aris mengatakan penelitian dan penggalian ini merupakan tindak lanjut atas penemuan struktur bangunan batu bata berupa kanal yang ditemukan pekerja pembuatan batu bata.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Hadiri Puncak Mojo Batik Festival 2023, Ada Tari Kolosal hingga Fashion Show
Struktur batu bata yang ditemukan di ladang yang digali untuk pembuatan batu bata itu berupa dinding kanal yang berbelok. Dinding kanal itu antara lain dua dinding mengarah ke utara-selatan sepanjang 3,57 meter dan 2,7 meter serta dinding mengarah ke barat daya sepanjang 1,4 meter. Kedalaman atau tinggi dinding kanal ini sekitar 45 centimeter.
Ada dua kegiatan utama yang dilakukan tim. Pertama, tim membuat rekonstruksi struktur batu bata diduga kanal yang sudah ditemukan. “Struktur batu bata yang diduga kanal ini diukur lalu dibuat petanya untuk memprediksi struktur utuh bangunannya dan mengarah kemana,” kata salah satu anggota tim, Pahadi.
Selain merekonstruksi struktur batu bata yang diduga kanal tadi, tim juga melakukan penggalian di dua lokasi, tepatnya di kebun tebu arah barat dari struktur batu bata yang sudah ditemukan. “Sebab diperkirakan saluran kanal ini ada yang mengarah ke barat dan utara,” kata ketua tim yang juga arkeolog BPCB Trowulan, Nugroho Harjolukito.
Baca Juga: Keniscayaan Deklarasi Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Selamat Tinggal Cebong dan Kampret
Nugroho mengatakan penelitian dan penggalian ini untuk melihat secara lebih luas lagi struktur purbakala khususnya bangunan kanal yang masih terpendam atau tersambung dengan struktur yang sudah ditemukan.
“Setelah digali nanti bisa diketahui kanal ini mengarah kemana saja, sekarang masih sulit diprediksi karena kami belum tahu apakah ada belokan lagi di lokasi lain atau bagaimana,” katanya. (ris)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News