KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota Kediri terus melakukan upaya untuk mencari penyebab dari air yang tercemar di RT 5 RW 2 Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren.
Untuk itu, Sabtu (2/9/2023) kemarin Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar bersama tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengambil sampel air.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Lepas Keberangkatan Almarhum Gus Sunoto ke Peristirahatan Terakhir
Sampel air ini akan dilakukan uji laboratorium yang lebih lengkap dari uji sebelumnya. Di mana dalam uji laboratorium sebelumnya belum diketahui penyebab pasti dari air yang tercemar.
"Saya ditemani tim dari ITS untuk mengambil sampel air. Ini bertujuan untuk mendalami pencemaran lingkungan yang ada di Tempurejo. Mudah-mudahan ini segera ditemukan sumber pencemarannya," ujarnya.
Menurutnya, dalam uji yang dilakukan laboratorium ITS nanti akan diketahui kandungan apa saja yang ada dalam air tersebut. Di mana warga mengeluhkan air di rumahnya berbau dan licin. Hasil sementara dari laboratorium daerah, air ini tidak masalah namun ada bau.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Buka Sosialisasi dan Bimtek Tim Pemantau Pilkada Tahun 2024
"Makanya ini kita uji lagi secara detail agar kita benar-benar tahu. Warga juga diimbau untuk tidak menggunakan air tersebut. Air diisi oleh DLHKP pada pagi dan sore di tandon yang ada di depan rumah warga, serta ada air dari PDAM. Jadi distribusi airnya tetap lancar," ungkapnya.
Abu Bakar menjelaskan Pemerintah Kota Kediri akan menunggu hasil pendalaman dari ITS untuk mengambil langkah selanjutnya. Ia juga memastikan Pemerintah Kota Kediri akan melakukan pemulihan pada daerah yang tercemar seperti sedia kala.
"Tadi saya ngobrol dengan beberapa warga dan sudah saya jelaskan. Kami minta warga untuk menunggu hasil pastinya," jelasnya.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Tinjau Lahan Pengganti TPA Klotok yang Mulai Overload Tampung Sampah
Turut hadir, Sekretaris DLHKP Rony Yusianto, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Herwin Zakiyah, Lurah Tempurejo Oryza Mahendrajaya, dan tokoh masyarakat setempat. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News