Minta Akhiri Polemik Nasab, Kiai Asep Desak PBNU Pertemukan Imad dan Habib Taufiq Assegaf

Minta Akhiri Polemik Nasab, Kiai Asep Desak PBNU Pertemukan Imad dan Habib Taufiq Assegaf Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan Syaikh Muhammad Ahmad Mabruk Al-Husaini dari Mesir saat memimpin doa dalam HUT ke-25 HARIAN BANGSA atau Seprempat Abad HARIAN BANGSA di kantor HARIAN BANGSA Jalan Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya, Senin (24/2/2025). Foto: A Fauzi/bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA minta agar PBNU mempertemukan KH Imaduddin Usman Al Bantani dengan Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf untuk mengakhiri polemik nasab yang telah berlangsung bertahun-tahun.

“Saya minta mereka dipertemukan. Sudahlah akhiri polemik nasab itu. Kita tinggalkan fitnahnya dan kita ambil hikmahnya. Jadi mereka harus dipertemukan,” pinta Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto dalam Podcast BANGSAONLINE yang kini viral.

Saat berita ini ditulis Podcast BANGSAONLINE yang mengupload pernyataan Kiai Asep itu telah ditonton 142.000 orang. Sedangkan netizen yang komentar mencapai 3.087 orang. Podcast BANGSAONLINE itu baru diunggah tiga hari yang lalu.

“Dulu Imad dan Abbas itu minal muhibbin. Saya mendengar dari orang-orang Buntet,” kata Kiai Asep yang popular sebagai kiai miliarder tapi dermawan.

Imaduddin Usman adalah seorang ulama muda NU yang pada tahun-tahun terakhir menjadi sorotan publik karena penelitiannya yang kontroversial tentang nasab Ba'alawi. Penelitian Imaduddin memicu perdebatan luas di kalangan umat Islam di Indonesia, terutama warga NU. Imaduddin berpendapat bahwa nasab Ba’alawi terputus (munqathi’) alias tak nyambung kepada Rasulullah SAW – terutama Ubaidillah – sehingga mereka tak layak mengklaim sebagai dzurriyah Rasulullah. Imad sendiri merupakan pendiri dan pengasuh Pondok pesantren Nahdlatul Ulum di Kresek, Tangerang, Banten.

Sedangkan yang dimaksud Abbas adalah Muhammad Abbas Billy Yachsi, Ketua Umum Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) dan Laskar Sabilillah (LS).

Sementara Habib Taufiq bin Abdul Qodir Asseggaf adalah Ketua Umum Rabithah Alawiyah, organisasi para habaib.

Menurut Kiai Asep, Imad dan Abbas itu bersikap seperti sekarang karena kecewa terhadap beberapa habib yang omongannya kasar dan mencaci para kiai NU. 

“Masak Rais Aam PBNU, Kiai Ma’ruf Amin, dianjing-anjing (oleh Habib). Itu kan masih ada videonya,” kata Kiai Asep.

"Imad kemudian mengadakan penelitian tentang nasab," kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa dalam penelitiannya itu menumukan data bahwa Ba'alawi itu nasabnya tak nyambung kepada Rasulullah SAW.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu juga minta agar para habaib memperbaiki sikapnya, tidak merendahkan orang pribumi. 

Menurut Kiai Asep, dalam Islam tak ada ras yang lebih unggul dari ras yang lain. Dalam pandangan Allah semua sama. Yang membedakan adalah tingkat ketakawaannya kepada Allah SWT.

Kiai Asep lalu mengutip sabda Rasulullah SAW bersabda "Laa fadhla li-arabiyyin ala ajamiyyin wa laa li-ajamiyyin ala arabiyyin wa laa li-ahmara ala aswada wa laa aswada ala ahmara illa bi-ttaqwa,".

"Tak ada kelebihan orang Arab dari yang bukan Arab (ajam), yang bukan Arab dari orang Arab, yang berkulit merah dari yang berkulit hitam, dan yang berkulit hitam dari yang berkulit merah, selain dari ketakwaannya," kata Kiai Asep.

Kiai Asep juga minta agar Habib Taufiq mencabut hukum yang mengharamkan syarifah (wanita keturunan Rasulullah) menikah dengan orang Jawa atau orang pribumi.

“Ini kan merendahkan bangsa Indonesia. Saya mendengar ada syarifah yang sudah menikah dengan orang Jawa dipaksa cerai. Ini kan haram. Memaksa orang yang sudah menikah bercerai itu hukumnya haram mutlak,” tegas Kiai Asep.

Bagaimana pernyataan lengkapnya? Silakan tonton Podcast BANGSAONLINE di channel YouTube.