MALANG, BANGSAONLINE.com - Kematian pelajar SMA di Malang mulai terungkap. Sebelum ditemukan tak bernyawa, pelajar bernama Syahroni itu, sempat kabur dari rumah selama dua hari.
Ia Kabur usai motornya digadaikan tanpa seizinnya oleh orang tuanya. Saat ini, polisi terus menyelidiki penyebab kematian pelajar SMA asal Desa Urek-urek, Kecamatan Gondanglegi, Malang.
Baca Juga: Mahasiswa Demo ke KPU Kota Malang, Tolak Calon Kepala Daerah Eks Narapidana
Polisi telah memeriksa sembilan saksi dalam kasus ini.
"Kami sudah periksa total sembilan orang meliputi keluarga, tetangga, teman dekat, termasuk pacar sudah kami mintai keterangan," ujar Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat kepada wartawan, Senin (8/7/2024).
Ia menjelaskan, setidaknya ada keterangan dari saksi dari hasil pemeriksaan yang nantinya akan menjadi bahan penyelidikan.
Baca Juga: Tuntutan Aliansi Rakyat Indonesia Maju saat Demo di Balai Kota Malang
Menurut Gandha, korban sempat pulang bersama pacarnya, dan sempat mengeluhkan sakit setelah mengkonsumsi minuman beralkohol.
"Intinya yang bersangkutan diantar pulang pacar beserta adiknya pacar. Namun sebelum pulang sempat mampir ke halaman parkir Puskesmas Turen. Tapi, korban ini menolak dan bersikukuh diantar pulang ke rumah," ungkap Gandha.
"Ada keluhan sakit, karena yang bersangkutan sebelumnya minum-minum (alkohol)," sambung Gandha.
Baca Juga: Anggap Bupati Gagal Jalankan Program UHC, Grib Jaya Malang Gelar Demo
Namun, polisi masih belum bisa memastikan penyebab pastinya kematian Syahroni.
"Sampai saat ini kami belum mendapatkan fakta-fakta pemeriksaan tersebut," tegas Gandha.
Dari hasil pemeriksaan, lanjutnya, pihaknya menemukan fakta baru, Sebelum meninggal dunia, korban sempat kabur dari rumah selama 2 hari.
Baca Juga: Geger Penemuan 9 Mortir Aktif di Perbukitan Kecamatan Pujon Malang
Alasan kaburnya korban, karena marah motornya digadaikan ayahnya tanpa sepengetahuannya. Oleh sebab itu, ia kabur dan tinggal di rumah pacarnya.
"Dijelaskan oleh pacar, bahwa korban kabur dari rumah, marah motornya digadaikan bapaknya tanpa seizin dia. Hal itu diduga membuat korban memilih kabur dari rumah, dan memilih tinggal sementara di rumah pacarnya di wilayah Turen," jelasGandha.
Gandha menuturkan, bahwa pacar korban mengaku sempat mengantarkan pulang usai pacarnya mengeluhkan sakit setelah mengkonsumsi alkohol.
Baca Juga: Polisi Dalami Dugaan Bunuh Diri Satu Keluarga di Pakis Malang
"Gak ngasih tahu keluarga karena kondisi sudah malam, tapi si pacar ini sampai pagi masih minta tolong ke tetangga yang dia kenal, tetangga termasuk teman korban untuk dilihatkan kondisi Syahroni. Tolong dilihatin," jelas Gandha.
Polisi saat ini, tengah menunggu hasil otopsi jenazah. Sampel kandungan di organ dalam korban turut diambil untuk diselidiki.
Namun, hingga saat ini polisi belum menerima hasil pemeriksaan dari dokter forensik RS dr. Saiful Anwar (RSSA) usai otopsi,
Baca Juga: Kenang Tragedi Kanjuruhan, Polres Malang Lakukan ini
Ditengah menunggu hasil otopsi, Gandha mengaku pihaknya telah mengirim sample dari kandungan organ dalam korban untuk dilakukan pengujian di Labfor Polda Jatim.
"Terbaru anggota saya membawa surat pengantar dan sampel dari organ dalam ke Labfor Polda Jatim. Untuk hasil autopsi saat ini kami menunggu, hasil autopsi secara resmi belum keluar," kata Gandha.
Ia juga belum bisa memastikan kapan hasil otopsi keluar. Sebab harus dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh, mulai dari bagian luar hingga organ-organ dalam tubuh korban.
Baca Juga: Terlibat Kecelakaan di Jalan Raya Lingkar Timur Sidoarjo, Seorang Pelajar dari Sedati Tewas
"Kewajiban kami harus menyeluruh. Artinya biar komprehensif, baik secara luar, autopsi, kemudian secara toksikologi harus saya tempuh," katanya. (rif)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News