TUBAN, BANGSAONLINE.com - Angka stunting di Kabupaten Tuban hingga detik ini sungguh memprihatinkan. Pasalnya, hingga saat ini Kabupaten Tuban masih berada di peringkat 8 tertinggi prevalensi balita stunting di Jawa Timur.
Hal ini, berdasarkan dari data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 dari Kemenkes RI, yang menyebutkan bahwa, angka stunting di Kabupaten Tuban pada 2022 kemarin sebesar 24,9 persen.
Baca Juga: BPKPAD Tuban Serahkan Insentif Prestasi Pemungut PBB-P2 untuk Kecamatan Hingga Desa Tercepat
Parahnya, angka tersebut masih diatas prevalensi Jawa Timur sebesar 19,2 persen dan tingkat nasional sebesar 21,6 persen.
Melihat tingginya angka stunting tersebut, membuat hati jajaran Koramil Montong, Kodim 0811 Tuban bergerak. Mereka, secara bertahap secara istiqomah selalu melakukan blusukan ke desa-desa, yang ada di Kecamatan Montong.
Terhitung, sudah ada dua desa yang menjadi prioritas Koramil Montong, diantaranya Desa Talun dan Montong Sekar.
Baca Juga: BPKPAD Tuban Gelar Gebyar Pajak Daerah
"Ada dua desa yang saat ini menjadi fokus kami dalam menekan angka stunting," ujar Danramil Montong, Kodim Tuban, Lettu Czi Yanto saat dikonfirmasi, pada Senin (12/6/2023).
Kemudian, demi menekan angka stunting, TNI memberikan makanan tambahan gizi bagi balita yang mengalami stunting di Kecamatan Montong. Harapannya, dengan adanya makanan tambahan tersebut, dapat membantu pemerintah daerah dalam menekan angka stunting.
"Kami juga memberikan santunan terhadap keluarga yang kurang mampu. InsyaAllah kegiatan terus bertahap dan dilakukan setiap dua minggu sekali," beber Danramil asal Kecamatan Bangilan itu.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Disdik Tuban Gelar Gebyar Anugrah Lomba Budaya Mutu 2024
Diketahui, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
Hadirnya tim ini diharapkan bisa berinovasi dan melakukan pengembangan tentang cara penyampaian program stunting kepada masyarakat.
Pasalnya, selama ini hasil penanganan stunting yang dinilai masih kurang efektif.
Baca Juga: SBI Peringati Hari Disabilitas Internasional 2024 Bersama Pemkab Tuban dan Difabel
Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky menyampaikan, cara penyampaian perkara stunting masih terlalu kaku, sehingga membosankan hingga tidak dipahami dengan baik. Sehingga, perlu melibatkan semua unsur tokoh masyarakat yang berpengaruh di kalangan warga disitu. Selain itu, metode yang digunakan diharapkan bisa langsung dirasakan di masyarakat.
"Penyelesaian masalah stunting diperlukan koordinasi dan sinergi yang intensif antar OPD dan lembaga," pungkas Bupati Lindra.(wan/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News