GRESIK, BANGSAONLINE.com - Pemkab Gresik gencar mekakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mencegah sebaran penyakit HIV/AIDS. Bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), pelatihan Warga Peduli HIV/AIDS (WPA) digelar di Kantor Bupati Gresik, Rabu (26/7/2023).
Agenda tersebut merupakan tindak lanjut atas pengukuhan WPA Gresik pada 30 November 2022. Peserta pelatihan berasal dari perwakilan seluruh organisasi wanita di Gresik, yang ditambah dengan duta HIV/AIDS Gresik, dan perwakilan beberapa sekolah negeri dengan total peserta 40 orang.
Baca Juga: Berhasil Terapkan Sistem Merit dalam Manajemen ASN, Pemkab Gresik Raih Penghargaan dari BKN
Pada kegiatan ini menghadirkan pemateri dari spesialis penyakit dalam RSUD Ibnu Sina, Much. Fakhrudin Fakhry, dari Dinas Sosial (Dinsos) Gresik, Nur Faridah, dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, Musyayadah. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah.
"Beberapa waktu lalu dari KPA sudah mensosialisasikan HIV/AIDS kepada perempuan di Gresik. Kami memilih perempuan, karena dirasa lebih peka terhadap isu seperti ini. Makanya, hari ini kita lanjutkan dengan pelatihannya," ujarnya.
Ia menyebutkan, kasus HIV/AIDS di Gresik cenderung meningkat. Pada 2021, angka Orang Dalam HIV/AIDS (ODHA) berjumlah 65 kasus. Jumlah ini meningkat sekitar 3 x lipat di 2022 menjadi 179 kasus.
Baca Juga: Bantu Padamkan Kebakaran Smelter, Presdir Freeport Indonesia Apresiasi Damkar Gresik dan Surabaya
Sedangkan di triwulan 1 tahun 2023, jumlah kasus baru sudah mencapai 56 kasus. Kondisi ini menunjukkan penularan HIV/AIDS di Kabupaten Gresik tinggi. Para pengidap HIV/AIDS itu sekitar 49 persennya berasal dari laki-laki sex laki-laki (LSL/homosex). Kemudian, anak anak, remaja, ibu rumah tangga, dan warga binaan pemasyarakatan (narapidana).
"Fakta ini menjadi perhatian kita semua. Meskipun peningkatannya tidak sebanyak nasional yang mencapai sekitar 5.100 kasus per 6 Mei 2023. Tapi kita tidak bisa lengah dan berdiam diri saja," kata Bu Min (sapaan akrab Wakil Bupati Gresik).
Ia mengatakan, problematik HIV/AIDS bukan hanya sebatas bidang kesehatan saja. Tetapi bisa mempunyai dampak di bidang politik, ekonomi, sosial, etnis, agama dan hukum. Bahkan berimplikasi secara nyata, cepat atau lambat dapat menyentuh semua aspek kehidupan manusia.
Baca Juga: Harapan Bupati Gresik di Musrenbang CSR 2025
Bu Min berharap setelah pelatihan ini peserta dapat menjadi bibit dalam bersikap kepada ODHA. Misalnya seperti mengambilkan obat, mengantarkan ODHA ke tenaga kesehatan, memberikan penguatan mental, tidak mendiskriminasi ODHA, melatih keterampilan/life skill kepada ODHA, mengedukasi masyarakat/meluruskan persepsi yang salah tentang ODHA, ikut mendorong masyarakat ibu hamil untuk screening tes HIV/AIDS dan lainnya.
"Harapan saya agenda hari ini dapat memberikan pengetahuan, bagaimana ibu-ibu bisa memberikan arahan kepada warga di sekitarnya dalam mencegah HIV/AIDS dan bersikap kepada ODHA. Terlebih dapat mengeliminir orang-orang dengan keinginan seksual menyimpang, menjadi ke arah yang benar," harapnya.
Ia menambahkan, upaya-upaya yang dilakukan Pemkab Gresik tersebut untuk mewujudkan target Gresik three zero (zero infeksi baru, zero kematian terkait AIDS, serta zero stigma dan diskriminasi). (hud/mar)
Baca Juga: Pembangunan Gedung Labkesmas Tahap I Dinkes Gresik Rampung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News