KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Menjelang lebaran, jasa penukaran uang baru mulai menjamur di wilayah Kabupaten Kediri. Pasalnya, pekerjaan jasa penukaran uang musiman ini sudah menjadi tradisi di bulan puasa.
Di Jalan PK Bangsa dan Jalan Sudirman Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Para pekerja jasa penukaran uang baru ini berjejeran dipinggir jalan. Uang yang disediakan untuk para penukar mulai dari Rp 2000 ribu hingga Rp 20.000 ribu.
Seto (46) salah satu pekerja jasa penukaran uang baru menuturkan, ramainya para penukar uang baru pada malam takbir. Di hari itu para jasa penukaran uang bisa menghabiskan hingga Rp 50 Juta. "Ya ramainya malam takbir mas. Mulai pagi jam 9 hingga malam, bisa untung banyak mas," tutur Seto warga Desa Branggahan, Kecamatan Ngadiluwih, Rabu (1/7).
Ia juga menjelaskan bahwa para penukar setiap kali menukar uang memberi jasa Rp 10 ribu per seratus ribu. "Ya kalau hari-hari biasa gini Rp 500 ribu sudah bagus. Kalau untungnya ya Rp 50 ribu. Tapi terkadang Rp 500 ribu untungnya cuma Rp 30 ribu," ungkap Seto yang sehari-harinya sebagai pemulung.
Menurutnya, para penukar uang baru biasanya mencari uang pecahan Rp 5 ribu. Sedangkan, untuk mengantisipasi komplain dari penukar, Seto menyuruh penukar menghitung di lokasi. "Ya kadang ada oknum yang nakal. Terkadang bendelan uang kurang. Tapi saya menyuruh penukar menghitung ulang disini mas," terang Seto.
Untuk mengantisipasi uang palsu dari penukar dia membedakan uang palsu dan asli dengan melihat logo BI. Pasalnya, dia pernah tertipu sekali dengan uang Rp 50 ribu dari penukar. "Kalau rame penukar saya suruh antri dan sabar. Mereka merasa dibantu dan saya juga mendapat untung," ujarnya.
Meski sudah lama menjadi jasa penukar uang baru, ternyata Seto mempunyai setrategi tersendiri. Padahal di pinggir jalan raya banyak tempat yang sepi. "Kalau disini (Pare,red) kan ramai orang para pengendara tidak cepat," papar Seto.
Lanjut Seto, pekerjaan menjadi jasa penukar uang juga mengandung resiko. Pasalnya, setiap hari berangkat membawa uang puluhan juta dan tentu momoknya adalah jambret. Untuk itu, dia mengantisipasi berangkat bersama keluarganya. "Saya, kakak dan adik saya juga disini. Untuk mengantisipasi jambret kami berangkat dan pulang bareng," tandasnya. (kdr-1/rif/rvl)
Baca Juga: Eksotisme Telasen Topak atau Lebaran Ketupat, Hari Raya-nya Puasa Sunnah Syawal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News