NGAWI, BANGSAONLINE.com - Museum Trinil di Ngawi melakukan inventarisasi atau pencatatan koleksi yang ada agar tetap diperbarui secara berkala, yakni setiap tahun. Sejak 31 Juli hingga 5 Agustus 2023, Museum Trinil Ngawi menginventarisir koleksinya.
Kabid Kebudayaan Disdikbud Ngawi, Nur Wahyudi, mengatakan bahwa pencatatan koleksi Museum Trinil dilakukan oleh tim museum dan cagar budaya (MCB) Jakarta yang berada di Sangiran. Terkait anggaran, ia menyebut sumber bujet berasal dari DAK (dana alokasi khusus) non-fisik museum dan taman budaya yang dikelola Kemendikbudristek.
Baca Juga: Ratusan Hektare Sawah di Ngawi yang Terendam Banjir Tidak Tercover Asuransi, ini Penyebabnya
"Ini merupakan agenda rutin setiap tahun. Karena ada anggaran DAK non fisik museum dan taman budaya," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (3/8/2023).
Sebelum melakukan inventarisasi museum skala nasional, konservasi koleksi dan manajemen pengelolaan koleksi telah dilakukan. Sedangkan tujuan dari agenda rutin tahunan yang bersumber dari DAK non-fisik itu untuk terus diperbarui terkait koleksi dari Museum Trinil.
"Tujuan dari agenda rutin tiap tahun tersebut agar koleksi museum terus update," kata Wahyudi.
Baca Juga: Babinsa Koramil 0805 Karangjati Ngawi bantu Petani Berantas Hama Tikus
Dengan demikian, informasi tentang Museum Trinil yang dikenal sebagai tempat kepurbakalaan dapat diketahui dan diakses secara terbuka.
Sementara itu, Marlia Yuliyanti Rosyidah selaku Pamong Budaya Ahli Muda dari MCB Sangiran menjelaskan, ada 6 tim yang melaksanakan inventarisasi dengan memberikan pencatatan nomor identifikasi pada koleksi dimuseum trinil ini selama 6 hari yang dimulai sejak Senin (31/7/2023).
"Jadi museum ini fungsinya memberikan perlindungan, memanfaatkan dan mengembangkan," ucapnya.
Baca Juga: Lagi, Jebakan Tikus di Ngawi Telan Korban, Kali ini Pencari Belut
Dikatakan pula, nanti hasilnya akan dikomunikasikan kepada masyarakat dan alah satu upayanya adalah memberikan nomor pada setiap koleksi yang dimiliki Museum Trinil Ngawi. Soal jumlah, Marlia menyatakan ada sekitar 900-an.
Inventarisir tersebut dapat mempermudah dalam pencarian identitas dari koleksi yang ada. Adapun barang yang diinventarisir meliputi Fosil gajah purba (Proboscidea) seperti Incisivus/Gading Stegodon, femur, pelvis, Fosil kerbau purba (Bubalus paleokerabau), Fosil kayu, Bola batu dan Replika cranium Homo erectus Ngawi 1, Ngandong 11, Sangiran 2.
"Harapannya bisa mempermudah saat mencari data apabila dibutuhkan sewaktu-waktu," kata Marlia. (adv/nal/mar)
Baca Juga: SP3 Kasus Dugaan Malapraktik Dokter Gigi yang Tewaskan Wanita di Ngawi Tuai Aksi Demo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News