KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Memperingati Hari Kartini tahun 2022, Suara Perempuan Desa (SPD) Kota Batu mengadakan kegiatan dialog perempuan lintas iman dan sedekah takjil perempuan lintas iman di RS Baptis dan RS Hasta Brata Bhayangkara Batu, Sabtu (14/4/23). Sebanyak 750 takjil disedekahkan untuk keluarga yang menunggu pasien di dua RS tersebut.
Selain dalam rangka Hari Kartini, kegiatan sedekah takjil perempuan lintas iman ini digelar dalam rangka HUT ke-15 Suara Perempuan Desa (SPD) Kota Batu.
Baca Juga: Peringati Hari Kartini, Gus Ipul: Peran Perempuan Penting dalam Pembangunan
Kegiatan ini diikuti perempuan dari Sekolah Srikandi Desa (SSD), STT Providensia Adonay, STT Pancasila Cita, Institut Injili Indonesia, Komunitas SSpS Biara St Maria dan Komunitas Syalom Batu, Attasilani dari Padepokan Dhammadipa Arama, Wanita Hindu Kota Batu, dan Wanita Penghayat-Puan Hayati Batu.
"Di Ramadhan yang penuh rahmat ini hendaknya kita isi dengan berbagai kegiatan yang bermakna, termasuk sedekah takjil yang dilakukan perempuan lintas iman ini. Tentunya kegiatan ini dapat merawat dan memperkuat toleransi antar umat beragama," ujar Mianah, Ketua Suara Perempuan Desa (SPD).
Sementara itu, Salma Safitri, Koordinator Sekolah Srikandi Desa (SSD) Kota Batu mengungkapkan, kegiatan bagi takjil ini merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama yang sedang kesusahan, khususnya keluarga pasien di RS Baptis dan RS Hasta Brata Bhayangkara Batu.
Baca Juga: Forkopimda Ngawi Peringati Hari Kartini ke-145
"Di bulan Ramadhan yang penuh rahmat ini, mari kita isi dengan berbagi rahmat pada sesama yang sedang kesusahan, terutama mereka yang menunggu keluarganya yang sakit di RS, meski hanya sekotak takjil," ujarnya.
Dijelaskan, dari kegiatan ini pihaknya ingin menumbuhkan dan memperkuat kecerdasan beragama, terutama pada kelompok perempuan. Kegiatan sedekah takjil dan dialog antar iman akan memperkuat kebudayaan penerimaan terhadap kelompok yang berbeda.
Baca Juga: Peringati Hari Kartini, Petugas Satpas Layani Pemohon SIM Sambil Kenakan Kebaya
"Kita mesti mendidik anak bangsa untuk bangga pada perbedaan, baik itu agama, keyakinan, suku, ras, aliran politik, dan lain-lain. Bukan menggunakannya untuk saling membenci tetapi saling mencintai dalam perbedaan, cinta terhadap sesama makhluk adalah puncak tertinggi atas implementasi keyakinan agama dan kepercayaan," terangnya.
Ditambahkan, salah satu perjuangan Kartini adalah memerdekakan perempuan dari kebodohan. Dia melihat fenomena kebodohan tertentu, dari orang orang yang tidak toleran membenci perbedaan dan menjadikannya sebagai permusuhan dan kekerasan. Termasuk perbedaan agama dan kepercayaan.
"Perempuan adalah pendidik utama dan pertama dalam keluarga. Jika perempuan punya perspektif toleran dan bangga dengan perbedaan, maka mereka akan mendidik keluarganya untuk berpikir dan bertindak toleran," ungkapnya.
Baca Juga: Terima Penghargaan dari Menteri PPPA, Khofifah Ajak Perempuan Jadi Juru Damai
Pihaknya berharap ada penguatan perempuan untuk merayakan perbedaan dan berdialog tentang perbedaan agama agar saling mencintai dalam perbedaan. (asa/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News