KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Seorang santri sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, ditemukan meninggal dunia, Jumat (23/2/2024) pagi.
Korban adalah BBM (14), santri asal Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi
Baca Juga: Usai Mediasi Antara Warga Satak Kediri dan LMDH Budi Daya, Hak Garap Lahan Perhutani Dibagi Rata
Ia diduga meninggal akibat dianiaya oleh seniornya yang masih kerabat dari pangasuh ponpes tersebut.
Jenazah BBM diantar pengurus ponpes ke Banyuwangi pada Jumat sore dan sampai di rumah duka sekira pukul 23.30 WIB.
Ketika tiba di rumah duka, ternyata pihak keluarga melihat jenazah BB yang penuh luka lebam di muka dan beberapa bagian tubuhnya.
Baca Juga: Pimpinan Gereja Ortodok Rusia, Apresiasi Pembangunan Pesantren Jatidiri Bangsa di Kediri
Mengetahui hal itu, pihak keluarga korban melaporkan kasus tersebut ke Polsek Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.
Pengurus ponpes di Kediri yang mengantar jenazah korban, akhirnya dimintai keterangan oleh polisi di Banyuwangi.
Fatihunada, Pengasuh Ponpes Al-Ishlahiyah, Mayan, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, kepada BANGSAONLINE.com, menjelaskan bahwa dia mendapat kabar meninggalnya salah satu santrinya tersebut pada Jumat (23/2/2024) pagi, sekira pukul 08.00 WIB.
Baca Juga: Ini Hasil Pertemuan Warga yang Tuntut Garap Lahan Perhutani dengan LMDH Budi Daya Satak Kediri
"Informasi yang saya terima, BB terjatuh di kamar mandi pondok, Jumat (23/2/024) pagi setelah subuh. BB langsung dibawa ke Rumah Sakit di Ngadiluwih," kata Gus Fatih, sapaan akrabnya, Senin (26/2/2024) di Ponpes Al-Ishlahiyah, Mojo.
Setelah dicek pihak rumah sakit, ternyata BB telah meninggal dunia. Saat itu juga, pihaknya langsung menghubungi keluarganya yang tinggal di Bali dan Banyuwangi.
"Selain menghubungi pihak keluarga, kami juga mempersiapkan untuk pengantaran ke Banyuwangi dan dapat mobil ambulans pada Jumat sore dan kami langsung berangkat," terangnya.
Baca Juga: Yayat Cadarajat Dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri yang Baru
Tiba di Banyuwangi sekira pukul 23.00 WIB, pihak keluarga langsung melihat jenazah.
"Saat itu, kami menjelaskan kalau BBM terjatuh di kamar mandi berdasarkan keterangan saudaranya yang juga santri di pondok. Akan tetapi, pihak keluarga tidak terima dan melaporkan kasus ini ke Polsek Glenmore Banyuwangi, karena pihak keluarga menduga ada unsur penganiayaan," imbuhnya.
Gus Fatih tidak membantah, kalau Ia dan sejumlah pengurus pondok yang mengantarkan jenazah BB telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian di Banyuwangi, pada hari Sabtu (24/2/2024).
Baca Juga: Pernah Obesitas, Andrian Kini Terapkan Pola Hidup Sehat dan Manfaatkan Layanan JKN
Setelah dirasa cukup, lanjut Gus Fatih, ia dan rombongan diperbolehkan pulang dan kasus ini diambil alih oleh Polres Kediri Kota, karena kejadiannya berada di wilayah hukum Polres Kediri Kota.
"Ada 7 santri yang telah diperiksa oleh polisi di Kediri. Empat di antaranya diduga telah menganiaya korban. Sedang dua lainnya diperiksa sebagai saksi," terangnya.
Gus Fatih mengaku terpukul dan prihatin dengan kejadian ini. Awalnya, ia memang tidak mengetahui kalau ada dugaan penganiayaan itu. Karena, BBM dan senior itu sama-sama menjadi santri.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Bacakan Amanat Menag saat Jadi Inspektur Upacara Hari Santri Nasional 2024
"Untuk lebih jelasnya, silakan teman-teman wartawan untuk konfirmasi ke Polres Kediri Kota, karena kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian di Kediri," tutupnya.
Sementara itu, salah satu pengasuh Pengurus Ponpes Al-Ishlahiyah lainnya, Miftahul Arifin, menerangkan, bahwa pihaknya telah melaporkan kasus ini ke Polres Kediri Kota, pada hari Sabtu (24/2/2024).
Menurut Miftahul Arifin, korban bukanlah santri Ponpes Al-Ishahiyah. Tapi santri di Ponpes PPTQ Al-Hanifiyyah yang memang satu kompleks dengan Ponpes Al-Ishahiyah yang merupakan pondok induk.
Baca Juga: Ribuan Santri Ponpes Wali Barokah Kediri Gelar Upacara di Peringatan Hari Santri Nasional 2024
"Ponpes Al-Ishahiyah dan Ponpes PPTQ Al-Hanifiyyah itu kepengurusannya terpisah. Masing-masing ponpes ada pengurus tersendiri," ucapnya.
Suryanto (46), paman korban, merasa terpukul dengan kejadian ini. Ia sudah menganggap BBM sebagai anaknya sendiri. Bahkan yang membawa korban untuk belajar di Kediri adalah dirinya.
"Saya bingung harus berkata apa. BBM itu keponakan saya, dan yang sekarang diperiksa polisi itu (karena diduga sebagai penganiaya korban), salah satunya anak saya," ujar Suryanto, sambil sesenggukan. (uji/van)
Baca Juga: Gus Kautsar Dukung Dhito-Dewi di Pilkada 2024, Berharap Lanjutkan Program Pro-Masyarakat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News