
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Keluhan warga Dusun Terong Bangi, Desa Kandangan, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, terkait dugaan pencemaran limbah PT Putro Lingkungan Indonesia (PLI), akhirnya ditanggapi oleh perusahaan.
Sebelumnya, Selasa (7/11/2023) lalu warga demo mengeluhkan limbah PT PLI yang mengeluarkan bau tak sedap dan menimbulkan debu.
Baca Juga: Smelter Freeport Berhasil Capai 69 Juta Jam Kerja Aman
Informasi yang didapatkan BANGSAONLINE.com, pembuatan batako di PT PLI memanfaatkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Proses produksi tersebut menyebabkan polusi udara berupa debu dan limbah cair. Akibatnya, sejumlah warga mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Limbah tersebut juga mencemari lahan tambak warga dan menganggu aktivitas belajar mengajar di Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Ta’limul Muttaqin, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Ubudiyah yang jaraknya sekira 200 meter dari lokasi pembakaran limbah.
Kepala Desa (Kades) Kandangan, Fenta Aquarista, menyatakan pihaknya sudah menggelar pertemuan melibatkan warga dan pihak perusahaan sebelum sempat meletup demo.
Baca Juga: Datangi PT Orela Shipyard, Pimpinan DPRD Gresik Minta Tuntutan Warga Dalegan Dituntaskan
"Pertemuan difasilitasi Pak Camat Cerme (Umar Hasyim) di kantor kecamatan pada Jumat (3/11/2023)," ucap Fenta Aquarista kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (9/11/2023).
Menurutnya, pertemuan dihadiri 40 orang dari pihak Muspika Cerme, tokoh masyarakat, dan perwakilan warga Dusun Terong Bangi. Hasilnya, pihak perusahaan berjanji segera memperbaiki pembuangan limbah berupa asap dan debu agar tak menggangu warga sekitar.
"Pihak perusahaan minta waktu hingga sebulan untuk melakukan perbaikan. Namun, setelah pertemuan itu warga masih merasakan bau dan debu limbah dari PT PLI," ungkap Fenta.
Baca Juga: Warga Dalegan Demo Dump Truk, Camat Panceng akan Panggil Pengusaha
"Mungkin karena sudah tak betah, warga akhirnya menggelar demo," tambahnya.
Fenta menyampaikan bahwa kasus limbah dari PT PLI tersebut juga sudah dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik. "Kami tengah menunggu hasilnya," jelasnya.
Fenta berharap pencemaran lingkungan akibat limbah PT PLI bisa secepatnya diatasi. Sebab, sejak berdiri pada tahun 2018, baru kali ini warga mengeluhkan limbah PT PLI.
Baca Juga: Warga Dalegan Gresik Demo Kerusakan Jalan Akibat Dump Truk
"Baru 3 bulan terakhir warga kami mengeluhkan pencemaran limbah berupa bau dan debunya. Kami belum tahu persis selain produksi batako, perusahaan memproduksi produk lain, sehingga menimbulkan bau," katanya.
Sementara itu, Camat Cerme Umar Hasyim membenarkan pihaknya telah memfasilitasi pertemuan antara warga dan perusahaan terkait pencemaran limbah PT PLI.
"Pihak perusahaan minta waktu sebulan (untuk memperbaiki pembuangan limbah)," katanya.
Baca Juga: DLH Gresik akan Bangun Tempat Pengolahan Limbah B3
Namun, lanjut Umar Hasyim, pihak PT PLI minta agar perusahaan tetap diizinkan beroperasi selama proses perbaikan.
Umar menyampaikan bahwa kasus limbah PT PLI sudah ditindaklanjuti DLH. "Pascademo warga pada Selasa (7/11/2023), tim DLH turun ke perusahaan hingga Rabu (8/11/2023)," ungkapnya.
Sementara manajemen PT PLI belum memberikan jawaban saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com terkait polusi limbah bau dan debu yang dikeluhkan warga. (hud/rev)
Baca Juga: Soal Reklamasi Laut, Plt Kepala DKPP Gresik Sebut Hanya Petrokimia yang Berkoordinasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News