SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Para kiai dan warga NU sedang menjadi rebutan para calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres). Terutama di Jawa Timur. Maklum, provinsi yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawasan itu merupakan basis utama NU.
Apalagi jumlah warga NU di Indonesia mencapai separuh lebih jumlah penduduk Indonesia. Data BPS menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 278,69 juta jiwa. Sementara warga yang merasa menjadi bagian dari NU – seperti hasil survei Denny JA terbaru (September 2023) – sebanyak 56,9 %. Itu berarti jumlah warga NU sekitar 150 juta jiwa di Indonesia.
Baca Juga: Menteri Rame-Rame Minta Tambah Anggaran, Cak Imin Rp 100 T, Maruar Rp 48,4 T, Menteri Lain Berapa T
Hasil survei Denny JA juga menyebutkan bahwa warga Indonesia yang merasa bagian dari Muhammadiyah hanya 5,7%. Angka ini mengalami penyusutan drastis. Pada tahun 2005 warga Muhammadiyah mencapai 9,7 %.
Sebaliknya, jumlah warga NU justru mengalami kenaikan spektakuler. Pada tahun 2005 warga NU 27,5 %. Sekarang naik menjadi 56,9 %.
Tak aneh, jika semua Capres dan Cawapres berebut suara NU di Jawa Timur. Terutama Prabowo dan Anies Baswedan yang menggandeng Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Bahkan sejak deklarasi di Hotel Majapahit Sruabaya pada 2 September 2023 lalu AMIN langsung gaspol. Mereka bergerilya meng-ubek-ubek basis kiai pesantren dan warga NU di Jawa Timur.
Baca Juga: Prabowo ke China Bawa Tommy Winata dan Prayogo Pangestu, Siapa Dua Taipan Itu
Prabowo juga tak mau ketinggalan. Menhan RI yang terus mepet Jokowi ini mengumpulkan para kiai di Hotel Shangri-la Surabaya, Kamis (28/9/2023). Seperti dilansir detik.com, sejumlah kiai dan gus dari beberapa pondok pesantren hadir. Di antaranya Pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso Kediri Gus Kautsar, Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong KH Mutawakkil 'Alallah, dan Pengasuh Ponpes Al-Amien Kediri Anwar Iskandar.
Juga ada Pengasuh Ponpes Syaichona Kholil RKH Karror Abdullah Schal, Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri KH Anwar Manshur, Pengasuh Ponpea Al-Falah Ploso KH Nurul Huda Djazuli, Pengasuh Ponpes Sidogiri KH Fuad Nurhasan, serta Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang KH Abdul Hakim (Gus Kikin).
Detik.com juga mencatat bahwa ada juga Gus Fahim Ruyani (Pengasuh Ponpes Ploso, Jombang), Gus Adibussholeh Anwar (Ponpes Lirboyo), Gus Fathul Bari (Ponpes Annur Malang), Gus Kholil Nawawi (Ponpes Sidogiri), Lora Faiz Abdul Haq (Ponpes Nurul Jadid), Gus Alawi Ubaidillah (Langitan), juga Gus Ali Makki (Banyuwangi).
Baca Juga: China Bakal Bantu Pendanaan Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
Para kiai yang hadir pada acara Prabowo di Hotel Shangri-la Surabaya itu dikenal sebagai kiai berpengaruh dan sebagian besar mengasuh pondok pesantren besar di Jawa Timur. Pertanyaannya, benarkah mereka akan mendukung Prabowo?
Yang perlu dicermati, para kiai yang hadir ke acara Prabowo itu sebagian justru dikenal dekat Cak Imin. Tampaknya mustahil mendukung Prabowo begitu saja. Kiai NU umumnya pasti melihat siapa calon wakil presiden Prabowo kelak. “Kalau Gibran atau Erick Thohir ya gak mungkinlah para masyayikh itu mendukung Prabowo. Pasti beliau-beliau akan mendukung Capres atau Cawapres kader NU,” kata seorang kader NU di Jawa Timur.
KH A. Wahid Asa, mantan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, kepada BANGSAONLINE mengatakan bahwa mereka datang bisa jadi karena menghormati Prabowo sebagai Menhan RI. “Jadi bukan berarti mendukung. Hanya silaturahim,” kata Kiai Wahid Asa yang dikenal sebagai pendiri Majalah Aula, media NU Jawa Timur, yang kini jadi Redaktur Rubrik Religia (Agama) HARIAN BANGSA.
