SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kendati Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi partai politik (parpol) penguasa di Sidoarjo dengan basis massa yang kuat, tetapi incumbent Saiful Illah tak boleh jumawa menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sidoarjo 9 Desember mendatang. Sebab, partai politik (parpol) yang tergabung dalam Koalisi Sidoarjo Bersatu (KSB) sudah berhitung dan menyiapkan strategi jitu menghadapi pilkada mendatang.
Buktinya, kendati KSB masih disibukkan dengan tahapan seleksi pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati yang bakal diusungnya tetapi terus memantau elektabilitas calon incumbent Saiful Ilah atau akrab disapa Abah Ipul-maupun dinamika politik diinternal PKB sebagai parpol pengusungnya. Bahkan penggagas KSB, Tito Pradopo mengatakan, bahwa, koalisi memiliki tim sendiri untuk mengukur dan membaca situasi politik jelang pendaftaran pasangan calon.
Baca Juga: Sambut Pilbup 2020, NasDem Sidoarjo Gelar Konsolidasi Internal
“Kita tak cuma sibuk urusan penjaringan, tapi kami punya tim lain yang mengurus pemenangan,” ujar Bung Tito- sapaan akrab Tito Pradopo kepada wartawan, Minggu (21/06).
Salah satu skenario yang dipersiapkan, sambung Ketua DPC PDIP Sidoarjo tersebut, mengadopsi strategi ketika Joko Widodo (Jokowi) menumbangkan incumbent Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.
Menurutnya, koalisi sudah menyiapkan tim khusus untuk pemenangan secara komprehensif. Tim tersebut sudah bekerja meskipun pasangan calon dari KSB belum terpilih. Artinya, kata Bung Tito, siapapun yang terpilih nanti oleh KSB, mesin koalisi sudah berjalan.
Baca Juga: KPU Tetapkan Abah Saiful-Cak Nur sebagai Bupati dan Wabup Sidoarjo Terpilih
“Mesin pemenangan sudah kami nyalakan. Jadi siapapun yang terpilih nanti, mesin tinggal berjalan saja. Kita juga pantau terus perkembangan elektabilitas calon di luar koalisi,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Ketua DPD Golkar Sidoarjo, Warih Andono yang mengaku sudah menyiapkan cara jitu menumbangkan Abah Ipul. Kata dia, kekuatan riil KSB apabila dihitung dari pemilihan legeslatif (Pileg 2014) lalu mencapai 60 persen. Kendati demikian, Warih mengakui kalau elektabilitas incumbent saat ini lebih dari angka tersebut.
“Kami sudah susun strategi. Tapi sekali lagi, masyarakatlah nanti yang menilai. Bagaimana incumbent berkuasa saat ini. Apa hasilnya? Pengangguran tinggi, jalan rusak dan banyak lagi. Yang mengalahkan incumbent nanti, ya tentu penilaian masyarakat,”tandasnya.
Baca Juga: PPK, PPS dan TPS dengan Kehadiran Pemilih Tertinggi di Pilkada Sidoarjo Dihadiahi Kambing
Menurutnya, apa yang dicapai oleh Sidoarjo saat ini bisa jauh lebih baik.Potensi dan keunggulan geografis dan demografis Sidoarjo belum tergarap secara maksimal .
"Masyarakat sudah tahu itu, kita akan manfaatkan itu sebagai harapan perubahan Sidoarjo melalui KSB,” tegasnya. (sta/sho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News