Prabowo dan AMIN "rebutan" Kiai di Jatim, Siapa Pemenangnya

Prabowo dan AMIN "rebutan" Kiai di Jatim, Siapa Pemenangnya Prabowo Subianto mencium tangan kiai dalam acara pertemuan di Hotel Shangri-la Surabaya, Kamis (28/9/2023). Foto: detik.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Para kiai dan warga NU sedang menjadi rebutan para calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres). Terutama di Jawa Timur. Maklum, provinsi yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawasan itu merupakan basis utama NU.

Apalagi jumlah warga NU di Indonesia mencapai separuh lebih jumlah penduduk Indonesia. Data BPS menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 278,69 juta jiwa. Sementara warga yang merasa menjadi bagian dari NU – seperti hasil survei Denny JA terbaru (September 2023) – sebanyak 56,9 %. Itu berarti jumlah warga NU sekitar 150 juta jiwa di Indonesia.

Hasil survei Denny JA juga menyebutkan bahwa warga Indonesia yang merasa bagian dari Muhammadiyah hanya 5,7%. Angka ini mengalami penyusutan drastis. Pada tahun 2005 warga Muhammadiyah mencapai 9,7 %.

Sebaliknya, jumlah warga NU justru mengalami kenaikan spektakuler. Pada tahun 2005 warga NU 27,5 %. Sekarang naik menjadi 56,9 %.

Tak aneh, jika semua Capres dan Cawapres berebut suara NU di Jawa Timur. Terutama Prabowo dan Anies Baswedan yang menggandeng Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Bahkan sejak deklarasi di Hotel Majapahit Sruabaya  pada 2 September 2023 lalu langsung gaspol. Mereka bergerilya meng-ubek-ubek basis kiai pesantren dan warga NU di Jawa Timur.

Prabowo juga tak mau ketinggalan. Menhan RI yang terus mepet Jokowi ini mengumpulkan para kiai di Hotel Shangri-la Surabaya, Kamis (28/9/2023). Seperti dilansir detik.com, sejumlah kiai dan gus dari beberapa pondok pesantren hadir. Di antaranya Pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso Kediri Gus Kautsar, Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong KH Mutawakkil 'Alallah, dan Pengasuh Ponpes Al-Amien Kediri Anwar Iskandar.

Juga ada Pengasuh Ponpes Syaichona Kholil RKH Karror Abdullah Schal, Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri KH Anwar Manshur, Pengasuh Ponpea Al-Falah Ploso KH Nurul Huda Djazuli, Pengasuh Ponpes Sidogiri KH Fuad Nurhasan, serta Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang KH Abdul Hakim (Gus Kikin).

Detik.com juga mencatat bahwa ada juga Gus Fahim Ruyani (Pengasuh Ponpes Ploso, Jombang), Gus Adibussholeh Anwar (Ponpes Lirboyo), Gus Fathul Bari (Ponpes Annur Malang), Gus Kholil Nawawi (Ponpes Sidogiri), Lora Faiz Abdul Haq (Ponpes Nurul Jadid), Gus Alawi Ubaidillah (Langitan), juga Gus Ali Makki (Banyuwangi).

Para kiai yang hadir pada acara Prabowo di Hotel Shangri-la Surabaya itu dikenal sebagai kiai berpengaruh dan sebagian besar mengasuh pondok pesantren besar di Jawa Timur. Pertanyaannya, benarkah mereka akan mendukung Prabowo?

Yang perlu dicermati, para kiai yang hadir ke acara Prabowo itu sebagian justru dikenal dekat Cak Imin. Tampaknya mustahil mendukung Prabowo begitu saja. Kiai NU umumnya pasti melihat siapa calon wakil presiden Prabowo kelak. “Kalau Gibran atau Erick Thohir ya gak mungkinlah para masyayikh itu mendukung Prabowo. Pasti beliau-beliau akan mendukung Capres atau Cawapres kader NU,” kata seorang kader NU di Jawa Timur.

KH A. Wahid Asa, mantan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, kepada BANGSAONLINE mengatakan bahwa mereka datang bisa jadi karena menghormati Prabowo sebagai Menhan RI. “Jadi bukan berarti mendukung. Hanya silaturahim,” kata Kiai Wahid Asa yang dikenal sebagai pendiri Majalah Aula, media NU Jawa Timur, yang kini jadi Redaktur Rubrik Religia (Agama) HARIAN BANGSA.

Konon, para kiai yang hadir dalam acara di Shangri-la itu minta Prabowo menggandeng Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Usulan para kiai itu sangat realistis dan strategis. Sebab, jika Cak Imin sendirian, tanpa Cawapres tandingan kader NU, maka para kiai di Jawa Timur akan disapu bersih oleh . Hanya Khofifah dan Mahfud MD yang bisa mengalahkan Cak Imin di Jawa Timur. Hanya saja problemnya, apakah Khofifah bersedia maju sebagai cawapres. Para kiai yang dekat dengan Khofifah justru menginginkan Khofifah melanjutkan kepemimpinannya sebagai gubernur Jawa Timur untuk periode kedua.

“Kalau bisa Ibu Khofifah menyempurnakan Jawa Timur saja. Karena program-program Bu Khofifah di Jawa Timur sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Jawa Timur. Setelah itu baru jadi Capres atau Cawapres,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kepada BANGSAONLINE.

Lihat juga video 'Soal Anggaran Menhan untuk Alutsista Rp 1.700 Triliun, Ini Komentar Kiai Asep':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO