SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prof Dr KH Imam Ghazali Said mengingatkan warga NU – termasuk warga NU - agar klan Ba'Alawi - termasuk Habib Luthfi bin Yahya - jangan sampai menduduki posisi kunci di NU. Alasannya klan Ba’alawi selain punya rekam jejak tidak baik yaitu membela penjajah Belanda juga berpotensi akan mengubah sejarah NU.
Bahkan, tegas Prof Kiai Imam Ghazali Said, sebagian klan Ba'Alawi bahkan berani bohong dan membuat Hadits palsu.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
“Kok cek beraninya,” kata guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu dalam Podcast BANGSAONLINE yang membahas tentang klaim Habib Luthfi Bin Yahya yang mengklaim kakeknya, Hasyim bin Umar bin Yahya, pendiri NU.
Prof Kiai Imam Ghazali Said membantah keras klaim Habib Luthfi itu. Menurut Prof Imam Ghazali, tak ada data sejarah yang mendukung. Pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur itu menjelaskan secara detail dalam Podcast BANGSAONLINE yang dipandu M. Mas’ud Adnan.
Ia mengingatkan kasus Muktamar NU di Lampung. Menurut dia, Kiai Achmad Chalwani menolak keras saat Habib Luthfi dicalonkan sebagai Rais ‘Aam Syuriah PBNU.
Baca Juga: Mahfud MD Respons Podcast BANGSAONLINE, Kakek Habib Luthfi Bukan Pendiri NU
“Kenapa menolak? Ini yang penting. Karena kalau Habib Luthfi jadi Rais ‘Aam ia akan memasukkan kakeknya sebagai pendiri NU,” tegas Prof Dr Kiai Imam Ghazali Said yang juga Wakil Rais Syuriah PCNU Kota Surabaya.
Alumnus Universitas Al Azhar Mesir dan Universitas Khortum Sudan itu juga menilai bahwa nasionalisme klan Ba'Alawi sangat tipis. Sebaliknya, mereka selalu membanggakan Yaman.
Maklum, mereka berasal dari Yaman. Bukan warga Indonesia. Mereka datang ke Indonesia untuk kepentingan ekonomi, bukan Islam.
Baca Juga: Prof Kiai Imam Ghazali: Klaim Habib Luthfi tentang Kakeknya Pendiri NU Menyesatkan
“Mereka datang ke sini bukan untuk menyebarkan Islam, tapi untuk kepentingan ekonomi,” tegas Prof Kiai Imam Ghazali Said.
Menurut dia, sebelum klan Ba’Alawi itu datang ke Nusantara, di sini Islam sudah merata berkat perjuangan para walisongo. Jadi klan Ba’Alawi itu datang belakangan setelah berabad-abad sebelumnya para walisongo berjuang dan berdakwah untuk menyebarkan Islam.
“Para walisongo itu bukan klan Ba’Alwi,” katanya.
Baca Juga: Pro-Kontra Tesis Kiai Imaduddin Soal Nasab Ba'Alawi
Bahkan klan Ba’Alwi itu datang ke nusantara diangkut kapal Belanda untuk melawan ulama pribumi atau bumi putra.
Meski demikian, tegas Prof Kiai Imam Ghazali, kita harus memilah. Tak boleh menggeneralisasi semua habib klan Ba’Alwi. Ia mengingatkan ada juga ulama klan Ba'Alawi yang baik. Ia menyebut contoh Prof Dr Quraish Shihab dan Dr Alwi Shihab. Dua tokoh Islam itu, tutur Kiai Imam Ghazali Said, tak mau dipanggil habib. Bahkan Quraish Shihab dan Alwi Shihab (keduanya bersaudara) tak mau dicium tangannya.
Nah, silakan Simak Podcast BANGSAONLINE di channel YouTube sekarang juga.
Baca Juga: Keren! Nama Kiai Pendiri NU Diusulkan Jadi Nama Bandara Internasional Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News