BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Menjelang Pilkades gelombang ke-2 di Bangkalan, marak beredar video yang memperlihatkan masyarakat menenteng senjata tajam (Sajam). Anggota Komisi E DPRD Jatim, Mathur Husyairi, menyayangkan kejadian tersebut.
"Sangat disayangkan kejadian itu. Pertama dari adanya kejadian pembacokan, kemudian di sejumlah desa yang warganya menenteng senjata (konflik pilkades). Ini bentuk ketidaktegasan aparat, bisa dikatakan ada pembiaran, padahal secara undang-undang darurat tidak diperbolehkan," ungkapnya, Senin (8/5/2023).
Baca Juga: Dukung Program KPN, Kapolres Bangkalan Gelar Tanam Jagung Bersama Forkopimda dan Petani
Politikus dari PBB itu berharap agar kebebasan menenteng senjata yang dipertontonkan dalam beberapa pekan terakhir bisa ditindaklanjuti pihak berwajib. Sebab, ia khawatir akan terjadi gesekan yang bisa menimbulkan korban jiwa.
"Kami sangat bersyukur adanya edaran yang dikeluarkan pada (7/5) oleh Polres, yang mengatakan akan melakukan operasi sejam dan senpi. Semoga saja betul-betul dilaksanakan, dan ditindaklanjuti oleh seluruh Polsek jajaran ditingkat bawah," paparnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, pihaknya banyak mendapat kiriman video masyarakat menenteng senjata. Dalam video itu diperlihatkan tidak adanya tindakan represif oleh aparat yang melakukan pengamanan.
Baca Juga: Reses, Ketua DPRD Jatim Serap Aspirasi Masyarakat di Griya Bakti Prapen Indah
"Ini sangat tidak mendidik sekali untuk masyarakat, karena biasanya Polisi selalu mengamankan jika mendapati warga membawa senjata. Daei beberapa kejadian, polisi tidak melakukan tindakan apapun. Terkesan dibiarkan, akhirnya kontra produktif dengan tugas dan tupoksinya," pungkasnya.
Sebelumnya, Polres Bangkalan mengeluarkan imbauan dalam rangka menyambut Pilkades serentak yang aman dan damai. Aparat penegak hukum akan melaksanakan operasi sajam dan senpi secara besar-besaran. (fat/uzi/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News