KOTA PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Haul ke-26 Almarhum KH Abdul Qodir Nur rampung digelar pada Rabu (25/10) malam. Wali Kota Pasuruan H. Saifullah Yusuf turut menghadiri haul yang digelar di Masjid Baitul Rohman Bugul Kidul bersama Wawali Adi Wibowo.
Selepas magrib, para jamaah telah datang secara bergelombang untuk memenuhi masjid yang terletak di Jalan Patimura tersebut. Puncak acara haul sendiri dimulai ba'da Isya, hampir bersamaan saat Gus Ipul dan Mas Adi hadir di lokasi haul sekira pukul 19.30 WIB.
Baca Juga: Semarak Puncak Peringatan HKSN 2024 di Kota Pasuruan
Kepada seluruh jamaah haul, Gus Ipul menyatakan rasa syukur dan bahagianya bisa berkesempatan untuk sowan pada acara haul KH Abdul Qodir Nur. Baginya, ini adalah pertama kalinya hadir sebagai Wali Kota Pasuruan.
Ia menyatakan bahwa KH Abdul Qodir Nur dan para alim ulama merupakan suri teladan. Pelajaran yang bisa dipetik adalah bahwa segala kebaikan almarhum masih dikenang meskipun sudah terlebih dahulu berpulang kembali ke Rahmatullah.
"Meskipun beliau sudah wafat, kita masih merindukan, mengingat, mendoakan, dengan barapan doa kebaikan itu kembali ke kita semua," kata Gus Ipul membuka sambutannya.
Baca Juga: Peringati HDI 2024, Pemkot Pasuruan Dukung Kesetaraan dan Rasa Percaya Diri Penyandang Disabilitas
Menurutnya, hal tersebut juga sekaligus sebagai pengingat agar kita bisa memberikan kesan baik ketika diberikan sebuah amanah.
Ia mengajak para jamaah refleksi diri. "Apakah ketika nanti sudah berpulang, masih banyak yang mengenang dan mendoakan karena kebaikan yang ditinggalkan," katanya.
"Majelis haul ini jadi pengingat saya dan Mas Adi untuk selalu memberikan kebaikan ketika diberikan amanah. Ketika kita selalu berbuat baik demi kesejahteraan masyarakat, maka saat tiba kami pensiun, akan selalu dikenang atas kebaikan yang jadi peninggalannya," imbuh Gus Ipul.
Baca Juga: Plt. Wali Kota Pasuruan Dinobatkan Sebagai Kepala Daerah Inspiratif Penggerak Anak Muda
Ia menyampaikan bahwa wafatnya kiai dan para alim ulama diibaratkan seperti padamnya obor penerang dalam kegelapan. Ketika tidak ada penerangan, maka setiap orang akan kesulitan untuk berjalan mencapai tujuan.
"Wafatnya kiai sama seperti matinya cahaya dalam kegelapan. Saat berjalan, kita pasti akan grayah-grayah, kangelan. Karena para kiai dan alim ulama ini adalah penerang dan pembimbing kita untuk mencapai tujuan dunia dan akhirat," ujar Gus Ipul.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Pasuruan mengapresiasi antusiasme jemaah dalam menyelenggarakan majelis haul. Hal itu menunjukkan adanya proses regenerasi dalam mengamalkan ajaran para kiai.
Baca Juga: Mitigasi Narkoba dan Judol, Kongres XVIII Muslimat NU Hadirkan Mensos Gus Ipul Sebagai Pembicara
"Melalui majelis haul membuktikan bahwa masyarakat masih ingin tersambung dan terhubung mewariskan ajaran ulama," pungkasnya. (par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News