Baca Juga: Hadiri Kampanye Akbar Luluk-Lukman di Gresik, Cak Imin akan Sanksi Anggota DPRD yang tak Bergerak
Konon, para kiai yang hadir dalam acara di Shangri-la itu minta Prabowo menggandeng Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Usulan para kiai itu sangat realistis dan strategis. Sebab, jika Cak Imin sendirian, tanpa Cawapres tandingan kader NU, maka para kiai di Jawa Timur akan disapu bersih oleh AMIN. Hanya Khofifah dan Mahfud MD yang bisa mengalahkan Cak Imin di Jawa Timur. Hanya saja problemnya, apakah Khofifah bersedia maju sebagai cawapres. Para kiai yang dekat dengan Khofifah justru menginginkan Khofifah melanjutkan kepemimpinannya sebagai gubernur Jawa Timur untuk periode kedua.
“Kalau bisa Ibu Khofifah menyempurnakan Jawa Timur saja. Karena program-program Bu Khofifah di Jawa Timur sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Jawa Timur. Setelah itu baru jadi Capres atau Cawapres,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kepada BANGSAONLINE.
Kiai Asep adalah pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto. Khofifah sangat dekat dengan Kiai Asep. Bahkan Khofifah sering mengikuti acara Lailatul Ijtima’ yang digelar sebulan sekali oleh Kiai Asep di lingkungan Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya.
Baca Juga: Desak Presiden Prabowo Adili Jokowi, Massa Aksi 411 Serukan Ganyang Fufufafa
"Tapi ya kembali kepada Bu Khofifah. Terserah beliau, mana yang menurut beliau lebih anfa', lebih bermanfaat," kata Kiai Asep yang juga ketua umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Jika Khofifah tak maju Pilpres, kini satu-satunya alternatif Cawapres NU hanya Mahfud MD. Hasil survei Saiful Mujani Research and Consullting (SMRC) terbaru menunjukkan, jika Mahfud dipasangkan dengan Ganjar Pranowo, maka elektabilitasnya mencapai 45 % di Jawa Timur. Sedang Prabowo-Erick Thohir hanya 28 % dan Anies-Cak Imin 12 %.
Tapi Prabowo tak mungkin mau menggandeng tokoh NU asal Madura itu. Kenapa?
Baca Juga: Gubernur, Bupati dan Walikota juga Bakal Gunakan Mobil Dinas Maung, Berapa Harganya
“Bowo kan tergantung Pak Lurah. Pak Lurahnya gak mungkin mau dengan Mahfud MD,” kata mantan pejabat tinggi negara yang enggan disebut namanya kepada BANGSAONLINE di Jakarta.
Ia mengaku pernah mendengar informasi bahwa separuh kabinet tak suka dengan Mahfud MD. “Karena mereka ketakutan kalau Mahfud jadi Cawapres,” katanya sembari tersenyum.
Menurut dia, track record Mahfud MD yang bersih dan tegas bahkan berani dalam menegakkan hukum telah membuat para elit politik dan pejabat tinggi di negeri ketakutan. Sebaliknya para pengusaha justru berharap Mahfud MD.
Baca Juga: Presiden BEM Unair Dapat Intimidasi, Dekan Bagong Suyanto Cabut Pembekuan BEM
“Karena para pengusaha itu menginginkan kepastian hukum,” katanya lagi.
Lalu bagaimana tanggapan para kiai peserta pertemuan Shangri-la Surabaya. Kiai Mutawakkil yang hadir dalam pertemuan Prabowo itu menyatakan bahwa pertemuan di Shangri-la Surabaya itu merupakan upaya Prabowo bersilaturahmi dengan para kiai sebelum terjun ke medan perjuangan.
"Sudah budaya bangsa kita yang berangkat ke medan perjuangan sudah pasti minta doa restu ke kiai, ulama, dan silaturahim wajar," kata Kiai Mutawakkil dikutip detik.com, Kamis (28/9/2023).
Baca Juga: Prabowo-Gibran Resmi Dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029
Kiai Mutawakkil menyatakan bahwa pertemuan Prabowo dengan para ulama itu hanya sebatas silaturahmi. Menurut dia, para kiai juga tidak mengusulkan apapun kepada Prabowo.
Nah, jika kehadiran para kiai pada undangan Prabowo di Hotel Shangri-la itu semata silaturahim bisa jadi Capres yang mantan Danjen Kopassus itu belum punya kekuatan suara signifikan di Jawa Timur. Tapi waktu masih panjang. Pilpres akan berlangsung pada Rabu 14 Februari 2024. Kita tunggu saja berbagai manuver para capres-cawapres di basis NU di Jawa Timur. (MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News