KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ratusan peternak ayam di Kabupaten Kediri berkomitmen untuk mulai beralih ke penggunaan LPG non-subsidi dari sebelumnya menggunakan LPG tabung melon.
Kesediaan peternak beralih ke penggunaan LPG non-subsidi itu menjadi yang pertama di Jawa Timur menyusul langkah strategis yang diambil Bupati Kediri Hanindhito dalam menangani penggunaan LPG bersubsidi di sektor peternakan ayam.
Baca Juga: Peringati HUT Korpri, Pjs Bupati Kediri Dorong ASN Lebih Adaptif dengan Perkembangan Teknologi
Untuk mulai menarik peternak supaya tidak menggunakan LPG tabung melon, Bupati Kediri berkolaborasi dengan Pertamina, Hiswana Migas, serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Kediri.
Tindakan yang diambil yakni para peternak ayam potong di Kabupaten Kediri saat masa peralihan dipinjami tabung non-subsidi supaya tidak terasa terbebani. Adapun harga LPG non-subsidi, Pertamina memberikan harga paling rendah sekira Rp16.700,00. per kg.
Sebagaimana arahan Bupati Hanindhito, peternak ayam di Desa Joho, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, mulai mendapat distribusi tabung LPG non-subsidi pada Minggu (13/8/2023) sore.
Baca Juga: Setubuhi Anak Kandung Sendiri, Pria di Kediri Ditangkap Polisi
"Alhamdulilah, sore ini sudah mulai terealisasi, khususnya bagi peternak yang besok kebetulan ada check in DOC," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih.
Melalui upaya yang dilakukan, tambah Tutik, bupati berharap para peternak yang sebelumnya memakai LPG bersubsidi mau beralih ke non-subsidi.
Hal ini sebagaimana Surat Edaran Dirjen Migas No. B-2461/MG.05/DJM/2022 dimana peternakan menjadi salah satu sektor yang dilarang menggunakan LPG subsidi.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Sebagaimana diketahui, para peternak ayam memakai LPG sebagai pemanas DOC atau anakan ayam selama empat belas hari pada masa awal pemeliharaan.
Sejauh ini, data dari DKPP Kabupaten Kediri tercatat sudah ada 160 dari sekitar 230 peternak yang berada di 11 kecamatan mengajukan untuk beralih ke LPG non-subsidi.
"Ini patut kami apresiasi teman-teman peternak broiler yang kemarin telah mengajukan (peminjaman tabung) dan ini akan terus kami ditindaklanjuti," ungkapnya.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
Tutik melanjutkan, bagi peternak yang nantinya akan menukarkan tabung melon ke non-subsidi tetap akan dilayani. Adanya kolaborasi itu, pendistribusian LPG non-subsidi akan dilakukan secara langsung ke peternak.
Sementara itu David Tompo Wahyudi selaku Kepala Kadin Kabupaten Kediri menyebut kesediaan peternak di Kabupaten Kediri untuk mau beralih ke LPG non-subsidi patut diapresiasi.
"Yang menyatakan bersedia beralih dari LPG subsidi ke non-subsidi baru di Kabupaten Kediri (untuk Jawa Timur), ini pionernya bisa untuk percontohan dan akan kita laporkan ke provinsi," katanya.
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
David Tompo mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyediakan 3.200 tabung LPG non-subsidi sebagai peminjaman. Melalui langkah itu, diharapkan peternak tidak terlalu terbebani.
Di sisi lain, melalui kolaborasi yang dilakukan antara Pemkab Kediri bersama Pertamina, Kadin, dan Hiswana Migas itu diharapkan tidak lagi terjadi kelangkaan LPG subsidi di masyarakat.
Sementara itu, Ali Mustofa, salah satu peternak ayam yang bersedia pindah dari penggunaan LPG non-subsidi mengaku terbantu dengan langkah peminjaman tabung non-subsidi tersebut. Sebagai peternak, Ali menyadari penggunaan LPG subsidi tidak diperbolehkan.
Baca Juga: Hingga November 2024, Stok Daging Sapi di Kabupaten Kediri Surplus 2.736,7 Ton
"Peraturannya kan sudah berubah (dilarang) jadi supaya lebih aman mengikuti aturan yang ada," akunya.
Ali mengaku dirinya merawat ayam dengan total kapasitas 5000 ekor. Setidaknya dibutuhkan 60 tabung untuk pengguna LPG subsidi dalam satu periode pemeliharaan. (uji/git)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News