Akustikoma Rilis Negeri Sakkarepmu, Kritik Sosial dalam Balutan Musik

Akustikoma Rilis Negeri Sakkarepmu, Kritik Sosial dalam Balutan Musik Akustikoma saat tampil.

MALANG, BANGSAONLINE.com - Grup yang digawangi Yoga BM dan Antok Yunus, Akustikoma, merilis single bertajuk 'Negeri Sakkarepmu', sebuah karya tajam dan menggugah yang diproduksi oleh Gio Production.

Lewat lirik karya mereka, lagu ini tampil sebagai bentuk kritik sosial yang kuat terhadap kondisi sosial-politik yang terjadi saat ini.

Secara harfiah, 'Negeri Sakkarepmu', ialah 'Negeri Sesukamu' dalam bahasa Jawa, di mana menggambarkan keresahan dan kegelisahan masyarakat terhadap ketidakadilan, penyalahgunaan kekuasaan, serta merajalelanya korupsi yang seolah telah menjadi bagian dari sistem.

Dengan gaya yang khas dan nuansa melankolis yang dibalut dalam aransemen sederhana namun menghujam, Akustikoma mengajak pendengar untuk merenungi kenyataan pahit yang selama ini mungkin terabaikan.

'Negeri Sakkarepmu' tidak hanya menjadi luapan emosi, tapi juga bentuk perlawanan: “Kami bersuara, meski dibungkam. Kami bertanya, meski dilupakan.”

Dari bait pembuka hingga pengulangan kata 'sakkarepmu' yang menghantui di akhir lagu, single ini menyuarakan realita bahwa hukum, keadilan, dan kekuasaan seringkali berjalan sesuai kehendak segelintir elit, sementara rakyat kecil terus menjadi korban.

“Lagu ini adalah cermin. Bukan hanya untuk para pemegang kuasa, tapi juga untuk kita semua, agar tidak kehilangan suara dan kesadaran,” ujar Yoga BM, sang penulis lirik, Senin (26/5/2025)

Sementara itu, Antok menambahkan, musik adalah medium jujur.

"Lewat lagu ini, kami hanya ingin menyampaikan bahwa suara rakyat tidak boleh padam, betapapun sunyinya jalan yang harus dilalui,” timpalnya

Diproduksi Gio Production, 'Negeri Sakkarepmu' bukan sekadar lagu, tetapi sebuah pernyataan dan doa sekaligus teriakan dalam diam, untuk negeri yang terus diimpikan pulih dari luka-luka yang dibiarkan menganga.

Proses pembuatan 'Negeri Sakkarepmu' yang melibatkan sejumlah musisi yakni Indra Kenatha, Yeyen Gitar, dan Gita Biola.

Sedangkan untuk publisher musik ditangani One Entertainment Jakarta, sehingga karya ini bisa dinikmati di berbagai platform musik digital mulai 28 Juni mendatang. (dad/mar)