SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Calon DPD RI dari Jawa Timur, Lia Istifhama atau yang akrab disapa Ning Lia, menjelaskan keberadaan politikus sebagai bentuk kesadaran peran. Hal tersebut disampaikan saat mengisi diskusi bersama Kopri PMII Rayon Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya.
Menurut dia, hadirnya perempuan di dunia politik ialah bentuk nyata kesadaran peran, di mana kaum hawa berperan signifikan untuk membawa, dan menjaga kebaikan di tengah-tengah masyarakat.
Baca Juga: Khofifah: Jadikan Natal Sebagai Momentum Menebar Cinta Kasih dan Menguatkan Kemanusiaan
"Kita contohkan Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa, yang mana beliau menjadi tokoh sentral kaum perempuan untuk terus berkiprah dan berkarya. Beliau mengajak kita semua terus berlari tanpa menjadikan pertambahan usia sebagai batasan," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima BANGSAONLINE.com, Minggu (3/12/2023).
"Dari Bu Khofifah pula, kita diingatkan bahwa hidup adalah proses. Saat beliau kini menjadi orang nomor satu di Jawa Timur, yang melekat dalam diri beliau justru terus bekerja dan turun untuk menabur kemaslahatan. Ini kan keren sekali dan contoh nyata bagaimana kesadaran peran adalah kewajiban kita semua, terutama kaum perempuan," tuturnya menambahkan.
Aktivis yang menggaungkan bangun peran tanpa jabatan ini menegaskan, kesadaran peran dapat dicapai dalam banyak ruang, salah satunya politik.
Baca Juga: Hadiri Pengukuhan Rektor UTM Sebagai Guru Besar, Khofifah Ucapkan Selamat dan Sampaikan Apresiasinya
“Kalau kita berbicara politik dan power, maka kita harus tahu, power is a means, not an end. Kekuasaan adalah sarana kemaslahatan, bukan akhir capaian. Ini sangat jelas dibentuk nyata oleh Ibu Khofifah. Ini menjadi stimulus kita semua, agar meneladani dengan masuk ke banyak ruang publik, diantaranya politik," paparnya.
Melalui ruang politik, kata Ning Lia, kaum hawa bisa lebih berani dan lebih bersuara karena tuntutan politikus adalah belajar dan terus belajar, sehingga perempuan yang terjun ke dunia politik selalu percaya diri dan tangguh. Ia pun menekankan makna cantik dalam berpolitik.
"Cantik di sini adalah kecantikan yang muncul secara alami, atau inner beauty yang lahir karena ketegasan, kecerdasan, dan ketangguhan menghadapi dinamika politik. Jadi, semua politisi perempuan itu cantik,” kata putri Tokoh Nahdliyin, KH Masykur Hasyim, itu. (mdr/rev)
Baca Juga: PMII Unipra Surabaya Sukses Laksanakan Mapaba Perdana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News