Oleh: Zainal Muttaqin*
Saat ini, saya membayangkan betapa luar biasanya energi kebahagiaan yang dipendarkan oleh 2.022.131.798 manusia yang tercatat sebagai pemeluk agama islam di seluruh penjuru dunia, karena menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
Ya, setidaknya demikian data yang dicatat oleh Global Muslim Population per 2 Februari 2024 lalu. Lebih dari 30% penduduk bumi beragama islam, dan Indonesia masih menempati urutan pertama negara dengan populasi muslim terbesar didunia.
Kebahagiaan sebab kedatangan bulan Ramadhan ini tentu bukan sekadar euphoria tanpa makna. Kita sangat sering mendengarkan dari berbagai sumber, bahwa salah satu hikmah menyambut Ramadhan dengan hati gembira adalah akan dijauhkan dari siksa api neraka.
Sebagaimana sebuah hadits yang dikutip dari Kitab Durrotun Nasihin yang artinya: "Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka."
Baca Juga: Sarat Nilai Keimanan, Khofifah Ajak Teladani Sifat Zuhud Abu Wahb Bahlul bin An as Shairofi Al Kufi
Di sisi lain, kegembiraan itu juga teresonansi hingga ranah kapitalis, pergerakan ekonomi menjelang dan selama bulan Ramadhan hingga masa idul fitri terbukti menjadi puncak pencapaian bisnis bagi sebagian besar industri, khususnya di Indonesia.
Badan Pusat Sstatistik (BPS) mencatat bahwa sebagian besar kota di Indonesia mengalami inflasi pada bulan Ramadhan. Saat ini, inflasi diperkirakan akan terus meningkat seiring meningkatnya kebutuhan pada bulan Ramadhan dan idul fitri.
Saya tidak akan membahas lebih dalam tentang kebahagiaan umat islam atas datangnya bulan Ramadhan dengan segala bentuk keberkahannya. Saya juga tidak akan membahas lebih jauh bagaimana perputaran ekonomi dan bisnis sebab dampak hadirnya bulan Ramadhan.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Nama Bayi Laki-Laki Islami 3 Kata Keren, Punya Arti Mendalam, dan Penuh Doa
Namun, keduanya sudah cukup menjadi bukti betapa Allah SWT benar-benar telah mewujudkan kemahamurahannya bagi seluruh makhluk di muka bumi ini, salah satunya melalui datangnya bulan mulia, yaitu bulan Ramadhan.
Dalam tulisan ini saya hanya ingin mengajak para pembaca untuk kembali merenungkan sejauh mana kita memaknai dan memanfaatkan bulan Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta melakukan komunikasi secara lebih intens denganNya melalui berbagai perbuatan baik, yang pahalanya bakal dilipatgandakan sebab dilakukan di bulan Ramadhan.
Kesempatan Meraih Kedekatan
Baca Juga: Mbah Benu Minta Maaf, Bukan Telepon Allah, Netizen: Ngawur Mbah
Ramadhan memberikan kesempatan unik untuk merefleksikan kehidupan kita dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah (hablun min Allah) serta sesama manusia (hablun min an-nãs).
Ramadhan adalah waktu untuk membersihkan jiwa (tazkiyah an-nafs) dari segala dosa dan keburukan dengan meningkatkan amalan-amalan yang dapat mendekatkan kita kepada Allah (taqorub ila Allah). Ketika kita berpuasa, kita tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari perbuatan dan pikiran negatif yang dapat menghalangi komunikasi kita dengan Allah.
Di bulan Ramadhan, umat islam diundang untuk meningkatkan jumlah dan kualitas ibadah mereka, baik itu melalui shalat tarawih, tadarus Al-Quran, doa, maupun dzikir. Semua amalan ini bertujuan untuk membersihkan jiwa dan menguatkan iman, menjadikan Ramadhan sebagai waktu untuk introspeksi dan perbaikan diri.
Baca Juga: Bagikan Tafsir Al-Jailani, Khofifah Ajak GenZi Jadi Generasi yang Cinta dan Mengamalkan Quran
Allah berfirman dalam Al-Quran: "Hai orang-orang yang beriman, berpuasalah kamu sebagaimana orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS. Al-Baqarah: 183). Ayat ini menegaskan bahwa salah satu tujuan utama puasa adalah untuk meningkatkan ketakwaan, yang pada dasarnya adalah kedekatan kepada Allah.
Bulan Ramadhan juga merupakan waktu untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah lalu. Dengan ibadah puasa, doa, dan memohon ampunan, umat Islam diberikan kesempatan untuk memulai lagi dengan lembaran yang bersih.
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Lebaran Tinggal Hitungan Hari, Ini Tips Berhijab Bagi yang Punya Pipi Tembem
Ini menunjukkan bahwa Ramadhan adalah waktu yang sangat berharga untuk meraih kedekatan dengan Allah melalui pembersihan jiwa dan pengampunan dosa.
