BAWEAN, BANGSAONLINE.com – Perjalanan hidup Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, sangat unik. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto yang kini memiliki 16 ribu santri itu ternyata pernah melamar jadi tukang parkir tapi ditolak.
“Saya dulu sangat miskin. Saya pernah melamar jadi tukang parkir tapi ditolak,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dalam acara bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas’ud Adnan di Pondok Pesantren Mambaul Falah, Tambilung, Sukaoneng, Kecamatan Tambak, Bawean, Gresik , Jawa Timur, Jumat (25/5/2023).
Baca Juga: Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto Undang Said Aqil di Seminar Nasional Tasawuf
Acara bedah buku ini merupakan puncak acara dari serangkaian acara Pelantikan Pengurus Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Bawean dan Pengurus PAC Pergunu se-Bawean masa khidmat 2022-2027.
Hadir Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Falah, KH Abdul Aziz Ismail, Rais Syuriah PCNU Bawean Kiai Zubaidi Chumaili, Ketua Tanfidziah PCNU Kiai Fauzi Rouf, Camat Tambak, Danramil, Kapolsek, atau Fokompincam Tambak.
Dan tentu juga tokoh-tokoh PW Pergunu Jawa Timur. Antara lain: M Sururi dan Abdul Mujib selaku ketua PW Pergunu Jatim. Juga hadir Muhammad Ghofirin, Sekjen One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur.
Baca Juga: KH Said Aqil Siradj Hadiri Acara Syukuran Sederhana Kemenangan Gus Barra-Rizal di Pilbup Mojokerto
Kiai Asep juga mengaku pernah melamar sebagai buruh di Pabrik Kuda Laut. “Tapi Allah tak menakdirkan saya ke sana,” kata Kiai Asep lagi.
Meski demikian Kiai Asep sempat jadi kuli bangunan selama 2 bulan. Ia mengaku perlu uang untuk mendaftar kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya.
Kiai Asep sejatinya putra ulama besar. Bahkan pendiri Nahdlatul Ulama. Yaitu KH Abdul Chalim. Tapi saat Asep muda kelas 2 SMA, Kiai Abdul Chalim wafat. Sehingga tak ada yang membiayai sekolahnya. Kiai Asep pun putus sekolah alias drop out.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
“Abah saya meninggal dunia tahun 1972 saat saya kelas 2 SMA, " tutur Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, ada beberapa warisan harta dari abahnya. Diantaranya empang dan sawah. “Tapi saya serahkan kepada saudara-saudara saya,” kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa dirinya satu-satunya anak yang belum dinikahkan oleh abahnya.
Kiai Abdul Chalim punya 21 putra-putri. Kiai Asep putra ke-21.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
Saat kuliah Kiai Asep tak pernah punya tempat kost. Ia tidur di mushala. Namun justru karena didera kemiskinan yang hebat itu ia punya jiwa kuat. Ia mengaku punya cita-cita besar.
“Saya ingin jadi pendidik,” katanya.
Karena itu, meski didera kemiskinan, Kiai Asep tak pernah putus asa.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
“Tetap struggle,” kata Kiai Asep yang memiliki 9 putra-puturi.
Lalu apa rahasia Kiai Asep sehingga kini menjadi tokoh sukses dan ulama kaya raya? Kiai Asep menyatakan: Salat hajat dan doa.
“Ya, melalui doa,” katanya.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Kiai Asep bercerita, semula ia mendapatkan doa dari sebuah buku. Tapi setelah diamalkan ternyata tingkat keterkabulannya lambat.
“Karena lambat saya tinggal,” katanya. Doa itu pun tak diamalkan lagi.
Sampai suatu ketika saat di Arafah ia menemukan doa dan salat malam di Kitab Ihya Ulumiddin. Doa itu, kata Kiai Asep, adalah doa yang tak akan ditolak oleh Allah SWT.
Baca Juga: Kedudukan Pers Sangat Tinggi dalam Undang-Undang, Wartawan Harus jaga Marwah Pers
“Doa itu ditulis di bagian belakang buku itu,” kata Kiai Asep. Maksudnya di buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan.
bangsaonline.com/images/uploads/berita/5144ed0be27f15a0c9bacb0849b4c52b.jpg">
Peserta bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan di Pondok Pesantren Mambaul Falah, Tambilung, Sukaoneng, Kecamatan Tambak, Bawean, Gresik , Jawa Timur, Jumat (25/5/2023).
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
Kiai Asep langsung mengijazahkan doa itu kepada semua peserta buku. “Karena saya ijazahkan, maka saya bacakan doa itu,” kata Kiai Asep.
Doa itu, kata Kiai Asep, dibaca setelah salat hajat 12 rakaat dengan dua kali salam. Jadi enam kali salam.
“Doa itu dibaca di luar salat. Setelah rakaat ke-12 lalu sujud dan berdoa,” katanya.
Kiai Asep mengaku melaksakan salat malam itu sekitar setengah jam. “Sujud saya lama, sekitar 20 menit, karena banyak yang saya minta,” katanya.
Dalam doa itu, tutur Kiai Asep, kita harus minta apa saja kepada Allah SWT.
