Diapit Dua Perusahaan Semen, Madrasah di Tuban Ini Kondisinya Memprihatinkan

Diapit Dua Perusahaan Semen, Madrasah di Tuban Ini Kondisinya Memprihatinkan Tampak atap dan dinding gedung yang sangat tidak layak untuk ditempati. (suwandi/BANGSAONLINE)

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Sungguh tragis nasib siswa-siswa MI Tahzibul Fuad Desa Sucorejo, Kecamatan Jenu, Tuban. Sebab, mereka harus belajar di gedung yang kondisinya memprihatinkan. Telihat gedung tersebut atap-atapnya lubang, juga kondisi tembok yang mengelupas, retak dan bahkan pecah dengan panjang rata-rata 2 hingga 3 meter.

Saat BANGSAONLINE.com mendatangi madrasah tersebut, telihat raut wajah anak-anak yang tetap semangat mengikuti pembelajaran meskipun kondisi gedung rusak.

Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu

“Gedung yang rusak ada 4 lokal mas, rusaknya mulai tahun 90-an, kalau gak salah persisnya tahun 92-nan dan sampai sekaarang belum ada renovasi,” ungkap Sakim (47) guru kelas 2 MI Tahzibul Fuad Desa Sucorejo, Jenu Tuban ketika ditemui BANGSAONLINE.com, Minggu (2/8).

Kondisi ini semakin parah saat musim hujan tiba. Sebab, atapnya bocor, sehingga air mudah masuk kedalam ruangan kelas. Sedangkan, saat musim kemarau kegiatan belajar juga terganggu. Karena debu dari kedua pabrik PT Semen Indonesia dan PT Holcim mengenai gedung dan terkadang masuk ke ruangan.

“Kalau musim kemarau gini ya mesti terkena debu, kasihan anak-anak pas waktu kegiatan belajar tiba-tiba terganggu karena debu itu,” bebernya.

Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar

Guru yang mengajar kelas II ini menyayangkan, bahwa sampai detik ini MI yang dijadikan tempat menyalurkan ilmu selama puluhan tahun itu belum bisa mendapat bantuan. Pasalnya, meski terletak di wilayah Ring 1 dan diapit dua perusahaan besar semen. Namun, tidak serta merta mendapatkan limpahan bantuan.

“Aneh sekali mas, masa Desa Glondong dibangunkan gedung baru dari semen, tetapi disini yang dekat dengan pelabuhan malah tidak diurusi,” keluhnya.

“Kami pernah mengajukan ke pabrik semen, ketika akan membangun gedung lagi sebelah barat. Namun, hanya dikasih 3 juta, ya kami tolak, kok teganya ngasih segitu,” lanjutnya.

Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm

Gedung baru itu pun akhirnya bisa berdiri lantaran ada swadaya dari masyarakat dan dana bantuan dari Kakanwil Kemenag Jawa Timur. Sedangkan, dari pemkab Tuban sendiri sampai saat ini belum memberikan bantuan.

“Kalau pemkab juga belum, bolak-balik mengajukan proposal untuk renovasi, tetapi juga tidak kunjung ada kepastian,” terangnya.

Sementara itu, Sinar Ismawati (8) ketua kelas III ketika ditemui madia ini mengaku tetap belajar semagat dalam belajar. Meski pikirannya sedikit terhantui lantaran dengan kondisi gedung yang sudah saatnya direnovasi. “Tetap semangat belajar, meski terkadang sedih melihat gedung yang tidak segera diperbaiki,” ungkapnya.

Baca Juga: Lewat Restorative Justice, Kejari Tuban Selesaikan Kasus Penganiayaan

Terpisah, Kepala Kemanag Tuban, Abdul Wahib ketika dikonfirmasi mengenai hal itu mengatakan jika pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Alasannya, MI swasta dengan Kemenag hubungannya bersifat vertikal. Sehingga, tidak bisa memberikan bantuan secara langsung kepada madrasah tersebut.

“Paling-paling bisanya ya memberikan informasi atau lapor ke wilayah atau pusat, bahwa ada madrasah yang kondisinya sedang rusak, gitu saja mas,” katanya ketika ditemui di kantornya. (wan/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Perahu Penyeberangan Tenggelam di Bengawan Solo, Belasan Warga Dilaporkan Hilang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO