KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Demi menghidupi suaminya yang sedang sakit terkena gejala stroke, Sukarmi (59), warga RT 01 RW 01 Desa Manggis, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, rela berjalan kaki menempuh puluhan kilometer untuk berjual bekicot demi mendapat rezeki.
Ditemui di rumahnya yang berdinding anyaman bambu dan lantai yang masih berupa tanah dengan ukuran 4X6 meter, Sukarmi yang memakai baju batik warna cokelat sambil tersenyum mempersilahkan duduk. "Mari mas masuk ke rumah," kata Sukarmi, Jumat (24/7).
Di rumahnya, Sukarmi hanya hidup berdua dengan suaminya yakni Sungkowo (68) dan belum dikaruniai anak. Sukarmi kini menjadi tulang punggung karena kini suaminya sudah setahun ini menderita sakit stroke. Ironisnya, Sukarmi sendiri tangan kirinya sakit dan tak bisa digerakan karena pernah tertimpa kayu. "Ini suami saya baru satu tahun ini sakit dan tidak bekerja," terang Sukarmi.
Meski tangan kirinya tidak bisa digerakan, ia rela menempuh puluhan kilometer berjalan kaki dari desa ke desa menjual bungkusan bekicot dengan harga satu bungkus Rp 2 ribu. "Saya bawa 60 bungkus, kalau laku semuanya untung saya cuma Rp 24 ribu," jelasnya.
Meski Sukarmi sudah mendapat bantuan beras sembako dari Pemerintah dan mendapat BLT, ia mengaku untuk hidup sehari hari tidak mencukupi. "Ya kurang mas, buat kebutuhan saja masih kurang. Suami saya tidak kerja," tuturnya.
Sementara itu, menurut keponakan Sukarmi yakni Tutik, Sukarmi berjualan bungkusan bekicot sampai perbatasan Kediri Blitar yakni Desa Kedawung, Gambar, Bringin, dan Pasar Ngancar. Dia berangkat pagi pukul 09.00 WIB hingga 17.30 WIB. "Memang jualannya jauh dan berjalan kaki menggendong bungkusan bekicot," ungkap Tutik.
Tutik mengatakan jika dirinya sering mengantar membelikan jamu saat Sukarmi maupun suaminya mengeluh sakit. "Mak Mi atau Pak Kowo kalau sakit hanya minum jamu dan jarang berobat," tandas Tutik. (kdr1/rif/rvl)
Baca Juga: Setubuhi Anak Kandung Sendiri, Pria di Kediri Ditangkap Polisi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News