TUBAN, BANGSAONLINE.com - Meski sudah kembali ke rumah masing-masing dari tempat pengungsian, namun hingga kini warga Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, masih khawatir peristiwa bocornya tangki BBM Pertamina terjadi lagi.
Kekhawatiran itu diungkapkan Kades Tasikharjo, Damuri. "Warga masih was-was dan khawatir muncul bau gas lagi saat malam hari atau jam tidur," ujar Damuri saat dikonfirmasi wartawan.
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
Tasikharjo merupakan desa yang paling dekat dengan perusahaan distribusi BBM milik Pertamina. Untuk itu, Damuri meminta agar Pertamina segera menangani secara permanen kebocoran agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali.
"Kami juga belum mendapat informasi detail dari Fuel Terminal (FT) Tuban PT. Pertamina terkait penyebab kebocoran bahan bakar minyak tersebut," ungkap Damuri.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
Dikonfirmasi terpisah, Kepala BPBD Tuban, Sudarmaji, menyampaikan akibat kebocoran tangki minyak tersebut ada 5 warga yang dilarikan ke Puskemas Jenu. Mereka berasal dari Desa Tasikharjo dan Desa Remen.
"Ada 5 orang, 3 orang sudah lepas oksigen dan 2 orang lagi masih memerlukan bantuan oksigen," ucap Sudarmaji.
Sementara itu, Area Manager Comm, Rel, dan CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, mengatakan Pertamina FT Tuban telah gerak cepat menangani oil spill yang terjadi pada Senin dini hari pukul 02.00 WIB.
Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm
Diketahui, salah satu tangki yang mengalami oil spill ialah produk Pertamax.
Menurutnya, masalah tersebut bisa ditangani dengan cepat karena Fuel Terminal Tuban memiliki sistem auto protection untuk melokalisir oil spill di dalam area sekitar tangki.
"Penanganan dilakukan dengan mengerahkan vacuum truck dan oil absorbant," kata Ahad.
Baca Juga: Lewat Restorative Justice, Kejari Tuban Selesaikan Kasus Penganiayaan
Guna mengantisipasi beberapa hal, warga sekitar terminal telah dievakuasi untuk mengamankan dari adanya paparan uap BBM. Meskipun jarak sebenarnya cukup jauh dan berbatasan dengan sawah.
Sedangkan, untuk penyebab dan jumlah, lanjut Ahad, masih proses identifikasi dikarenakan sampai saat ini tim berfokus pada penanganan di lokasi.
"Atas kejadian ini, stok dipastikan aman dan tidak terdapat gangguan penyaluran BBM ke SPBU di Tuban," pungkasnya.
Baca Juga: Mediasi Gagal, Proses Hukum Kasus Perusakan Pagar Rumah Warga oleh Pemdes Mlangi Berlanjut
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Tasikharjo dibuat panik lantaran mencium bau gas menyengat sekira pukul 02.00 WIB, Senin (10/6/2024) dini hari.
Warga pun berhamburan keluar rumah untuk mencari tahu penyebabnya. Ternyata bau tersebut berasal dari bocornya tangki milik PT Pertamina Fuel Terminal (FT) Tuban yang terletak di Desa Tasikharjo.
Kepastian itu diapat setelah beredar informasi dari grup pesan WhatsApp dan speaker masjid. Dalam pengumuman melalui speaker masjid, seluruh warga diminta meninggalkan rumah dan mencari tempat yang aman dari bau gas menyengat itu.
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
"Setelah mendengar woro-woro dari grup WA maupun pengeras speaker masjid, saya bersama keluarga langsung mengungsi ke tempat aman. Info dari Pak Kepala Desa disuruh mengungsi ke lapangan desa tetangga, yaitu Lapangan Purworejo," kata Narti, warga Dusun Plaosan, Desa Tasikharjo saat, berada di tenda pengungsian.
Setelah adanya informasi kebocoran gas, para warga, khususnya di Dusun Plaosan dan Boro, langsung menuju tempat pengungsian.
Baca Juga: Kades Temaji Dilaporkan ke Polisi
Tercatat ada 1.500 warga yang mengungsi ke Lapangan Brangkal, Desa Tasikharjo. Lalu, sekitar 500-an orang mengungsi ke rumah kerabatnya yang tersebar di desa tetangga, yaitu Desa Remen, Sumurgeneng, Wadung, Mentoso. Bahkan juga ada yang mengungsi ke wilayah Kota Tuban. (wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News