KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Manfaat dan kemudahan layanan program JKN atau jaminan kesehatan nasional telah dirasakan oleh salah seorang warga Kediri, M. Teguh Budiartoyo (57), yang pernah didiagnosa memiliki penyakit jantung koroner (PJK). Bersyukur, ia telah memiliki JKN.
“Sudah memiliki JKN sejak awal, pada saat didiagnosa penyakit jantung koroner, alhamdulillah dijamin,” katanya.
Baca Juga: Mahasiswa dari Madiun Bagikan Pengalaman Bergabung dengan JKN: Lebih Tenang Hadapi Biaya Kesehatan
Sebagai seorang PNS (pegawai negeri sipil) di Kabupaten Kediri, Teguh sudah memiliki jaminan kesehatan sejak era PT. Askes (Persero).
“Saya sudah menjadi peserta ketika masih bernama Askes. Sehingga pada saat beralih jadi BPJS Kesehatan, saya otomatis terdaftar dan punya JKN,” ujarnya.
Ia mengaku saat itu hampir tidak pernah menggunakan Askes untuk berobat. Ketika beralih menjadi BPJS Kesehatan, Teguh baru merasakan manfaat pelayanan kesehatan dari salah satu program jaminan sosial Pemerintah ini.
Baca Juga: Meskipun Terlindungi Program JKN, Mahasiswi dari Malang ini Tak Lengah Menjaga Kesehatan
“Selama masih Askes, saya jarang gunakan untuk berobat. Namun sekitar tahun 2016, saya didiagnosa memiliki penyakit jantung koroner,” tuturnya.
Teguh menceritakan pengalamannya saat menjalani rawat inap di rumah sakit akibat penyakit yang dideritanya. Diawal terdiagnosa PJK, Teguh harus menjalani rawat inap kurang lebih selama 13 hari.
“Karena penyakit jantung koroner itu akhirnya saya masuk rumah sakit, rawat inap selama kurang lebih 13 hari. Saya baru itu merasakan pelayanan BPJS Kesehatan, saat sudah beralih itu” paparnya.
Baca Juga: Polri Uji Coba Syarat Kepesertaan Aktif JKN bagi Pemohon SIM di Malang Raya
Tidak hanya itu, ternyata selama 2016, Teguh beberapa kali menjalani rawat inap di rumah sakit. Peserta JKN dengan hak kelas rawat inap kelas 1 ini, mengakui pelayanan yang didapatkannya bagus.
“Dari dulu saya kelas 1 BPJS-nya. Di tahun 2016 itu, dari bulan Mei sampai dengan Desember hitungannya rawat inap di rumah sakit sebanyak 3 kali, dengan sakit atau keluhan yang sama. Pada saat rawat inap itu bagus pelayannya,” ucapnya.
Sementara paska rawat inap, Teguh harus menjalani kontrol rutin. Ia sempat pernah kontrol di rumah sakit yang lain karena menyesuaikan waktu pelayanan dan kondisinya. Teguh merasa senang dan puas karena mendapatkan pelayanan kapan saja dengan menggunakan JKN.
Baca Juga: Sinergi BPJS Kesehatan dan Poltekkes Malang Sukseskan Program JKN
“Saya pernah kontrol di rumah sakit lain, disitu saya bisa dilayani kapan pun, konsultasi sepuasnya. Dokternya sama seperti pada saat beliau menangani saya di praktek pribadi rumahnya,” ucapnya sambil tersenyum puas.
Sementara itu, saat ditemui tanggal 18 Juli 2024 lalu, Teguh sedang mengurus administrasi kepesertaan anaknya yang sudah berusia diatas 21 tahun namun masih menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi. Menurutnya, pelayanan di Kantor BPJS Kesehatan bagus.
“Saya ingin mengaktifkan kepesertaan JKN anak saya yang usianya sudah 21 tahun karena dia masih kuliah. Pelayanannya bagus,” ucapnya.
Baca Juga: Sinergi BPJS Kesehatan dan Poltekkes Malang Sukseskan Program JKN
Dari berbagai pengalaman yang pernah dirasakan, Teguh juga menyampaikan harapan untuk BPJS Kesehatan untuk masa yang akan datang. Ia berharap, BPJS Kesehatan kedepannya harus lebih maju lagi dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih mudah lagi kedepannya.
“Harapan saya untuk BPJS Kesehatan ini mungkin juga sama dengan para peserta yang lain, harus lebih maju lagi dari sekarang, terutama dalam memberikan pelayanan harus yang lebih mudah lagi, walaupun sekarang sudah mudah, tetapi paling tidak itu bisa lebih memudahkan lagi,”tutup Teguh.(uji/BPJS Kesehatan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News