SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Rumput Laut (PLTRL) yang direncanakan Pemerintah Daerah Kabubaten (Pemkab) Sumenep terancam tidak terealisasi dalam waku singkat. Pasalnya, meskipun pemerintah daerah melalui Kantor Energi Sumber daya mineral (ESDM) setempat telah menjalin kerjasama dengan salah satu investor dari Belanda, namun rumput laut yang bisa dijadikan bahan baku energy terbaru belum tersedia. Rata-rata di Sumenep rumput laut yang dibudidayakan oleh petani adalah rumput laut jenis untuk konsumsi.
Kepala Kantor ESDM Abd Kahir menjelaskan, rumput laut yang akan digunakan sebagai bahan baku energy pembangkit listrik adalah rumput laut jenis Laminaria. ”Untuk sementara rumput laut jenis itu di Sumenep belum dibudidayakan,” katanya.
Baca Juga: Pesan Dandim 0827 Sumenep Usai Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Kantor Bupati
Selain itu, dalam merealisasikan proyek tersebut masih membutuhkan tahapan yang cukup panjang. Oleh sebab itu, pihaknya berharap ke depan pembudidayaan rumput laut jenis itu untuk digalakkan. ”Ada tahapan-tahapan yang baru dilalui untuk merealisasikan proyek itu. Jadi, meskipun ada jenis rumput lautnya tidak bisa direalisasikan dalam waktu singkat,” ungkapnya.
Dikatakan, proyek PLTRL merupakan investasi dari salah satu investor dari Belanda. Jika terealisasi, investasi untuk PRTL sangat besar yakni 100 juta euro. Diprediksi nanti pembangkit listrik itu akan menghasilkan listrik sebesar 100 mega watt. Ditegaskan, dipilihnya Sumenep sebagai tempat program PLTRL itu, dikarenakan Sumenep memiliki wilayah peraiaran yang sangat luas, sehingga potensi untuk mengembangkan rumput laut jenis Laminaria sangat besar.
”Selain itu, banyak wilayah yang belum teraliri listrik dan letak geografis di Sumenep yang terpisah-pisah. Sehingga sangat memungkinkan untuk menggunakan PRTL. Karena untuk menggunakan layanan PT PLN sangat tidak memnungkinkan,” ungkap dia.
Baca Juga: Dinsos Sumenep Bersama USAID ERAT Gelar Workshop untuk Susun RAD Pemenuhan Hak Disabilitas
Sementara lokasi yang akan dijadikan tempat pembangunan mega proyek tersebut, mantan Kabag Humas Pemkab Sumenep itu belum bisa memastikan. Hanya saja dirinya memprediksi pembangunan PLTRL akan ditempatkan di sejumlah pulau-pulau besar seperti Sapeken, Masalembu dan Kengean. ”Kami harap dukungan dari semua pihak, karena jika ini terealisasi listrik di kepulauan bisa menyala selama 24 jam,” terang dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumenep, Moh. Jakfar membenarkan jika rumput laut Laminaria selama ini masih belum ada yang membudidayakan. Saat ini petani hanya mempunyaiw rumput laut jenis Eucheuma Cottoni. ”Secara umum jenis rumput laut di Sumenep hanya untuk konsumsi, bukan untuk energy,” ungkap dia.
Menurutnya, rumput laut laut jenis Laminaria tergolong langka. Karena masih belum dibudidayakan secara massal. ”Biasanya rumput laut jenis ini bisa ditanam di kedalaman 10 meter dengan produksi 1000 ton setiap hektarnya,” ungkapnya.
Baca Juga: Ciptakan Udara Bersih dan Berkualitas, DLH Sumenep dan Medco Energi Tanam Ribuan Pohon
Lebih lanjut pria asal Pulau Sapeken itu, mengungkapkan menyambut baik adanya upaya pembangunan PLTRL yang diupayakan oleh para investor asing. Sebab, hingga saat ini kelistrikan di sejumlah kepulauan di Sumenep masih menjadi persoalan yang cukup urgent.
”Prinsipnya pemerintah daerah tetap menyambut baik, dan pasti akan mendukungnya selagi tidak membebani APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah),” tukasnya. (fay/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News