BLITAR, BANGSAONLINE.com - Bupati Blitar Rini Syarifah meluncurkan Tali Centing, program inovasi dari Dinas Kesehatan. Tali Centing adalah akronim dari Kelompok Wanita Peduli Pencegahan Stunting.
Dalam sambutannya, Bupati Rini menyampaikan angka stunting di Kabupaten Blitar pada 2023 yang mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan 2022. Data tersebut berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
Baca Juga: FMPN Dukung dan Siap Menangkan Petahana Rini di Pilbup Blitar 2024
Pada 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Blitar sebesar 14,3 persen, dan pada 2023 sebesar 20,3 persen.
Sedangkan pada 2024, angka stunting di Kabupaten Blitar ditargetkan turun menjadi 8,6 persen.
"Artinya, kita semua harus bekerja keras, bersinergi, dan kolaborasi untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Blitar," kata bupati yang karib disapa Mak Rini.
Baca Juga: Pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Blitar Dihentikan, Berikut Penyebabnya
Percepatan penurunan stunting menjadi prioritas pembangunan yang dituangkan dalam Perpres No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Adapun strategi pencapaian percepatan penurunan stunting adalah setiap upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor di pusat, daerah, dan desa.
Intervensi spesifik, yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting. Sedangkan intervensi sensitif, yakni kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab tidak langsung terjadinya stunting.
Baca Juga: Wujudkan Swasembada Pangan, Polres Blitar Tanam Jagung di Lahan Kosong
Ada 11 intervensi spesifik yang dirancang, antara lain, skrining anemia, konsumsi tablet tambah darah (TTD) remaja putri, pemeriksaan kehamilan (ANC), konsumsi tablet tambah darah ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronik (KEK), pemantauan pertumbuhan balita, dan ASI eksklusif.
Salah satu kegiatan dalam intervensi spesifik, yaitu tata laksana balita bermasalah gizi dengan pemberian PMT lokal pada balita gizi kurang dan pemberian PKMK (pangan olahan untuk keperluan medis khusus) pada balita stunting.
Menurutnya, pelaksanaan pemberian PMT lokal dan PKMK diperlukan pendamping untuk memastikan kegiatan itu dikonsumsi oleh balita.
Baca Juga: Rapat Persiapan Dua Debat Paslon Bupati Blitar Deadlock, LO Mak Rini Minta Ada Catatan
Untuk itu, Dinkes Kabupaten Blitar mengajak kelompok wanita mulai dari Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah dan Nasyiyatul Aisyiyah, agar bisa membantu dalam mendampingi dan pengawasan konsumsi pada balita.
"Maka itu, Dinkes menghadirkan inovasi Tali Centing. Artinya seluruh organisasi wanita bisa berperan aktif dalam penurunan angka stunting di Kabupaten Blitar," katanya. (adv/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News