“Jangan malu minta kepada Allah. Karena Allah senang kalau diminta. Malah Allah marah kalau tak diminta,” katanya.
Usai doa salat witir tiga rakaat. Dua kali salam.
“Setelah saya mengamalkan salat malam dan doa itu keinginan saya terkabul. Dan terkabul, dan terus terkabul,” katanya.
Kini nasib Kiai Asep berbalik 180 derajat. Ketua Umum Pergunu itu dikenal sebagai ulama kaya raya. Bahkan M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE yang menulis buku succsess story Kiai Asep memberi judul Kiai Miliarder Tapi Dermawan.
Padahal, kata Mas'ud Adnan, dulu Kiai Asep bukan hanya miskin tapi untuk dimakan saja tak punya. Makan sisa-sisa santri. Saking miskinnya, sampai tak ada orang tua gadis yang mau mengambil menantu.
"Saat melamar gadis memang diterima, tapi setelah 6 bulan, calon mertuanya mengembalikan lamarannya karena dianggap sebagai pria tak punya masa depan," kata Mas'ud Adnan sembari mengatakan bahwa peristiwa itu ia tulis dalam buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan itu.
Kini Kiai Asep justru masuk dalam kategori tokoh miliarder. “Sekedar informasi, penghasilan istri Kiai Asep, namanya Nyai Hajjah Alif Fadhilah, sebesar Rp 2 miliar dalam sebulan,” tutur M Mas’ud Adnan yang juga jadi pembicara dalam acara bedah buku tersebut. Peserta itu langsung riuh.
“Kalau digabung dengan penghasilan Kiai Asep, saya memperkirakan rata-rata Rp 8 miliar dalam sebulan,” tambah Mas’ud Adnan yang alumnus Pesantren Tebuireng Jombang. Peserta bedah buku yang memenuhi aula itu makin riuh.
“Kalau saya dan sampean punya penghasilan sebesar itu pasti langsung ingat ayat matsna watsulatsa waruba’ (menikah dua, tiga atau empat-Red),” kata Mas’ud Adnan yang disambut tawa peserta.
“Tapi Kiai Asep ini tipe suami setia. Sampai sekarang istrinya tetap satu. Setidaknya yang saya ketahui,” tambah Mas’ud Adnan.
Menurut Mas’ud Adnan, Kiai Asep tak hanya kaya tapi juga dermawan. “Pada bulan Ramadan lalu, sedekah dan zakatnya sekitar Rp 10 miliar,” katanya. Bahkan, tutur Mas’ud, hampir semua tamu diberi uang dan sarung.
Mas’ud mengaku tertarik menulis kiprah perjuangan Kiai Asep karena kiai asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat itu punya banyak kelebihan atau kehebatan. Diantaranya piawai mencetak santri berprestasi.
“Jadi Kiai Asep tidak hanya pandai mendatangkan ribuan santri tapi juga ahli mencetak santri berprestasi. Contohnya bisa dilihat pada koran HARIA BANGSA yang bapak dan ibu pegang itu. Pada halaman satu itu dimuat berita sekitar 400 lebih santri Amanatul Ummah diterima di berbagai perguruan tinggi negeri favorit,” kata Mas’ud Adnan yang juga banyak menulis tentang Gus Dur dan NU.
Dalam acara itu, para peserta bedah buku selain mendapat buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan juga mendapatkan koran HARIAN BANGSA.
"Itu belum santri-santri yang diterima di perguruan tinggi luar negeri," tambahnya.
Menurut Mas’ud, sukses Kiai Asep itu seusai dengan hasil survei Thomas J Stanley, seorang ahli teori bisnis Amerika Serikat. “Stanley melakukan survei pada 1001 orang sukses Amerika. Nah, 733 orang dari 1001 orang sukses itu adalah para milioner, kaya raya,” kata Mas’ud Adnan.
Apa hasil risetnya? “Ternyata faktor utama orang sukses bukan IQ atau pendidikan, tapi integritas atau kejujuran,” kata Mas’ud Adnan. “Faktor IQ ada pada peringkat 21, sedang sekolah yang hebat ada pada peringkat 23,” tutur Mas’ud Adnan.
Faktor kedua, tutur Mas’ud Adnan, adalah disiplin keras.
Faktor ketiga, pandai bergaul.
“Dalam istilah Kiai Asep piawai berkomunikasi,” kata Mas’ud Adnan.
Faktor sukses keempat adalah dukungan pendamping: istri atau suami “Karena itu yang masih jomblo segera menikah,” canda Mas’ud Adnan.
Sementara Sekjen OPOP Jawa Timur, Muhammad Ghofirin, menyampaikan pesan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Menurut dia, Ibu Gubernur menyampaikan salam sekaligus permintaan maaf kepada warga Bawean karena tak bisa hadir dalam acara ini.
Gus Ghofirin mengungkapkan bahwa Ibu Gubenur semula sudah mau berangkat. Bahkan sudah beli tiket. Tapi kemudian ada acara lain. Yaitu untukmenerima penghargaan. (MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News