Lagi, Pendeta Intoleran Hina Islam, Kali ini Pendeta Gilbert Olok-olok Zakat 2,5 Persen

Lagi, Pendeta Intoleran Hina Islam, Kali ini Pendeta Gilbert Olok-olok Zakat 2,5 Persen Pendeta Gilbert Lumoindong. Foto: tangkapan layar youtube/ipol.id

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Sikap intoleran kembali ditunjukkan pendeta Kristen. Jika selama ini pendeta Saifuddin Ibrahim dan Jozeph Paul Zhang yang secara ekstrem meng, kali ini dilakukan . Pembawa Acara Penyegaran Rohani Agama Kristen di RCTI pada tahun 1992 hingga 1997 itu mengolok-olok rukun Islam ketiga yaitu soal zakat. Celakanya, ia salah.

Menurut dia, orang Kristen datang ke gereja dari mana saja langsung masuk. Tak perlu bersuci dulu atau berwudlu saat mau ibadah. Sebaliknya, umat Islam harus bersuci atau berwudlu dulu sebelum melaksanakan shalat.

Baca Juga: ICIS Kecam Presiden Prancis karena Bela Penghina Nabi Muhammad

“Saya Islam diajari bersih (wudlu) sebelum sembahyang, cuci semuanya. Saya bilang lu (zakat) 2,5 (persen) gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, (kami) disucikan oleh darah Yesus,” ujar Pendeta Gibert dalam vidio yang kini viral.

Menurut dia, kewajiban 10 persen itu membuat orang Kristen tidak perlu repot dalam beribadah. Sedang umat Islam harus melakukan shalat lantaran hanya membayar ,5 persen.

“Kita kan bayar 10 persen. Makanya kita kebaktian tenang aja. Paling berdiri, tepuk (tangan), ya santai. Tapi kalau 2,5 setengah mati,” ujar Gilbert yang disambut tawa jemaahnya. Bahkan ada yang bertepuk tangan.

Baca Juga: Menghina Agama Lain, Apa Manfaatnya?

“Yang paling berat terakhirnya mesti lipet kaki, nggak semua orang bisa. Kaki mesti dilipet ayya. Tapi ya udahlah, 2,5 (persen zakatnya,” katanya dengan nada memelecehkan sembari memperagakan gerakan shalat. Jemaahnya kembali tertawa. Sebagian tepuk tangan.

Menurut dia, ibadah ke gereja dengan zakat itu berhubungan. Ia mengatakan bahwa orang Kristen ibadah cuma seminggu sekali ke gereja. “Kenapa kita kebaktian seminggu sekali. Tahu kenapa? Karena bayarnya 10 persen. Itu berhubungan saudara-saudara,” kata Gilbert.

Sedangkan umat Islam shalat lima kali sehari karena bayar ,5 persen. “Beda kelas,” katanya. Lagi-lagi jemaahnya tertawa.

Baca Juga: 10 Tahun Hina Islam, Apollinaris juga Hujat Ma’ruf Amin, Haedar Nasir, Gus Mus, Said Aqil

Pernyataan Gilbert itu langsung mendapat banyak kecaman. Gilbert dianggap menghina ajaran Islam sekaligus menunjukkan sikap intoleran dan melencehkan penganut agama Islam.

Setelah mendapat banyak kecaman itu ia bergegas mendatangi M Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden yang juga ketua umum Dewan Masjid Indonesia (DMI).

“Saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena kegaduhan yang ada," kata di kediaman JK, Jalan Brawijaya nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/4/2024).

Gilbert Lumoindong mengatakan, pernyataannya soal zakat dan salat sama sekali tidak bermaksud untuk menghina agama Islam.

Dia mengaku tumbuh besar di lingkungan muslim dan belajar agama Islam sewaktu sekolah dasar.Karenanya, Gilbert Lumoindong menegaskan, tidak ada niat sedikitpun dirinya untuk sengaja melecehkan ajaran Islam.

Selain itu, kata dia, ceramah tersebut konteksnya adalah ibadah interen alias tidak berlaku untuk umum.

"Tetapi karena jemaat kita ada dua, ada jemaat gereja, ada jemaat online, jadi otomatis ada di YouTube kami. Tetapi itu jelas ada tulisan ibadah Minggu. Jadi karena itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk umum," ucap .

Bagaimana respo JK? Tokoh asal Makassar itu mengatakan, dirinya telah mengingatkan untuk saling menghargai satu dengan lainnya.

“Dalam Islam itu ayatnya lakum dinukum waliyadin, agama saya agama saya dan agamamu agamamu. Kita saling menghargai tapi tidak saling mengkritik ataupun menghina apalagi,” ujar JK dikutip warta kota.

JK mengutarakan alasannya mau menjembatani klarifikasi Gilbert Lumoindong atas pernyataannya yang mengundang kritik berbagai pihak.

Dia pun mengingatkan beberapa kasus terkait persoalan agama di beberapa wilayah di Indonesia yang memakan korban.

“Karena itu lah jangan lah, sebelum meluas kita harus selesaikan, padamkan, tadi minta maaf, Islam itu pemaaf, jangan lagi. Itu alasannya,” ucap JK.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Dr KH Cholil Nafis turut merespons ceramah dari .

Kiai Cholil Nafis meminta kepada seluruh pihak termasuk pemuka agama untuk bisa menghormati agama lainnya.

"Ya, semua umat beragama wajib menjaga kehormatan agamanya dan agama orang lain," kata Kiai Cholil Nafis kepada Tribunnews, Senin (15/4/2024).

Saling menghargai dan menghormati antar sesama umat itu penting, agar masyarakat tetap rukun dan bersatu," imbuhnya.

Hanya saja saat disinggung apakah MUI mendorong agar hal ini dibawa ke ranah hukum, Cholil tidak memberikan tanggapannya.

"Agar hidup rukun atau hukum agar ditegakkan kepadanya demi keutuhan bangsa," katanya.

Tokoh NU itu mempertanyakan maksud dari pernyataan Gilbert Lumoindong tersebut.

"Mau bercanda atau serius ini? Kalau bercanda tak lucu tapi kalau serius pasti keliru," katanya.Menurut Cholil, jika memang Gilbert menyatakan dalam ceramahnya adalah serius, maka apa yang disampaikan orang tersebut adalah keliru.

Sebab, dalam ceramahnya, Gilbert menyinggung soal pembayaran zakat umat muslim yang sebesar 2,5 persen.

Menurut Kiai Cholil, hal itu sudah pasti keliru, karena dalam ajaran agama Islam pembayaran zakat bermacam bentuknya.

"Zakat itu ada yang 2,5 persen ada yang 5 persen bahkan ada 10 persen tergantung jenis zakatnya," ujarnya.

Atas hal tersebut, Cholil menggaris bawahi kalau pernyataan yang disampaikan oleh Gilbert itu tidak layak. Pasalnya, yang bersangkutan menyampaikan sebuah ceramah namun dengan membandingkan ajaran agama lain.

Sebagai pemuka agama menurut Cholil, harus mampu menjaga kerukunan di antara masing-masing penganut agama.

"Intinya membandingkan ajaran agama sambil merendahkan (agama lain) itu tak layak diucapkan. Ini bisa bikin gara-gara memecah kerukunan umat," kata ulama asal Sampang Madura itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO