KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kegiatan bertema budaya di Bulan Muharam atau Suro dalam kalender Jawa masih terjaga di tengah kehidupan masyarakat pedesaan dengan entitas yang dimiliki masing-masing daerah.
Agus Cahyono selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kediri menyebut dari 343 desa yang ada di Kabupaten Kediri hampir merata melangsungkan kegiatan bertema budaya saat bulan Suro.
BACA JUGA:
- Dhito Ajak Masyarakat Sukseskan Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Kediri
- Pembangunan Jembatan Jongbiru Kediri Diperkirakan Meleset dari Target Penyelesaian
- Sambut Hari Kartini, Beragam Komunitas Kenalkan Pahlawan Perempuan Indonesia di Situs Ndalem Pojok
- Aksi Simpatik Polisi di Kota Kediri Selama Arus Mudik: Mulai Bantu Dorong Mobil hingga Bantu Isi BBM
Menurut agus, selain ada yang digelar secara sederhana dengan menggelar kenduri selamatan di tingkat RT, ada pula yang mengadakan kegiatan budaya ini di tingkat desa dengan rangkaian kirab membawa hasil bumi dan penampilan kesenian tradisional.
"Kegiatan budaya ini wujud pelestarian warisan tradisi nenek moyang sebagai bentuk syukur memasuki tahun baru Islam," katanya, Senin (7/8/2023).
Hal ini sesuai dengan tagline Kediri Berbudaya yang diluncurkan Bupati Hanindhito saat Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1219 pada 2023 ini.
Agus melanjutkan, melalui tagline Kediri Berbudaya, Mas Dhito, sapaan akrab Bupati Kediri, mengharapkan masyarakat khususnya kaum muda untuk selalu melestarikan budaya warisan leluhur.
Pelaksanaan kegiatan budaya di tiap desa pun tidak dilakukan secara serentak, melainkan berdasarkan perhitungan hari warga setempat sebagaimana dilakukan para leluhur dahulu.
Adapun tempat berlangsungnya puncak acara budaya diadakan di lokasi yang diyakini memiliki nilai spiritual atau historis bagi penduduk setempat.
Seperti di Desa Menang Kecamatan Pagu, setiap tahun menggelar kirab ritual 1 Suro di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo. Acara ini digelar untuk mengenang kebesaran Prabu Sri Aji Joyoboyo yang mengangkat kejayaan Kerajaan Kediri.
Kemudian di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngancar yang biasanya melakukan upacara ritual larung sesaji di kawah Gunung Kelud. Ritual ini dimaknai sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas hasil bumi yang melimpah.