TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Menyikapi banyaknya siswa titipan lewat jalur offline pada PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) di Tulungagung, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tulungagung Suharno mendesak kepala sekolah dan panitia PPDB berani menolak.
PPDB jalur offline di Tulungagung memang menjadi perhatian, dikarenakan, sebelum dibuka, posisi bangku sudah terisi semua. Penelusuran BANGSAONLINE.com, calon siswa titipan ini, bermodalkan katabelece dari pejabat, kedekatan dengan pihak sekolah, bahkan pihak LSM dan wartawan.
Baca Juga: Langkah Besar Menuju Geopark Nasional: Tulungagung Menanti Pengakuan Dunia
“Sebenarnya, jalur offline ini diperuntukkan untuk siswa miskin, siswa berprestasi, dan bina lingkungan bagi siswa yang tinggal di sekitar sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tulungagung, Suharno.
Bagaimana kalau calon siswa itu memiliki ‘surat sakti’ atau katabelece dari pejabat, atau calon siswa itu anak pejabat?
“Agar kepala sekolah atau panitia PPDB, berani menolak siswa titipan, yang tidak sesuai kualifikasi. Ini harus dilakukan agar tidak terjadi over kapasitas, serta demi rasa keadilan,” kilah dia.
Baca Juga: Respons Komisi I DPRD Trenggalek soal Pulau yang Diklaim Pemkab Tulungagung
Ditakutkan, jika calon siswa dengan katabelece pejabat diloloskan dan tidak diseleksi, maka calon siswa yang seharusnya lolos, karena termasuk dalam salah satu dari tiga kategori peruntukan PPDB offline, tidak mendapatkan bangku.
"Intinya sekolah atau panitia PPDB harus berani menolak jika siswa titipan tidak sesuai ketentuan. Mereka pun harus punya dasar yang kuat untuk menolak, meskipun mereka punya rekomandesi dari pejabat," ungkapnya.
“Biar calon siswa yang berhak masuk bisa diterima sesuai klasifikasi," imbuh pria yang juga Ketua PGRI Tulungagung ini. (zul/ros)
Baca Juga: Gerebek Sayur Meriahkan Ulang Tahun Pertama RSUD Campurdarat dr. Karneni Tulungagung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News