SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Biasanya, kurang lima hari menjalan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di sejumlah kepuluan di Kabupaten Sumenep diprediksi akan mengalami kenaikan yang cukup tinggi dibandingkan hari-hari biasanya.
Pasalnya setiap H-5 lebaran sejumlah transportasi laut khususnya pengangkut BBM ke daerah kepulauan tidak lagi beroperasi. Akibatnya stok BBM di berbagai pedagang mulai menipis, sementara permintaan dipastikan akan semakin meingkat.
BACA JUGA:
- Ketua KPU Jatim: Kepulauan Sumenep Jadi Prioritas Pendistribusian Logistik Pemilu 2024
- Relawan Anies Baswedan Kepulauan Raya Sumenep Layani Bantuan Hukum Gratis
- Penuhi Layanan Kesehatan di Pulau Kangean, Gubernur Khofifah Kirim Dokter dan Nakes
- Tambah Penerbangan ke Kepulauan, Pemkab Sumenep Teken MoU dengan PT. SAC
”Itu sudah biasa terjadi setiap tahun kok, dan tahun ini dipastikan tidak akan ada perubahan kembali,” kata Sugianto salah satu Warga Desa Paliyat, Kecamatan/Pulau Sapeken, saat dikonfirmasi, Sabtu (4/7).
Saat ini harga BBM bersubsidi jenis premium di Kepulauan Sapeken mencapai Rp 14 ribu per satu liternya, sedangkan harga BBM bersubsidi jenis solar Rp 11 ribu per satu liternya. ”Biasanya saat hari lebaran nanti sampai mencapai Rp 20 ribu per satu liternya. Kenaikan itu sampai H+6 lebaran,” ungkapnya.
Sementara di Pulau Masalembu, Kecamatan Raas, saat ini harga BBM Bersubsidi Jenis Premium Rp 13 ribu per satu liternya. Sedangkan BBM Bersubsidi jenis solar Rp 11 ribu per satu liternya.
”Kalau saat ini memang masih stabil harganya. Tapi biasanya nanti akan mengalami peningkatan yang cukup tinggi,” terang dia.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Sumenep Juhari meminta kepada pemerintah daerah untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga BBM bersubsidi tersebut. Salah satunya dengan cara meminta tambahan kuota kepada Pertamina.
Politisi partai persatuan pembangunan (PPP) itu mengatakan, dirinya sangat optimis jika ada penambahan kuota dari hari sebelumnya, bisa dipastikan tidak akan terjadi kelangkaan yang disebabkan karena kurangnya kuota. ”Meskipun masih terjadi, itu sangat kecil dampaknya terahdap masyarakat,” terang dia.
Sayangnya Kabag Perekonomian Setkab Sumenep Moh Hanafi masih belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut. Pasalnya saat ditemui di tempat kerjanya mantan Camat Lenteng itu sedang tidak ada. (fay/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News