TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Minat masyarakat untuk menyekolahkan anak ke SDN di Tulungagung semakin menurun, seiring berkembangnya banyak lembaga pendidikan swasta.
Berdasarkan pantauan BANGSAONLINE.com di Lapangan, lembaga pendidikan swasta ini cenderung diminati oleh keluarga yang berekonomi cukup atau sedang. Fenomena tersebut memunculkan pertanyaan, mengapa sekolah negeri menjadi kurang diminati oleh masyarakat.
Baca Juga: Kurang dari 24 Jam, Polresta Sidoarjo Tangkap Suami yang Bunuh Istri di Krian
Publik menilai, mutu sekolah dapat diukur sejauh mana sekolah tersebut dapat memberikan layanan yang memenuhi ekspektasi. Jika mutu sekolah bagus maka keinginan orang tua dipastikan lebih memilih lembaga pendidikan negeri.
Sayangnya, beberapa sekolah negeri memiliki kecenderungan untuk tidak responsif pada orang tua murid yang dikecewakan, sehingga setiap Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) diadakan, selalu sepi peminat.
Sekretaris Dinas Pendidikan Tulungagung, Syaifudin Juhri, mengaku tidak dapat berbuat banyak dengan keputusan orang tua yang memilih menyekolahkan anak di lembaga pendidikan swasta.
Baca Juga: Warga Tulungagung Meninggal, Diduga Keracunan Nasi Hajatan dari Blitar
"Kita tidak dapat berbuat banyak, masalahnya komplek," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (2/5/2023)
Pihaknya menyebut, sekolah negeri di beberapa tempat mengalami penurunan jumlah murid dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun begitu, guru tetap akan mengajar dengan serius dan maksimal untuk siswa yang ada.
"Sekecil apapun minat dan meskipun muridnya sedikit, guru tetap akan mengajar dengan maksimal dan serius," tandasnya
Baca Juga: Promosikan Judi Online, Selebgram Asal Tulungagung Diamankan Polisi
Menurut dia, karena masalahnya kompleks. Salah satu penyebabnya adalah kekurangan pendidik serta kebijakan pendidikan gratis yang membuat sekolah negeri ketinggalan inovasi dibandingkan dengan lembaga pendidikan swasta dalam hal fasilitas penunjang dan lainnya.
Meskipun setiap sekolah berhak memperoleh bantuan operasional sekolah (BOS) yang diberikan pun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional murid yang semakin berkurang, terutama jika jumlah murid yang sedikit.
"Dana BOS tidak cukup jika di sekolah harus berinovasi menambah ekstrakurikuler, untuk memenuhi kebutuhan operasional murid sangat ngepres apalagi jika jumlahnya sedikit maka BOS yang diperoleh juga sangat minim," urai Juhri
Baca Juga: Diduga Depresi, Seorang Ayah di Tulungagung Tega Bunuh Anak Kandungnya
Ia menambahkan, sekolah negeri di Tulungagung sudah mendorong guru-guru mereka untuk memberikan pelajaran yang optimal bagi murid. Kendati demikian, sekolah swasta dengan sistem berbayar semakin populer karena dapat memberikan pelayanan dan penunjang pembelajaran yang lebih baik berkat partisipasi aktif dari orang tua murid.
Kemudian, lanjut Juhri, guru-guru di sekolah negeri dianggap sudah sangat mumpuni dalam memberikan pembelajaran, tetapi penunjang untuk meningkatkan pemahaman dan membuat murid senang belajar juga dianggap penting.
"Guru-guru di sekolah negeri sudah sangat mumpuni untuk mengajar, namun pembelajaran ini bukan semata menyampaikan materi kurikulum. Namun, penunjang untuk meningkatkan pemahaman dan cara membuat murid senang belajar ini juga penting," paparnya.
Baca Juga: Polres Tulungagung Tangkap Komplotan Pengedar Narkoba
Ia menutur, sekarang lebih fokus pada masa uji coba penerapan kurikulum Merdeka Belajar agar tidak hanya menjadi slogan saja. Pemerintah mencanangkan Kurikulum Merdeka Belajar sebagai program baru, yang akan membentuk karakter siswa agar tidak hanya mengejar nilai tetapi juga kemampuan literasi dan bernalar sehingga perlu dilakukan penyesuaian yang cepat.
"program ini tidak hanya menjadi slogan dan akan diimplementasikan dengan baik di Tulungagung. Sasarannya bukan soal kemampuan siswa, tapi juga akan diuji dalam pembentukan karakter siswa," pungkasnya. (fer/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News