GRESIK, BANGSAONLINE.com - Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia menandatangani addendum (perpanjangan waktu) Head of Agreement (HoA) dalam rangka Road to Gas Sales Agreement (GSA) Gas Bumi dari Lapangan Lengo Blok Bulu, Tuban, Jawa Timur.
Kesepakatan ini, ditandatangani oleh Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo bersama General Manager KrisEnergy (Satria) Ltd, Kusmutarto Basuki, selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Surabaya.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Tertinggi Platinum di Ajang SNI Award 2024
Dwi Satriyo mengatakan, melalui penandatanganan HoA ini, pihaknya berharap mendapatkan kepastian suplai gas bumi, yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan eksisting, serta mendukung rencana pengembangan perusahaan.
Dalam HoA ini disebutkan akan ada potensi suplai gas bumi 150 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) yang rencana bakal onstream pada tahun 2028.
"Petrokimia Gresik berkomitmen untuk selalu mendukung kemajuan pertanian Indonesia melalui penyediaan berbagai jenis pupuk. Salah satu tugas utama kami adalah memenuhi kebutuhan pupuk di dalam negeri, dalam rangka menyukseskan terwujudnya program Ketahanan Pangan Nasional. Untuk menjalankan tugas tersebut, Petrokimia Gresik membutuhkan tambahan gas guna mengamankan kebutuhan eksisting dan pengembangan," ucap Dwi Satriyo, Senin (14/8/2023).
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
Menurut Dwi, tambahan gas ini, nantinya akan digunakan untuk mengembangan Pabrik Amoniak-Urea (Amurea) III, sebagai upaya meningkatkan kapasitas produksi Urea. Pengembangan pabrik Amurea III ini, lanjutnya, akan memperkuat produksi pupuk Urea dalam negeri serta pengamanan bahan baku pupuk NPK. Nantinya, Amurea III memiliki kapasitas produksi Amoniak sebesar 2.000 MTPD dan Urea 1.725 MTPD.
"Penambahan pasokan gas ini menjadi semakin penting, mengingat kebutuhan Urea juga semakin bertambah dengan adanya perubahan fokus kebijakan pupuk subsidi pada dua jenis pupuk saja, yaitu Urea dan NPK," terangnya.
Sementara itu, tambahan waktu tersebut dikaji setelah KrisEnergy melakukan beberapa kegiatan awal terkait dengan pengembangan Lapangan Lengo dari Wilayah Kerja Bulu. Setelah mendapatkan persetujuan Pemerintah, Pokok-pokok Perjanjian ini akan dituangkan dalam PJBG atau biasa disebut dengan GSA yang ditargetkan pada tahun 2024.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
"Dengan kesepakatan ini Petrokimia Gresik akan mendapat tambahan pasokan gas sebesar 60 MMSCFD dari Lapangan Lengo Wilayah Kerja (WK) Bulu untuk mencukupi kebutuhan gas bumi pada pabrik eksisting," tuturnya.
Selain itu, KrisEnergy sebagai Operator WK Sakti akan melakukan pengeboran Sumur West Kepodang-1 pada akhir tahun ini. Pengeboran ini nantinya diharapkan dapat menambah lagi pasokan gas kepada Petrokimia Gresik sebesar 90 MMSCFD.
Sementara itu, Direktur Utama PT Satria Wijayakusuma, Wisnu Suhardono, selaku pemegang seluruh saham KrisEnergy di Indonesia menyampaikan bahwa, perubahan Pokok-pokok Perjanjian ini merupakan kemajuan yang signifikan untuk menuju fase berikutnya, yaitu penandatangan PJBG.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
Ia menyampaikan, komitmen untuk mendukung sepenuhnya pelaksanaan pengembangan lapangan Lengo, WK Bulu.
Untuk menyukseskan supply gas dari WK Bulu, Petrokimia Gresik juga telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) terkait kajian bersama rencana penyediaan infrastruktur penyaluran gas bumi dari Lapangan Lengo ke Petrokimia Gresik. (hud/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News