SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan mata uang digital bank sentral alias rupiah digital. Rupiah digital merupakan mata uang dalam format digital dengan fungsi serupa uang kertas, logam atau uang elektronik.
Perry Warjiyo selaku Gubernur Bank Indonesia mengatakan bahwa saat ini pihak Bank Indonesia sedang menentukan teknologi yang cocok untuk mendukung rupiah digital.
Baca Juga: Resep Bubur Kacang Hijau Ketan Hitam Gurih dan Praktis
"Kami sudah lakukan (proof of concept). Sekarang dalam (tahap) memilih teknologi yang cocok apa," ujar Perry.
Bank Indonesia akan melakukan eksperimen atau uji coba terhadap rupiah digital dengan mengedarkan mata uang digital ke perbankan.
Dilansir dari laman BI, uang elektronik adalah alat pembayaran dalam bentuk elektronik yang nilainya tersimpan dalam media elektronik tertentu.
Baca Juga: 5 Makanan yang Bisa Menurunkan Gula Darah dengan Cepat
Pengguna uang elektronik harus menyetorkan uangnya terlebih dahulu atau top up kepada pihak penerbit, baik perbankan ataupun lembaga non perbankan. Kemudian uang tersebut baru bisa digunakan untuk bertransaksi.
Berikut perbedaan rupiah digital dengan uang elektronik:
1. Pihak penerbit uang
Baca Juga: Resep Semur Tahu Telur Puyuh, Makanan Berkuah yang Menghangatkan Tubuh
Rupiah digital merupakan uang dalam bentuk digital yang diterbitkan dan peredarannya dikontrol oleh bank sentral.
Rupiah digital diterbitkan oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter, sedangkan uang elektronik dapat diterbitkan oleh pihak lain, seperti bank umum atau non perbankan.
Maka dari itu, kehadiran rupiah digital tidak akan menghilangkan fungsi uang tunai dan uang elektronik, melainkan menambah opsi transaksi.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
2. Bentuk uang
Jenis mata uang digital tidak memiliki bentuk fisik setara seperti tagihan, koin, atau cek. Rupiah digital betul-betul uang yang hanya dalam bentuk digital.
Sebagai informasi, mata uang digital dikategorikan menjadi cryptocurrency, virtual currency, stablecoin dan mata uang digital bank sentarl (CBDC).
Baca Juga: 5 Jus yang Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah Tinggi
3. Risiko
Rupiah digital memiliki risiko lebih rendah dan terjamin dibandingkan uang elektronik ataupun mata uang digital lainnya.
Penerbitan rupiah digital sebagai CBDC dilakukan Bank Indonesia karena saat ini peredara uang digital sudah tidak dapat lagi dihindari.
Baca Juga: Resep Tom Yum Seafood, Makanan Thailand yang Menggugah Selera
Rupiah digital merupakan bentuk penawaran dari BI sebagai langka mengatasi risiko stabilitas aset kripto yang berpotensi memengaruhi stabilitas ekonomi, moneter dan sistem keuangan.
Rupiah digital berencana akan diimplementasikan secara bertahap, mulai dari bank atau wholesale CBDC untuk penerbitan, pemusnahan, serta transfer antar bank.
(ans)
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 20 November 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News