Kunjungi Bojonegoro, Menteri Pertanian Bagikan 300 Pompa Air

Kunjungi Bojonegoro, Menteri Pertanian Bagikan 300 Pompa Air TIBA. Mentan RI, Andi Amran Sulaiman (baju putih) tiba di lapangan Kanor dan disambut Bupati Bojonegoro, Suyoto. Foto: Eky nurhadi/BANGASONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman mengatakan jika kemarau yang terjadi tahun ini akan lebih parah. Melihat situasi itu, pihaknya langsung bergerak cepat memberikan bantuan pompa air kepada para petani di Bojonegoro.

"Kami prediksi akan ada kekeringan panjang dan bencana ini terjadi setiap tahun. Sehingga untuk menyelamatkan tanaman para petani kami harus bergerak cepat," ujar Mentan saat memberikan bantuan pompa air di Desa Simorejo, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Rabu (24/6/2015).

Baca Juga: Petrokimia Gresik di Usia 52 Tahun, Dorong Kemajuan Pertanian dan Industri Kimia Berkelanjutan

Pemerintah memberikan bantuan pompa air sebanyak 300 unit untuk seluruh wilayah di Bojonegoro. Sementara untuk Kecamatan Kanor mendapat jatah 27 pompa yang dibagikan kepada sejumlah Desa di daerah pinggir Bantaran Bengawan Solo.

"Di seluruh Indonesia kami telah menyiapkan sebanyak 20.000 unit pompa air untuk mengahadapi musim kemarau tahun ini, dengan nilai anggaran Rp 880 miliar atau kurang lebih Rp 1 miliar," kata Amran.

Menurut dia, masalah ke depan harus diperkuat. Target hasil padi pun juga harus terus ditingkatkan. Kalau produksi selalu memenuhi negeri, maka tidak akan lagi melakukan impor dari luar negeri, baik padi, bawang, cabai dan lain sebagainya.

Baca Juga: Dukung Peningkatan Produksi Padi, Babinsa Lakukan Pendampingan dalam Percepatan Pompanisasi

"Jangan selalu impor, kalau kita impor bisa melemahkan petani," ujar Amran di hadapan warga kanor dan para pejabat yang hadir.

Sementara itu, Bupati Bojonegoro, Suyoto mengatakan, jika cuaca pada tahun ini tidak sesuai dengan apa yang diperkirakan pada awal tahun 2015 lalu. Dalam prediksinya, awal Juni ini seharusnya masih terjadi hujan dan air di Sungai Bengawan Solo masih penuh.

"Tetapi kenyataannya berbeda. Setelah para petani menanam padi, musim kemarau terjadi lebih maju, bahkan sebagian sudah banyak yang mati," katanya. (nur/rvl)

Baca Juga: Jelang Musim Tanam, Dirut Petrokimia Gresik Blusukan ke Distributor dan Kios Pupuk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mahasiswa Indonesia Bekerja Part Time Sebagai Petani di Jepang, Viral Karena Gajinya, ini Kisahnya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO