GRESIK, BANGSAONLINE.com - Wakil Ketua DPRD Gresik, Nur Saidah, menjadi pembicara dalam seminar bertajuk 'Perempuan Muda Berkemajuan Menguatkan Peradaban' saat Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-XII Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur, Sabtu (6/5/2023).
Selain dia, pembicara lain yakni anggota KPAI, Dyah Puspitarini, dan Ketua PKK Trenggalek, Novita Hardini. Di hadapan ratusan utusan Nasyiatul Aisyiyah se-Jawa Timur, Nur Saidah memaparkan sejumlah resep menjadi seorang pemimpin dan berorganisasi yang sukses.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Sebelum memberikan beberapa jurus untuk menjadi pemimpin sukses, dia mengungkapkan bahwa tidak banyak kaum perempuan yang berani terjun ke kancah politik, baik di birokrasi (eksekutif) maupun DPRD (legislatif).
"Kemana Nasyiatul Aisyiyah? Nggak ada yang berani terjun jadi birokrat atau DPRD," ucap dia.
Menurut dia, menjadi pemimpin, baik di organisasi Aisyiyah tingkat wilayah, kabupaten/kota hingga ranting merupakan modal.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
"Jadi, nanti sama ketika duduk di pemerintahan daerah. Akan membuat kebijakan-kebijakan yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat," tutur Sekretaris DPC Partai Gerindra Gresik ini.
Dia lantas menontohkan, Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Banyuwangi, atau Trenggalek. Kemarin dapat bantuan apa dari Ibu Bupati atau Pak Bupati. Berani tanya atau tidak.
"Silahkan tanya, Aisyiyah dapat anggaran dari APBD berapa Bu bupati. Itu APBD ada anggran-anggaran untuk organ perempuan. Untuk pemberdayaan organ itu ada. Itu harus disampaikan oleh orang-orang yang punya pengetahuan," tuturnya.
Baca Juga: Khofifah: Muhammadiyah Pilar Kemajuan Bangsa dan Umat
"Kalau tak tahu, bagaimana bisa bersentuhan menerima anggaran dari pemerintahan," imbuh dia.
Untuk itu, pesan dia, Aisyiyah harus menjadikan organ untuk mengasah koneksitas. Jalur.
"Mumpung ketemu Bu Nur untuk memprovokasi. Tanya semua di cabang atau ranting masing-masind dapat apa Aisyiyah dari APBD. Kan tinggal membuat proposal saja untuk diajukan," katanya mengajari.
Baca Juga: Menangkan Pasangan SAE, Ratusan Kader dan Pengurus DPD PAN Sidoarjo Rapatkan Barisan
Dikatakan dia, jika sudah menjadi pimpinan wilayah, daerah hingga ranting, pimpinan itu harus punya integritas. Tindakan, ucapan dan prilakunya harus bisa dijadikan contoh yang dipimpin.
"Jangan sampai organ dianggap kecil, lalu seenaknya sendiri. Prilaku kita pasti dikenang. Dinilai orang," katanya.
"Selama masih punya jabatan di organ, ciptakan image yang baik. Leader yang baik. Integritas yang baik," sambungnya berpesan.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
Jadi pimpinan, kata dia, juga harus bisa menginspirasi anggota lain. Tak boleh diam saja. Sebab, keberadaan organ itu minim bisa bertahan paling tidak, atau menjadi maju
Jangan sampai setelah ada kepemimpinan, anggotanya jadi tak semangat, merotoli (keluar) satu per satu.
"Makanya setelah ada kepemimpinan, harus menjadi lebih baik," pesannya lagi.
Baca Juga: PDIP Larang Kadernya di Legislatif Ikut Kunker Jelang Pilkada, Noto: Sudah Lapor ke Sekwan Gresik
Kemudian, kata dia, pemimpin harus bisa menginspirasi orang agar tertarik berorgan. Untuk itu, pemimpin harus beradaptasi.
"Jadi pemimpin jangan jaim (jaga image). Harus nyapa. Ciptakan egaliter. Grapyak.
"Makanya Bu Nur ini dalam pemilu raihan suaranya 10 ribu. Kalau mecucu ae (bibir monyong). Sombong. Jaim. Egois. Nggak sapa-sapaan ya nggak mungkin ada yang mau pilih. Sampai 3 kali (periode) loh saya. Bahkan, ini insya Allah mau ke empat," bebernya.
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
Selanjutnya, harus bisa mengontrol emosional dalam hubungan. Sebab, tidak semua orang tak punya masalah.
"Kebetulan suami saya itu kepala desa (kades) 3 periode. Sudah Hampir 15 tahun juga. Makanya kita kasih pemahaman kepada pasangan kita untuk meluangkan waktu kepada kita untuk organ. Jangan sampai dimarahi, anak tak terurus, suami tak terurus dan seterusnya. Makanya harus bisa bangun komunikasi," pesannya lagi.
Dia mengakui, menjadi seorang pemimpin atau berorganisasi, waktunya banyak tersita disana ketimbang keluarga. Makanya, harus slap. Saling pengertian. Saling memahami antara suami istri.
Baca Juga: Ketua DPRD Gresik Lantik Wahidatul Husnah sebagai Anggota PAW Periode 2024-2029
"Seperti Bu Nur ini, sering pergi ke Jakarta, Aceh dan lainnya. Jarang pulang. Pulang ke rumah suami saya, Pak Lurah (kades) sudah tidur," ungkapnya.
Selain itu, tambah Nur Saidah, harus bisa menciptakan rasa percaya diri. Aku ini orang pintar. Aku ini orang mampu.
"Rasa-rasanya ibu-ibu wedian (takut). Kebanyakan orang perempuan itu punya banyak masalah. Tapi, tak mau tanya. Karena takut ini dan itu," cetusnya.
"Di DPRD Gresik juga sama. Ada 8 perempuan. Yang berani ngomong cuma 2 orang. Ya mungkin karena takut salah," katanya.
Terakhir, tambah Nur Saidah, pemimpin harus mengakomodir anggota. Harus bisa menjadi panutan.
"Jadilah pimpinan yang bisa mengakomodir anggota. Bisa rukun. Gayeng. Maka organ akan jalan dan bisa maju," pungkasnya. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News