JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Seorang pasien RSUD Jombang diduga berusaha melarikan diri dengan infus masih terpasang di tubuhnya, Rabu (13/3/2024). Berdasarkan informasi yang dihimpun, pasien berinisial B (64) itu merupakan warga Madiun
Ia memasuki rumah sakit pada Minggu (11/03) dengan diagnosa masalah pada saluran kencing. Kejadian bermula pukul 11:00 WIB, saat di area parkir RSUD, pasien meronta-ronta ingin pulang secara paksa serta dihadang oleh beberapa petugas keamanan, dan sempat menjadi tontonan yang menghebohkan warga di rumah sakit.
Baca Juga: Banjir di Jombang Tak Kunjung Surut, Jumlah Pengungsi Bertambah
"Aku ini pasien bukan maling, mau operasi tapi gak segera ditangani karena belum ada biaya. Aku mau menemui adikku," teriak B saat dihadang satpam.
Kejadian tersebut berlangsung hingga sekitar 30 menit, setelah selanjutnya berhasil dibujuk oleh satpat dan pegawai rumah sakit.
Direktur RSUD Jombang, Ma'murotus Sa'diyah, mengungkapkan jika kejadian tersebut diduga karena kondisi psikis pasien, karena pihaknya telah melakukan prosedur penanganan medis permasalahan pada saluran kecing kepada pasien B, tanpa ada pembahasan soal biaya diawal.
Baca Juga: Kejagung Tangani Kasus Dugaan Oknum Jaksa Terima Suap di Jombang
"Pasien datang diantar oleh adiknya yang rumahnya di Mojoagung dan diprogramkan untuk dilakukan operasi. Rupanya memang Pak B khawatir tentang pembiayaan, padahal kami dari awal tidak mengurusi pembiayaan. Penting ditangani dulu, pasien tertangani," tuturnya.
Usai mengantar, lanjut wanita yang akrab disapa Neng Eyik, pihak keluarga pulang dan belum dapat ditemui kembali, sedangkan dalam tindakan operasi dibutuhkan tanda tangan persetujuan keluarga.
Menurut keterangan keluarga, jika saat ini sejumlah keluarga lain masih memiliki kesibukan, sedangkan adik pasien masih menemui keluarga lain untuk memberitahukan bahwa B harus dioperasi, sehingga tidak ada yang menunggu ketika di ruang rumah sakit.
Baca Juga: Afvour Watudakon Jombang Meluap, Ratusan Rumah Warga Terendam
"Pak B disini menunjukkan masih bisa melakukan kebutuhan kesehariannya sendiri, keluarga sibuk, dan ada yang masih berkeliling ke keluarga lain. Saat ini masalah pembiayaan sudah clear," tegasnya.
Disinggung terkait dugaan kelalaian pihak RSUD sehingga pasien bisa kabur, pihaknya membantah itu adalah insiden yang terjadi pada kondisi pasien dengan masalah yang berbeda-beda. Sedangkan, terkait pembiayaan akan diberikan dari bantuan Pemerintah Provinsi karena pasien B berdomisili asal sesuai KTP di Madiun.
"Saat ini kondisi pasien stabil bisa aktifitas, bisa pulih, rencana operasinya besok. Biaya akan dikordinasikan dengan Dinsos, Dinkes, dan pihak Desa, biaya ditanggung Pemerintah melalui program Beyankesmaskin (Biaya pelayanan kesehatan masyarakat miskin) Provinsi sesuai KTP pasien," kata Neng Eyik.
Baca Juga: Aplikasikan Teknologi AI, Perumdam Tirta Kencana Jombang Raih Top Digital Awards 2024
Di lokasi yang sama, perangkat Desa Dukuh Mojo, Kecamatan Mojoagung, Wahyu Prasetyo mengatakan, bahwa pasien bukan warganya. Namun, ia tinggal ikut adiknya. Kondisi keluarga pasien sendiri memang berpisah, sehingga diduga mengguncang kondisi psikisnya.
"Aslinya Madiun, disini ikut tinggal dengan adiknya. Setahu saya, saat disini kadang emosinya naik turun, marah-marah kemungkinan istilahnya psikisnya kena. Apalagi di rumah sakit gak ada yang jaga, ada tapi adiknya masih ke keluarga yang lain mengabari kondisi pak B yang harus operasi," paparnya. (aan/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News