
TUBAN, BANGSAONLINE.com - Anggota DPRD Jatim, Nur Aziz, angkat bicara terkait kondisi Pasar Baru Tuban yang sepi dari pengunjung. Politikus dari PKB itu juga mengkritik kebijakan Pemkab Tuban setelah menerima keluh kesah pedagang beberapa hari lalu.
"Pasar Baru Tuban ialah pasar tradisional yang mana sebagai kekuatan ekonomi kerakyatan. Namun, faktanya perputaran ekonomi atau nilai perdagangan yang kian hari sepi pembeli," ujarnya kepada awak media, Selasa (14/11/2023).
Baca Juga: Dua Anggota DPRD Jatim Disiram Air oleh Pendemo saat Temui Massa Aksi ‘Indonesia Gelap’
Melihat kondisi pasar yang terus sepi, ia menyarankan pemerintah daerah setempat agar menggerakkan dinas terkait untuk mengatasi persoalan yang ada. Bila perlu, mereka diajak rembuk sehingga kebijakan untuk membesarkan pasar tradisional bisa sejalan dengan pemkab Tuban.
"Kalau kios sembako program pemkab ini saja berada di dalam pasar. Belum lagi soal retribusi parkir. Kebijakan seperti ini tidak berimbang sana ditertibkan yang sini tidak ditertibkan," kata Aziz.
Ia pun mengajak manajemen Pasar Baru Tuban dengan cara hitung-hitungan pemasukan ke pemkab perihal retribusi. Apalagi, sumber PAD Tuban masih banyak.
Baca Juga: Diskopumdag Tuban Imbau Agar PKL Cantumkan Harga di Daftar Menu yang Mudah Terlihat Konsumen
"Melihat pasar lagi sakit ngak diobati malah pelan pelan di suntik mati. Ngapain pemkab, ngurus retribusi atau parkir kecil-kecil seperti ini," tuturnya.
Aziz mengibaratkan saat Covid-19 serta adanya progam kendaraan gratis di Tuban, ada kebijakan penggratisan pada beberapa sektor, tapi patahnya di pasar baru tradisional tidak bisa menggratiskan. Langkah tepat kebijakan daerah harus menggratiskan guna mengembalikan minat pengunjung.
"Setahun-dua tahun ini? maraknya toko modern sampai pelosok desa berdiri sehingga menjadikan kebijakan yang sakit. Pemkab harusnya punya kebijakan yang berimbang bukan cuma pro investor," paparnya.
Baca Juga: Petani asal Desa Mander Laporkan Kios Pupuk Subsidi ke Polres Tuban Atas Dugaan Kecurangan
Sementara itu, Sarmi selaku salah satu pedagang daging ayam mengeluhkan keberadaan fungsi bongkaran di induk pasar yang hilang. Sebaliknya, adanya pasar kaget bongkaran yang tidak jelas retribusinya menjadikan induk dalam pasar sepi, seperti Blok C masalah bongkaran difungsikan awal dan penertiban PKL liar dikembalikan ke induk pasar.
"Sekarang di dalam pasar sepi. Mohon ditertibkan yang di belakang pasar. Kami mohon Bongkaran di kembalikan seperti dulu," pintanya
Ia mengaku, semakin lama mengalami penurunan pemasukan beberapa tahun terakhir. Pada masa kejayaannya mengaku pernah pulang Rp2 juta dalam satu hari. Namun kini, calon pembeli pun jarang lewat di depan lapaknya.
Baca Juga: SPAB BPBD Jatim 2025 Sasar 10 Daerah
"Kadang pulang bawa uang sudah bersyukur Alhamdulillah," ungkapnya.
Pedagang lain, Sholikin juga meminta untuk pencabutan retribusi dan parkir di induk pasar baru. Selain itu, meminta kepada manajemen pasar yang baru agar membebaskan retribusi bulanan.
"Ya karena sepi jadi kami minta retribusi bulanan juga dibebaskan," ucapnya. (wan/sis)
Baca Juga: Kakanwil Kemenag Jatim Serahkan Izin Operasional MI BAS International Islamic School Tuban
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News