SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Calon petahana Bupati Sidoarjo H Saiful Ilah atau akrab disapa Abah Ipul- tampaknya harus bekerja keras untuk memenangi Pilkada Sidoarjo 2015 ini. Sebab, calon bupati (cabup) yang diusung PKB ini, bakal dikeroyok ramai-ramai seiring dengan meleburnya 8 partai politik (parpol) dalam Koalisi Sidoarjo Bersatu (KSB).
Rabu (3/6), KSB resmi dideklarasikan di RM Handajani yang terletak di Jalan Raya Taman Pinang Indah, Sidoarjo. Delapan parpol yang tergabung KSB yakni PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Baca Juga: Sambut Pilbup 2020, NasDem Sidoarjo Gelar Konsolidasi Internal
Dari parpol pemilik kursi di DPRD Sidoarjo, hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang tidak ikut bergabung.
Dari delapan parpol tersebut, hanya perwakilan Partai Demokrat yang tidak ikut dalam deklarasi. Ketua DPC Partai Demokrat Sidoarjo H Sarto tengah ada keperluan di Jakarta. Sekretarisnya, Dwi Tjahjono Putro juga berhalangan hadir lantaran tengah ujian S2 di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
"Tapi pada intinya Partai Demokrat sudah sepakat masuk dalam koalisi," jelas Ketua DPC PDI Perjuangan Sidoarjo Tito Pradopo sekaligus pemrakarsa KSB.
Baca Juga: KPU Tetapkan Abah Saiful-Cak Nur sebagai Bupati dan Wabup Sidoarjo Terpilih
Namun dari tujuh parpol lainnya, hanya lima parpol yang dihadiri para ketuanya. Yaitu, PDI perjuangan yang dihadiri Tito Pradopo, PAN dihadiri H Imam Sugiri, Partai Golkar dihadiri Warih Andono, Partai Nasdem dihadiri Abdul Najib Martak dan PBB dihadiri Munawir Anshory. Sedangkan Partai Gerindra dan PPP hanya dihadiri para sekretarisnya.
Kata Tito Pradopo, dibentuknya koalisi itu dalam rangka mencari pemimpin terbaik di Sidoarjo. Ia berharap delapan parpol yang tergabung di dalamnya tetap berkomitmen hingga tujuan koalisi berakhir sukses. "Kami hanya ingin Sidoarjo lebih baik dari sekarang," ujarnya.
Ia mengatakan, terbentuknya KSB adalah terobosan yang sangat signifikan. Pasalnya, partai-partai yang bergabung umumnya diisi para tokoh yang berkarakter kuat. Tapi hanya dengan empat kali pertemuan, para tokoh itu akhirnya bisa disatukan. "Kami ternyata sudah satu visi," tukasnya.
Baca Juga: PPK, PPS dan TPS dengan Kehadiran Pemilih Tertinggi di Pilkada Sidoarjo Dihadiahi Kambing
Sedangkan Ketua DPD PAN Sidoarjo, H Imam Sugiri, pihaknya menyambut baik terbentuknya KSB. Hal itu juga menunjukkan bahwa parpol-parpol di Sidoarjo tidak tercerai berai, khususnya dalam menghadapi Pilkada Sidoarjo mendatang.
"Kami, delapan parpol yang tergabung dalam KSB ingin ikut menorehkan sejarah dalam upaya mewujudkan kehidupan bangsa yang lebih baik, khususnya kehidupan masyarakat Sidoarjo," jelasnya.
Kata Imam Sugiri, kepemimpinan di Sidoarjo selama ini sebenarnya sudah cukup baik. Namun hal itu belum bisa dinilai berhasil, mengingat Kabupaten Sidoarjo adalah daerah penyangga (buffer) Kota Metropolis Surabaya. Menurutnya, pembangunan di Sidoarjo harus lebih dipercepat agar tidak tertinggal terlalu jauh dengan ibukota Jawa Timur tersebut.
Baca Juga: Diwarnai Buka Kotak Suara, Rekapitulasi Pilkada Sidoarjo Lancar
Usai terbentuk, KSB segera buka pendaftaran Cabup, di Kantor DPC PDIP Sidoarjo maupun di Kantor DPD Golkar Sidoarjo. Pendaftaran dibuka selama satu pekan.
Terpisah, Ketua Paguyuban Kades se-Sidoarjo H Moch Supriyadi mengapresiasi koalisi tersebut. Supriyadi berharap koalisi tersebut tidak melahirkan cabup-cawabup melalui aklamasi, karena mekanisme aklamasi tak ubahnya lembaga arisan keluarga atau korporasi terselubung yang menguntungkan elit.
“Sudah tidak lagi jamannya menjaring calon ditentukan oleh elit, tetapi haruslah sesuai aspirasi masyarakat,” tandasnya, Senin (3/6).
Baca Juga: Hari ini Gelar Rekapitulasi, KPU Undang Panwascam Se-Sidoarjo
Menurut Supriyadi, siapapun nantinya kandidat yang akan diusung, jika melihat visi koalisi ini, tidak hanya sejalan dengan Paguyuban Kades se-sidoarjo, tetapi sudah sejalan dengan mayoritas masyarakat Sidoarjo yang menginginkan perubahan besar. Hal ini didasari atas hasil temuan pada saat pihaknya sosialisasi dan mendengar langsung keluhan masyarakat termasuk temuan di setiap cangkrukan bersama tokoh masyarakat.
Dorongan perubahan besar di Sidoarjo ini ibarat gunung es,hanya sedikit yang terlihat. Padahal sesungguhnya potensi luar biasa besar keinginan masyarakat ingin segera perbaikan di segala bidang.
“Semoga deklarasi koalisi ini menjadi pemicu terbangunnya kesadaran masyarakat untuk berani mengatakan “sekarang saatnya” perubahan besar itu dengan cara mengganti pemimpin melalui Pemilukada,” tandas Supriyadi. (sta/sho)
Baca Juga: Pilkada Usai, Pak Cip dan Warih Andono Jalin Silaturahmi di Kediaman Abah Ipul
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News