TUBAN, BANGSAONLINE.com - Terdapat 2 bocah dari TK Masyithoh 9 Kendalagung, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, SAS (7) dan MH (7), meninggal dunia usai tenggelam di kolam renang wisata Jatiwangi Park, Tuban, Rabu (26/6/2024). Mereka ditemukan gurunya dalam keadaan sudah mengapung di kolam renang sedalam 1,5 meter.
Kapolsek Merakurak, AKP Ciput Abidin, menjelaskan bahwa rombongan tiba sekira pukul 07.00 WIB untuk rekreasi dalam rangka kelulusan siswa/i di TKP. Setelah tiba di lokasi sekira pukul 08.30 WIB, para murid, wali murid, bersama kepala sekolah serta guru turun dari bus, dan menikmati wisata.
Baca Juga: Rektor IIKNU Tuban Pastikan Kesiapan Lulusan Profesi Bidan dan Ners
"Pada saat orang tua, siswa dan guru makan pagi bersama, ternyata 2 anak ini (korban) sudah mandi duluan. Tidak menunggu teman-temannya, mandi duluan. Seharusnya kan mandi di kolam dangkal khusus anak, ternyata mereka mandi di kolam yang dewasa sedalam 1.5 meter," paparnya.
"Dari keterangan pemilik wisata, kolam renang dewasa saat kejadian masih dalam proses pengisian, belum penuh dan baru terisi sekitar setinggi 70 cm. Mungkin, diperkirakan 70 cm ini dangkal, jadi dua anak ini berenang di situ, dan tiba-tiba diketahui sudah mengapung," imbuhnya.
Baca Juga: Warga Enggan Dievakuasi, Dandim Tuban Siagakan Prajurit TNI Bantu Warga Terdampak Banjir
Disebutkan, korban ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB dalam keadaan sudah mengapung dan langsung diberikan pertolongan pertama di Puskesmas Merakurak. Saat dicek dokter, ternyata 2 anak yang tenggelam dinyatakan meninggal dunia.
Paskakejadian tersebut, Jatiwangi Park sementara waktu ditutup untuk umum. Kapolsek mengatakan, "Untuk penyelidikan lebih jauh, wisata Jatiwangi kita kosongkan, menunggu proses lebih lanjut."
Ia juga meminta kepada seluruh pengelola wisata di wilayah hukumnya, khususnya wisata air, agar lebih meningkatkan pengawasan dan keamanan.
Baca Juga: Hakim PN Tuban Vonis Penebang Kayu Jati Milik Perhutani 10 Bulan dan Denda Rp500 Juta
"Di wilayah Merakurak sudah 2 kali kejadian tenggelam. Kita tak ingin kejadian terulang kembali. Nanti kita bersama Forkopimka kumpulkan pengelola wisata, untuk safety dan pengamanan diperketat lagi, kalau bisa ada pelatihan agar tidak ada kejadian serupa," pungkasnya. (coi/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News