KEDIRI,BANGSAONLINE.com - Nasib mata air Sumber Bedug atau Sumber Gaya Remaja, sungguh memperihatinkan.
Setelah menjadi rebutan dua desa bertetangga di Kabupaten Kediri, yaitu Desa Bedug dan Desa Rembang Kepuh, Kecamatan Ngadiluwih, terkait pengelolaan sumber bedug, kini sumber (belik) air di Sumber Bedug malah mati.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Matinya sumber air di Sumber Bedug itu, diduga karena pihak pengelola, melapisi beton dasar sumber dengan semen.
Laporan ke pihak berwenang terkait matinya sumber air di Bedug ini bukannya tidak dilakukan.
Bahkan seorang aktivis lingkungan sudah beberapa kali melaporkan kondisi sumber Bedug ini.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Namun sayang, laporannya belum ada tanggapan dari pihak berwenang. Laporan yang disampaikan justru terkesan dilempar sana-sini.
Fathur Rahman, seorang aktivis lingkungan, mengatakan, bahwa ia dan beberapa kawannya, sudah beberapa kali melaporkan terkait Sumber air Bedug ini ke pihak berwenang.
"Kami sudah mendatangi Kantor Kecamatan Ngadiluwih untuk melaporkan masalah ini. Tapi ditolak dengan alasan bukan wewenangnya. Kami lalu disarankan lapor ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri. Itupun sudah kami lakukan,"kata Fathur, Minggu (24/3/2024).
Baca Juga: OTK Penantang Duel Kabag Ops Polres Kediri Kota Diamankan, Ternyata Menderita Gangguan Jiwa
Menurutnya, laporannya ke DLH Kabupaten Kediri memang diterima, tapi sayang dalam surat balasannya dikatakan bahwa yang berwenang menanggani masalah sumber air bukan DLH tapi Balai Besar Wilayah Sungai Brantas.
"Dalam surat balasannya, DLH menyampaikan ucapan terimakasih atas laporan kami. Tapi dalam uraiannya, dikatakan bahwa laporan keterkaitan sumber air dan segala yang berada pada sumber air dapat melaporkan ke Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, sesuai dengan kewenangannya,"imbuhnya.
Sumber bedug dikala air masih melimpah
Baca Juga: Kejari Kabupaten Kediri, Kenalkan Program Sareng Jaga Desa
Fathur mengaku bingung harus melapor kemana lagi, agar persoalan sumber air Bedug ini bisa ditangani. Karena persoalan sumber bedug ini sebenarnya juga sudah diketahui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Pemkab Kediri.
"Kami akan tetap mencoba melaporkan lagi persoalan sumber bedug ini ke Balai Besar Wilayah Sungai Brantas. Masalah nanti akan diarahkan kemana lagi, ditunggu saja jawabannya,"pungkasnya.
Dari catatan BANGSAONLINE, saat terjadi rebutan pengelolaan sumber bedug pada akhir tahun 2023 lalu, pihak BBWS Brantas dan Pemkab Kediri memang sudah mengetahui.
Baca Juga: Desak Ketua LMDH Budi Daya Satak Mundur, Kantor Perhutani Kediri Didemo Warga
Hal itu juga dikuatkan oleh keterangan Kepala Desa Rembang Kepuh, Nur Aini, bahwa saat terjadi konflik antara Desanya dan Desa Bedug, terkait pengelolaan sumber.
Kedua Pemerintah Desa sudah dipertemukan di Kantor Pemkab Kediri dan pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan juga sudah mengetahui. (uji/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News