Geliatkan Sektor Wisata, Begini Saran Pimpinan DPRD Gresik dan Caleg Terpilih DPR RI

Geliatkan Sektor Wisata, Begini Saran Pimpinan DPRD Gresik dan Caleg Terpilih DPR RI Dari kiri, Ahmad Nurhamim, Much. Abdul Qodir, Wida Subianto, Nila Yani Hardiyanti, dan Thoriq Majiddonar, saat dialog publik. Foto: Ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - (KWG) bekerja sama dengan DPRD Gresik menggelar dialog publik dengan tema, "Komitmen Pengelolaan Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Gresik", di Atrium GressMall, Rabu (24/4/2024).

Kegiatan dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (KWG) tahun 2024 ini menghadirkan empat narasumber, yakni Ketua DPRD Gresik Much. Abdul Qodir dan Wakil Ketua DPRD Gresik Ahmad Nurhamim dari Golkar.

Baca Juga: Kabel Utilitas Masih Semrawut Meski Ada Perda di Gresik

Serta calon anggota DPR RI terpilih dari daerah pemilihan (dapil) Jatim X (Gresik dan Lamongan), yaitu Thoriq Majiddonar atau yang akrab disapa Jiddan dari Partai Nasdem, dan Nila Yani Hardiyanti dari PDIP.

Dalam dialog yang dipandu moderator Wida Subianto dari CNN ini, keempat narasumber membeberkan pandangan mereka untuk menggeliatkan sektor pariwisata dan kebudayaan di Kabupaten Gresik.

Menurut Abdul Qodir, untuk menggeliatkan pariwisata di Kabupaten Gresik, daerah tak bisa berdiri sendiri dengan kemampuan APBD yang terbatas.

Baca Juga: FGD KWG dan Dinkes: Sosialisasi UHC Harus Lebih Digencarkan

"Salah satu kunci keberhasilan pengembangan sektor pariwisata di daerah adalah terwujudnya sinergitas semua instansi. Mulai pemerintah daerah, provinsi, pusat, hingga terendah di desa sesuai dengan pembagian urusan (kewenangan) masing-masing. Semua pemangku kepentingan harus menurunkan egosentrisnya jika ingin menjadikan pariwisata eksis dan maju," ucapnya.

Caleg terpiliih DPRD Jatim ini menyatakan, DPRD Gresik telah menginisiasi peraturan daerah (perda) yang mengatur wisata desa dan produk unggulan desa.

"Keberadaan perda kita itu kalau disinergikan membuka peluang semua desa membuat tempat wisata," tuturnya.

Baca Juga: Jadi Narasumber di FGD Dinkes dan KWG, Mujid: Industri Salah Satu Penyebab Masyarakat Terkena ISPA

Qodir menyampaikan hasil studi dengan Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, bahwa tempat wisata yang ditunjang potensi alam pasti laku.

Ia lantas mencontohkan di Desa Srowo Kecamatan Sidayu yang terkenal dengan kerupuk tayamum. Yaitu kerupuk terbuat dari ikan yang khusus digoreng dengan pasir.

"Sampai-sampai Menteri PDT bilang kalau ke Gresik, minta dibawakan kerupuk tayamum," ungkapnya.

Baca Juga: Jelang Tutup Tahun 2024, DPRD Gresik Paripurnakan Pembahasan 6 Raperda

Dalam kesempatan itu, Qodir juga menyinggung wisata religi makam waliyullah Sunan Giri dan Syekh Maulana Malik Ibrabim. Kedua wisata yang jadi ikon kota santri tersebut selama ini pengelolaan kurang maksimal. Terutama, di sektor parkir dan retribusi.

"Makanya, harus banyak koordinasi, tidak boleh ego-egoan. Karena kalau tidak, justru akan timbul masalah baru," katanya.

"Pemerintah harus hadir di semua tempat wisata yang sekarang dikelola oleh desa atau secara mandiri. Seperti di Kecamatan Menganti ada Lontar Sewu dan Jati Sewu, dan wisata lain," sambungnya.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Gresik Minta Pemkab Mitigasi Banjir Kota

Sementara itu, Ahmad Nurhamim menyampaikan bahwa Kabupaten Gresik harus punya kebijakan makro dan mikro jika ingin memperbaiki tata kelola pariwisata dan kebudayaan.

"Saya berharap dari diskusi publik ini harus bisa menghasilkan rekomendasi. Baik untuk legislatif maupun eksekutif," katanya.

Ia menegaskan, DPRD Gresik sudah menghasilkan empat perda terkait pariwisata. Antara lain, perda tentang desa wisata, dan perda tentang pemberdayaan masyarakat menuju desa mandiri.

Baca Juga: Respons Wakil Ketua DPRD Gresik soal Banjir di Kawasan Kota

"DPRD Gresik tengah menyusun perda kemitraan pengusaha besar dan kecil," tuturnya.

Dalam dialog ini, baik Abdul Qodir maupun Nurhamim minta kepada dua calon anggota DPR RI terpilih, Jiddan dan Nila, agar sering mengundang organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Gresik ke Jakarta guna mendapatkan anggaran.

"Kalau OPD hanya berharap dari anggaran rutin, mending tidur saja," cetus Nurhamim.

Baca Juga: Gandeng KWG, AKD Kecamatan Gresik Beri Edukasi Literasi Media kepada Perangkat

Menanggapi itu, Jiddan dan Nila sama-sama sepakat atas saran kedua seniornya. Keduanya juga sepakat bahwa, pariwisata di Gresik harus dikelola dengan baik sehingga berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat dan pendapatan daerah.

"Kita berdua akan berusaha untuk menaikkan potensi wisata Gresik, terutama dari sisi anggaran melalui kementerian terkait," kata Jiddan.

Ia juga menyebutkan soal potensi pariwisata di Kabupaten Gresik yang bisa dikembangkan, antara lain Wisata Pantai Dalegan Kecamatan Panceng dan wisata di Pulau Bawean.

Baca Juga: DPRD Gresik Minta Usaha Tambak Udang di Bawean Berhenti Aktivitas Sampai Perizinan Lengkap

Namun, menurutnya yang terpenting untuk mengembangkan sektor wisata adalah menyiapkan hilirnya terlebih dahulu. Seperti sarana jalan yang layak, tempat hunian (penginapan), internet, dan lainnya.

"Lamongan punya WBL (Wisata Bahari Lamongan), terkenal nasional dan jadi ikon. Saya punya cita-cita Gresik juga bisa seperti itu. Tapi, hilir dan hulunya harus disiapkan dengan baik," terangnya.

Nila berharap melalui pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Gresik, angka pengangguran dan kemiskinan menjadi turun.

"Dari sekian objek wisata di Gresik, kunjungan terbanyak masih didominasi wisata religi Makam Sunan Giri dan Syekh Maulana Malik Ibrahim. Tercatat rata-rata (pengunjung) di atas satu juta. Wisata lain juga harus dikelola dengan baik agar menarik wisatawan untuk berkunjung," pungkasnya. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO