Dari Bumi Majapahit, Gubernur Khofifah Ajak 390 Peserta Program PMM Perkuat Persatuan Bangsa

Dari Bumi Majapahit, Gubernur Khofifah Ajak 390 Peserta Program PMM Perkuat Persatuan Bangsa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pembekalan dalam Program Kelas Inspirasi Kegiatan Modul Nusantara Mahasiswa Inbound atau Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) semester gasal 2023/2024 diberikan oleh Gubernur Khofifah di halaman Gedung Negara Grahadi, Senin (16/10) malam.

Kepada 390 mahasiswa dari 95 perguruan tinggi tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan pentingnya menjaga dan memperkuat persatuan bangsa. Bahwa persatuan merupakan pekerjaan rumah (PR) bangsa saat ini yang harus terus diwujudkan melalui persaudaraan sebaik mungkin, semaksimal mungkin, dan sekohesif mungkin.

Baca Juga: Info BMKG Senin 7 Oktober 2024: Terik Surabaya Bakal Segini, Jatim Mayoritas Berawan

"Sudah berapa banyak minum air Bumi Majapahit ? Makin banyak minum air bumi Majapahit, maka nafas dan cinta NKRI kita akan semakin kuat. Karena dari sinilah sesungguhnya Bhinneka Tunggal Ika secara konseptual dilahirkan," ujarnya.

"Maka bersyukurlah program ini memperkenalkan berbagai budaya, memperkenalkan berbagai tradisi, kearifan, keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif," katanya.

Gubernur Jatim Khofifah mengatakan, Indonesia dibangun atas sebuah perjuangan penuh pengorbanan yang cukup panjang, salah satunya oleh Kerajaan Majapahit dengan Patih Gajah Mada yang mengikrarkan Sumpah Palapa. Persatuan itulah yang akhirnya terus dipelihara dan diperbaiki oleh para pejuang dengan usaha, air mata, hingga tetesan darah. Oleh karena itu, gubernur berharap mahasiswa ikut menjaga persatuan tersebut.

Baca Juga: Jelang Hari Jadi Provinsi Jatim, Pj Gubernur Adhy Ziarah dan Tabur Bunga di Makam Proklamator RI

"Ketika kalian bertemu dalam sebuah forum yang luar biasa, bagaimana sesungguhnya bisa menghargai para pejuang dan pahlawan bangsa. Tidak mungkin kita seperti sekarang tanpa ada tahapan perjuangan para pahlawan yang begitu banyak memberikan pengorbanan untuk negeri ini," ungkapnya.

Selain menjaga persatuan bangsa, mantan Menteri Sosial RI juga mengajak para mahasiswa untuk membawa semangat motto yang tertera dalam lambang kebanggaan Provinsi Jawa Timur, yakni 'Jer Basuki Mawa Beya', sebuah pepatah yang memiliki makna bahwa setiap keberhasilan, kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup bermula dari pengorbanan, kerja keras dan upaya yang diperjuangkan bersama untuk mendapatkannya.

"Siapa yang ingin bahagia hidupnya, maka dia harus kerja keras. Siapa yang ingin sukses hidupnya, dia harus kerja keras. Siapa yang ingin mencapai cita-citanya, dia harus kerja keras. Jadi jangan mengharapkan hadiah turun dari langit tiba-tiba kemudian skill-nya melejit, profesionalismenya tumbuh, etos kerjanya menguat. Tidak ada itu," kata dia.

Baca Juga: Korban Begal di Surabaya Tolak Ajakan Damai Pelaku

"Akan tetapi be your self and do the best. Saya ingin kalian bersama-sama tulis kuat-kuat di hati dan pikiran kita, be your self and do the best," imbuh Khofifah menegaskan.

Gubernur Khofifah lantas menceritakan pengalamannya ketika meneladani dan membawa semangat 'Jer Basuki Mawa Beya' dalam kehidupannya sehari-hari. Mulai kecil, saat muda, kemudian melanjutkan di Universitas Airlangga, hingga berhasil menjadi politisi di Indonesia.

Diawali saat duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar (SD), Khofifah mengaku sudah ikut nandur di sawah milik keluarganya hingga dapat membeli buku bahkan 2 gram emas. Kemudian pada kelas 3 SD, ia ditunjuk sebagai bendahara kelompok barzanji di tempat kelahirannya di Wonocolo, . Dari sana ia belajar bergotong royong dan berbagi.

Baca Juga: Adhy Karyono Resmikan Kawasan Kuliner Halal Pertama di Jawa Timur

Menginjak kelas 4 SD, Khofifah Indar Parawansa punya keinginan masuk Ka'bah. Ia lalu mengingat perkataan guru sekolahnya saat itu bahwa yang masuk Ka'bah harus menjadi pejabat.

"Jadi bukan jadi pejabat dengan berbagai fasilitas. Jadi pada saat itu memang doa saya ingin jadi pejabat tujuannya sederhana seperti yang disampaikan guru saya yaitu ingin masuk Ka'bah. Sesederhana itu," ungkapnya.

Doa itu terjawab. Saat usia 26-27 tahun, tawaran menjadi anggota DPRD-DPR RI mulai mengalir. Namun saat itu, perasaan saya masih belum kukuh karena memikirkan pertanggungjawaban di hari akhir kelak. Orang nomor satu di lingkungan itu bertanya kepada salah satu gurunya bagaimana menjadi anggota DPR RI sekaligus menjelaskan tujuannya ingin menjadi wakil rakyat.

Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Begal Perempuan di Surabaya

"Guru saya mengatakan ada yang namanya ijtihad artinya bekerja dengan sungguh-sungguh, maka ijtihad lah kamu. Kalau kamu merasa bahwa ijtihadmu benar, sudah dapat pahala," ungkapnya.

Dari situ Khofifah membulatkan tekad terjun ke dunia politik. Mulai menjadi anggota dan pimpinan di fraksi dan komisi tingkat DPR RI, lalu menteri era Presiden Abdurrahman Wahid, dan Joko Widodo, hingga menjabat Gubernur Jawa Timur.

Kiprah Khofifah tersebut tidak lepas dari aktifnya dirinya selama di perguruan tinggi. Maka dari itu, ia mengajak kepada para mahasiswa untuk ikut dan mau berorganisasi untuk melengkapi ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.

Baca Juga: Jelang HUT Ke-79 Jawa Timur, Adhy Karyono Ziarah dan Tabur Bunga ke Makam Gubernur Soerjo

"Saya ingin mengajak kepada anak-anak sekalian, bahwa setiap pertemuan ataunl interaksi akan memberikan nilai tambah. Manfaatkan waktu untuk berorganisasi dan berinteraksi internal maupun eksternal saat kuliah. Hal itu sangat bermanfaat untuk masa depan kalian," tegasnya. (dev/git)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO