KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Bicara soal tempat wisata di Kabupaten Kediri memang tidak habis-habisnya. Ada wisata alam seperti Gunung Kelud, air terjun Dolo, air terjun Irenggolo, dan yang lain.
Ada wisata buatan yang saat ini sudah menjadi ikon Kabupaten Kediri yaitu Monumen SLG yang mirip dengan Monumen Arc de Triomphe, salah satu monumen paling terkenal di Paris.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
Dan yang tidak kalah manarik adalah wisata religi Gereja Tua Puhsarang yang terkenal hingga ke mancanegara. Kebanyakan yang datang ke Gereja Tua Puhsarang ini memang umat Katolik.
Tapi tidak sedikit, umat dari agama lain yang datang yang sekedar ingin melihat dari dekat gereja tua yang dibangun pada masa Pemerintahan Hindia Belanda itu.
Berdasarkan catatan yang ada, Gereja Tua Puhsarang dibangun pada 1936 dan sudah mengalami beberapa kali renovasi. Namun dari rentetan renovasi itu, bentuk asli gereja masih terjaga.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
Altar gereja dari batu seberat 7 ton yang berhias pahatan rusa, altar luar berbentuk Stupa Borobudur, menara berbentuk Candi Buntar, pendopo, perangkat gamelan sebagai pengiring misa, tabernakel batu dengan desain batu terguling, makam, dan lain-lain, masih bisa ditemui di Gereja Puhsarang ini.
Gaya arsitektur Gereja Katolik ini sungguh menawan. Ada sentuhan tradisi yang kental dan juga membawa gaya moderen. Jadi, selain melihat sentuhan Mojopahit, Jawa, Tiongkok, bahkan Hindu dan Budha, pengunjung juga dapat melihat sruktur busur kayu, baja tarik penghubung atap, dan teknologi rumah otomatis.
Bentuk-bentuk yang mengagumkan ini tak lepas dari tangan dingin Ir. Maclaine Pont (1884-1971), seorang arsitek berkebangsaan Belanda yang lahir di Messter Cornlis (Jatinegara, Jakarta).
Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska Adakan Ujian Profesi Advokat
Ketika mulai mendesain gereja ini, dia tak lupa memasukkan unsur budaya lokal. Sebagai seorang arsitek, Pont sangat mengagumi situs-situs penting di Jawa, salah satunya situs Majapahit di Trowulan, Mojokerto.
Kompleks gereja yang memiliki luas lebih dari 6,5 hektar ini sudah beberapa kali direnovasi. Di dalam Kompleks Gereja Tua Puhsarang ini juga ditemui beberapa hal unik yang seiring waktu banyak dilirik wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Selain Gereja, di kompleks ziarah umat Katolik ini terdapat tiga patung Maria. Patung pertama di Goa Maria di samping kiri Gereja tertua di kompleks ini.
Baca Juga: Uniska dan ID Consulting Jepang Teken MoU Strategis untuk Penyerapan Tenaga Kerja
Dulu, patung ini pernah dicuri dan ditemukan dan dikembalikan di dekat Gedung Serba Guna, sedangkan yang ketiga berdiri megah di rekah atas Goa Maria Lourdes.
Daya tarik lain yang bisa ditemui oleh pengunjung atau peziarah di adalah tiga jalan salib. Masing-masing ada di kompleks Gereja Santa Maria Puhsarang, yang kedua disekeliling Taman Hidangan Kana, dan yang ketiga di bagian belakang berupa stasi-stasi renungan dengan bentuk-bentuk patung besar manusia.
Jalan Salib ini diresmikan pada Hari Minggu, 28 Mei 2008 dan pada tahun 2011 lalu, ditambah beberapa stasi untuk lebih menjelaskan rentetan perjalanan Yesus dalam Injil.
Baca Juga: Sempu Exotic Park di Kediri, Tempat Wisata yang Patut Dikunjungi
Selain gereja antik, di kompleks ini terdapat tiga patung Bunda Maria dan tiga Jalan Salib, juga dapat temukan tiga Pondok Rosario yang disiapkan khusus bagi peziarah untuk berdoa Rosario.
Tiga pondok ini dibuat untuk mempersentasikan misteri hidup Yesus Kristus yang direnungkan dalam doa, yakni Peristiwa Gembira, Peristiwa Sedih dan Peristiwa Mulia.
Satu lagi yang istimewa yaitu Goa Maria Lourdes. Goa ini merupakan salah satu dari sekian banyak gua yang merupakan buatan tangan manusia.
Baca Juga: Peringatan Hari Disabilitas Internasional, Mbak Chicha Berkomitmen Setarakan Hak Penyandang
Goa ini didirikan atas usulan dari Romo Jan Wolters CM dengan dibantu oleh arsitek ternama pada masanya yaitu Ir. Henricus Maclaine Pont pada tahun 1936.
Sang inisiator tersebut adalah seorang misionaris yang tertarik dan menghormati adat budaya Jawa, yang juga mencintai masyarakat Jawa dengan segala kulturnya.
Gua Maria ini telah mengalami beberapa kali renovasi atau pembaharuan. Salah satunya pada tahun 1997 yang kemudian diresmikan pada tahun 2000.
Baca Juga: Sambut Hari Ibu, Ketua TP-PKK Kabupaten Kediri Usung Subtema Perempuan Berbudaya
Goa ini merupakan replika goa sejenis yang ada di negara Perancis. Namun ukuran Goa Maria Lourdes di Puhsarang ini lebih besar dari yang di Perancis.
Di bawah Goa Maria Lourdes di Puh Sarang ini terdapat 12 mata air suci yang sudah disterilkan lebih dulu sehingga bisa langsung diminum dan diyakini oleh beberapa peziarah bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan memberi anak.
Steven, peziarah asal Surabaya mengatakan, bahwa ia dan keluarganya sudah beberapa kini berziarah ke Gereja Tua Puhsarang ini.
Baca Juga: Ingin Hidup Mewah, Pria Asal Nganjuk Rampok 3 Swalayan di Kediri
Yang paling ia disukai di tempat ini adalah usai berdoa, ia dan keluarganya minum air dari kran yang sudah disediakan di bawah Goa.
"Setelah meminum air di sini, badan ini rasanya jadi segar. Dari cerita-cerita orang yang pernah minum air disini, katanya juga bisa menyembuhkan penyakit," kata Steven, Minggu (14/1/2024). (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News