SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kasus kematian Angeline, bocah perempuan berusia delapan tahun asal Denpasar menyita perhatian publik. Publik terhenyak bukan saja karena kasus kematian ini bukan tergolong kasus pembunuhan biasa. Sebab, korban dibunuh secara sadis dan terencana. Fakta itu terlihat dari banyaknya luka yang terdapat dalam jasad Angeline, serta tindakan perkosaan yang dilakukan Agus, sang tersangka.
Terkait hal itu, psikolog Universitas Indonesia (UI) Sarlito Wirawan menilai pelaku pembunuh Angeline terindikasi psikopat dan pengidap pedofilia. Indikasi itu bisa dilihat dari tingkat kesadisan yang dilakukan oleh para pelaku terhadap bocah perempuan yang tak berdaya tersebut. Karena itu, perlu melibatkan psikolog dalam penanganan kasus ini.
Baca Juga: Tolak Hubungan Badan, Istri di Sumenep Dicekik Suami Hingga Tewas
“Kalau melihat tingkat kesadisannya, ada indikasi pelaku psikopat. Mereka yang harusnya melindungi korban malah menyiksa dan membunuh. Namun hal itu harus didalami lagi,” tutur Guru Besar Psikologi UI itu, Jumat (12/6).
Sarlito juga berharap polisi tidak begitu saja percaya terhadap motif warisan yang dilontarkan tersangka. Sebab, banyak kasus pembunuhan bermotif perebutan warisan yang terjadi selama ini tapi tak sekejam kasus pembunuhan Angeline. Karena itu, pihaknya berharap agar ibu dan saudara-saudara tiri korban yang merupakan tersangka komplotan pembunuh Angeline bisa segera ditangkap. Dengan demikian, motif pembunuhan yang sebenarnya bisa diketahui. Dirinya juga mengusulkan penyidik menggunakan alat pendeteksi kebohongan dalam memeriksa para tersangka.
“Saya berharap penyidik menggunakan lie detector dalam memeriksa tersangka. Agar motif pembunuhan yang sebenarnya bisa terkuak,” imbuh pria berkaca mata itu.
Baca Juga: Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Siswi SMP di Palembang Ditemukan Tewas: Jangan Seperti Vina Cirebon
Sarlito juga mengingatkan, kasus Angeline ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya bermasyarakat. Khusus di komplek perumahan, pihaknya berharap antar tetangga diharapkan bisa peka dan saling mengingatkan. Dirinya menyontohkan kasus penyiksaan anak di Cileungsi bisa langsung ditangani karena laporan tetangga.
“Fungsi sosial sangat penting agar peristiwa seperti iti tidak terulang. Saya berharap hubungan bertetangga dan bermasyarakat yang belakangan ini luntur, bisa dikuatkan lagi,” paparnya. (mdr/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News