Ibadah: Jembatan Komunikasi dengan Allah
Ibadah merupakan jembatan yang menghubungkan hamba dengan Allah SWT. Ibadah tidak hanya dilihat sebagai serangkaian ritus atau kegiatan ritual yang dilakukan secara mekanis, melainkan sebagai ekspresi dari komunikasi yang mendalam antara pribadi hamba dengan Sang Pencipta.
Baca Juga: Lucu! Polisi Bagikan Takjil, Pengendara Putar Balik, Jalan Raya Sepi, Mengira Tilang
Setiap amal ibadan baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan menjadi sarana untuk berkomunikasi dengan-Nya, merenungkan makna kehidupan, dan meningkatkan kesadaran spiritual. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah-Ku" (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Di bulan Ramadhan, ibadah seperti puasa, shalat tarawih, tadarus Al-Quran, zakat, dan sedekah tidak hanya dimaksudkan sebagai pemenuhan kewajiban religius, tapi juga sebagai upaya untuk membangun Kembali dan meningkatkan kedekatan kita dengan Allah.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya setiap amalan baik anak Adam dilipatgandakan pahalanya dari sepuluh kali hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman: 'Kecuali puasa, karena itu adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan memberi pahala untuknya'" (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Al-Quran tentang Makna Digital
Hadis ini menunjukkan betapa spesialnya ibadah puasa di sisi Allah dan bagaimana hal itu menjadi sarana komunikasi yang sangat berharga antara hamba dengan Tuhannya.
Secara holistik, ibadah harus dipahami dan dijalankan tidak hanya sebagai kewajiban, tapi juga sebagai kesempatan untuk membangun dan memperdalam komunikasi kita dengan Allah SWT.
Setiap ibadah yang kita lakukan, dengan niat yang tulus dan hati yang bersih, mendekatkan kita kepada Allah dan membantu kita untuk lebih memahami kehendak-Nya dalam kehidupan kita sebagai hamba.
Doa: Ungkapan Hati yang Mendekatkan
Doa merupakan salah satu bentuk ibadah yang paling intim, memungkinkan seorang hamba untuk menyampaikan harapan, ketakutan, dan keinginannya langsung kepada Allah. Doa, sebagai bentuk ibadah yang sangat pribadi, memegang peranan penting dalam menciptakan dan memperkuat kedekatan dengan Allah.
Di bulan Ramadhan, setiap doa yang diucapkan dianggap memiliki keistimewaan tersendiri. Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Tiga doa tidak akan ditolak: doa orang yang berpuasa, doa pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi" (HR. Tirmidzi).
Hal ini menunjukkan betapa bulan Ramadhan memberikan kesempatan emas bagi setiap muslim untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan mereka dengan Allah melalui doa.
Allah SWT berfirman: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), Aku adalah dekat. Aku menjawab doa permohonan orang yang berdoa ketika ia memohon kepada-Ku..." (QS. Al-Baqarah: 186).
Ayat ini secara eksplisit menegaskan bahwa Allah SWT selalu mendengarkan dan merespons doa-doa kita, ayat ini juga menegaskan bahwa doa merupakan sarana komunikasi yang langsung dan pribadi dengan Allah.
Doa juga merupakan bentuk komunikasi intrapersonal sebagai sarana untuk merenung dan merefleksi diri. Melalui doa, seseorang belajar untuk lebih memahami diri sendiri dan hubungannya dengan Allah (muhasabah).
Sebagaimana dalam sebuah hadis qudsi: "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku" (HR. Bukhari dan Muslim), yang menegaskan bahwa Allah hadir dan merespon (feedback) sesuai dengan kedekatan dan keikhlasan hati kita dalam berdoa.
Jadilah Hamba Terdekat dengan Komunikasi
Sebagai penutup, mari kita ingat kembali esensi Ramadhan sebagai bulan yang penuh dengan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui komunikasi. Baik itu melalui ibadah, doa, maupun tindakan kebaikan lainnya, setiap momen di bulan suci ini adalah peluang untuk menjadi hamba yang lebih dekat dengan-Nya.
Ramadhan mengajarkan kita tentang pentingnya membangun dan memelihara komunikasi dengan Allah, yang tidak hanya terbatas pada bulan suci ini saja, tetapi juga sebagai prinsip hidup yang harus terus dipegang dan dipraktikkan sepanjang waktu.
Melalui komunikasi yang terjalin baik, kita dapat meraih kedekatan dengan Allah yang lebih dalam, menjadi hamba yang lebih baik, dan menjalani kehidupan ini dengan lebih bermakna.
Jadikanlah Ramadhan ini sebagai titik balik untuk meningkatkan kualitas komunikasi kita dengan Pencipta, menjadi hamba yang terdekat dengan-Nya, dan menjalani setiap hari dengan penuh kesadaran akan kehadiran dan bimbingan-Nya. Wallahu a’lam bisshawab.
*Penulis adalah santri penikmat ilmu komunikasi / Kabag Materi dan Komunikasi Pimpinan Setda Prov Jatim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News